Sukses

6 Fakta Menarik Subulussalam yang Namanya Pemberian Ulama Aceh Ternama

Subulussalam merupakan kota hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Singkil pada 2007.

Liputan6.com, Jakarta - Subulussalam merupakan nama sebuah kota yang ada di Provinsi Aceh. Kota ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Singkil sejak 2007.

Berdasarkan letak geografisnya, Kota Subulussalam berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara di sebelah utara, Kabupaten Aceh Singkil di sebelah selatan, Kabupaten Aceh Selatan di sebelah timur, serta Provinsi Sumatera Utara di sebelah barat. Luasnya mencapai 1.391 kilometer persegi.

Kota Subulussalam memiliki lima kecamatan, yaitu Simpang Kiri, Penanggalan, Rundeng, Sultan Daulat, dan Longkib. Kecamatan Sultan Daulat merupakan kecamatan terluas di kota ini, sedangkan Kecamatan Penanggalan menjadi kecamatan terkecil dengan luas wilayah 93 kilometer persegi. 

Pada 2020, jumlah penduduk Kota Subulussalam berjumlah 90.751 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 46.065 jiwa dan perempuan sebanyak 44.686 jiwa. Selain itu, ada enam fakta menarik lainnya dari Kota Subulussalam yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Pemberi Nama Kota

Subulussalam diambil dari Bahasa Arab yang dapat diartikan sebagai jalan menuju kedamaian atau kesejahteraan. Pemberian nama kota ini bertujuan agar Subulussalam menjadi kota ibadah.

Nama kota itu adalah pemberian ulama kharismatik sekaligus Gubernur Aceh pada masanya, alm. Prof. Ali Hasyimi, ketika berkunjung ke daerah Subulussalam. Almarhum juga memberikan beberapa nama untuk daerah-daerah perbatasan lainnya.

2. Kompleks Makam Syekh Hamzah Fansyuri

Syekh Hamzah Fansyuri adalah seorang ulama besar di Aceh dan seorang pujangga. Ia diperkirakan hidup pada abad ke-16 sampai awal abad ke-17. Pada 2013, ia dianugerahi Bintang Budaya Parama Dharma oleh Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.

Makam Syekh Hamzah Fansyuri terletak di Desa Oboh, Kecamatan Rundeng, sekitar 45 kilometer dari pusat Kota Subulussalam. Kompleks pemakaman ini berada dekat dengan Sungai Oboh. Batu nisan pada makam ini berbentuk segi enam dengan tinggi 90 cm. Pada bagian atas nisan terdapat hiasan berbentuk bulan yang berdiameter 120 cm.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Air Terjun Silelangit

Air Terjun Silelangit atau yang dikenal juga dengan sebutan Air Terjun Silangit-langit berada di Kecamatan Sultan Daulat. Air Terjun ini bertingkat dengan sumber air yang jernih. Sejauh mata memandang, pengunjung bisa menikmati hutan tropis alami. Air Terjun Silelangit masuk dalam nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) 2021 dengan kategori Destinasi Baru.

Untuk mencapai air terjun ini harus menggunakan dua transportasi, yaitu transportasi darat menuju dermaga. Kemudian, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan perahu tradisional sekitar satu jam menyusuri Sungai Singgersing. Selama perjalanan dapat melihat keindahan hutan yang rimbun.

4. Wisata Alam di Penanggalan

Kecamatan Penanggalan memiliki beberapa objek wisata. Pertama, Wisata Alam Penuntungan adalah destinasi menyajikan aliran sungai jernih yang dikelilingi pepohonan hijau, membuat suasana sekeliling wisata alam terasa sejuk dan asri.

Tempat wisata alam ini memiliki air terjun dengan ketinggian kurang lebih 20 meter. Air sungai yang berada di tempat wisata ini tidak terlalu dalam, sehingga pengunjung senang berenang di sini.

Kecamatan Penanggalan juga menyediakan lokasi arung jeram dari Kampong Jontor hingga Kampong Sekelang menyusuri air Sungai Lae Kombih. Selain itu, di sekitar tempat arung jeram terdapat air terjun lainnya, yaitu Air Terjun Bidadari, Air Terjun Kedabuhan, dan Air Terjun Kedabuhan Kecil. Khusus untuk Air Terjun Kedabuhan, memiliki debit air yang besar yang dikelilingi oleh pemandangan bebatuan alami.

3 dari 4 halaman

5. Tari Dampeng

Tari Dampeng merupakan tarian persembahan dan dipertunjukkan pada acara pernikahan sebagai rangkaian prosesi mengantar mempelai pria. Jumlah penarinya harus genap karena gerakan tari banyak yang berpasangan. Biasanya ditarikan oleh 10-12 orang dan minimal delapan orang, sudah termasuk pemain musik serta pengkhulu khonde atau penyanyi.

Tarian ini harus dilakukan oleh laki-laki. Ketika acara pernikahan, penari melingkari mempelai pria dan menari dengan gerakan berputar-putar. Selama menari, pengkhulu khonde melantunkan syair atau pantun nasihat. Tujuan dari gerakan melingkar agar mempelai dijauhkan oleh orang tidak senang hati kepada mempelai pria.

6. Nditak Matak

Nditak Matak merupakan salah satu makanan tradisional Subulussalam. Makanan ini terbuat dari beras yang ditumbuk kasar dan dicampur gula, garam, sepotong ayam, dan kelapa parut.

Nama Matak berarti tidak dimasak atau mentah karena kelapa muda dan beras sebagai bahan baku makanan ini disajikan tanpa diolah. Makanan tradisional ini sering ditemukan pada acara resmi, seperti pesta pernikahan dan merayakan kelahiran. Menurut kepercayaan setempat, Nditak Matak wajib dihidangkan empat hari sebelum melahirkan.

Cara membuatnya, beras direndam selama tiga jam agar lembek lalu ditumbuk hingga hancur. Kemudian, campurkan beras yang sudah ditumbuk dengan parutan kelapa, gula, serta garam dan diaduk hingga tercampur. Setelah makanan tercampur, adonan tersebut diperas dengan menggunakan tangan dengan cara dikepalkan.

Sementara itu, siapkan satu ekor ayam yang telah dipotong-potong dan dipanggang. Selanjutnya, adonan kelapa dan beras dicampurkan dengan ayam. Ayam yang disajikan dalam hidangan ini dimaksudkan sebagai penghormatan kepada tamu karena masyarakat setempat jarang mengonsumsi ayam. (Gabriella Ajeng Larasati)

4 dari 4 halaman

Cek Zonasi Destinasi Liburan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.