Sukses

Orangutan Kalimantan Bisa Bebas Kembali Setelah 4 Tahun Diperlakukan Kejam oleh Pemiliknya

Kondsi Orangutan bernama Bujing itu sangat memprihatinkan saat ditemukan, tubuhnya kurus, tak punya rambut dan kekurangan gizi.

Liputan6.com, Jakarta - Seekor orangutan berada dalam kondisi memprihatinkan setelah selama empat tahun dukurung dalam kondsi megenaskan. Hal itu terjadi setelah dia diculik dari ibunya yang mati. Dia adalah orangutan jantan bernama Bujing. Ia dijual seharga Rp1,1 juta pada pemilik yang memperlaukannya dengan kejam hingga membuat kepalanya botak.

Dilansir dari The Sun, 16 September 2021, hewan malang ini dirantai di luar rumah di kawasan selatan Kalimantan Barat. Bujing yang berusia sembilan tahun ini sangat ketakutan tiap kali melihat pemiliknya yang kejam hingga membuat semua rambutnhya rontok.

Ia kemudian ditemukan oleh Kylie Bullo seorang manajer proyek konservasi dari Proyek Orangutan pada 2014. Kylie dan timnya menempuh perjanan selama lebih dari delapan jam untuk menyelamatkan Bujing dari situasi yang lebih buruk lagi.

Menurut Kylie dan timnya pada Daily Mail Australia, saat tim penyelamat datang, Buijing ditemukan sedang dirantai di dekat rumah. Kondsinya sangat memprihatinkan, tubuhnya kurus, tak punya rambut dan kekurangan gizi.

Menurut pemiliknya, Bujing dulu kerap diberikan susu dan mandi secara teratur. Namun saat orangutan itu bertamabah umurnya, ia sering masuk ke rumah tetangga dan mengambil makanan mereka. Situasi itu membuat pemiliknya merantainya di rumah.

Tim tersebut juga menemukan bekas luka di bagian belakang badan Bujing. Pemilik Bujing akhirnya menyerahkan orangutan itu ke tim penyelamat yang kemudian membawanya ke pusat pertolongan The Orangutan Project.

"Kita bisa membayangkan bagaimana Bujing sangat sedih dan menderita selama empat tahun. Tapi kiat bisa melihat ada sedikit kecerahan di matanya yang menandakan ia masih punya harapan untuk menjalani hidup yang kebih baik nantinya," terang Kylie.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sudah Jauh Lebih Baik

Sejak dipindahkan ke pusat pertolongan di Kalimantan Barat, kondisi Bujing semakin membaik dan bahkan kesehatannya meningkat drastis.  Menurut Kylie, secara fisik Bujing memang terlihat lebih tua dari orangutan seumuran dirinya, tapi tubuhnya lebih kecil. Penyebabnya karnea ia sempat mengalami malnutrisi yang kronis.

"Untungnya, Bujing sudah menjalani hidup yang lebih baik dan meninggalkan kehidupan lamanya yang suram. Saat ini ia pnya kesempatan kedua menjalani hidup yang lebih baik di habitat orangutan yang seharusnya," tutur Kylie.

Pada 2019, kondisi fisik Bujing sudah jauh lebih baik. Tubuhnya sudah lebih kuat dab berisi. Rambutnya yang sempat rontok juga sudah tumbuh kembali.  Setelah menjalani rehabilitasi selama lima tahun, Bujing dinyatakan siap dilepasliarkan di habitat aslinya.

3 dari 4 halaman

3 Spesies Orangutan

Orangutan merupakan salah satu spesies endemik Indonesia yang jadi bagian penting dari keanekaragaman hayati Indonesia. Saat ini, diketahui ada tiga spesies orangutan, yaitu orangutan sumatra (Pongo abelii), orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus), dan orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis).

"Ketiganya digolongkan dalam kategori 'Critically Endangered' atau spesies yang kritis oleh IUCN Red List tahun 2017 dan kategori 'Dilindungi' Peraturan Menteri LHK no.106/Menlhk/2018 tentang Tumbuhan dan Satwa Dilindungi," tulis akun Instagram Kementerianlhk, 19 Agustus 2021.

Orangutan Kalimantan memiliki rambut panjang dan kusut berwarna merah gelap kecokelatan, lebih gelap dari orangutan sumatra. Hewan ini memiliki bagian wajah merah muda, merah, hingga gelap. Mereka bergerak lebih lambat dan sering turun menginjak tanah.

Orangutan kalimantan terdiri dari tiga subspesies, yaitu Pongo pygmaeus pymaeus, yang ditemukan berada di bagian utara Sungai Kapuas sampai timur laut Sarawak. Pongo pygmaeus wurmbii ditemukan di selatan Sungai Kapuas hingga barat Sungai Barito. Sementara Pongo pygmaeus morio tersebar mulai dari Sabah sampai ke selatan mencapai Sungai Mahakam di Kalimantan Timur.

4 dari 4 halaman

Imbauan Penyembelihan Hewan Kurban Saat Pandemi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.