Sukses

4 Gaya Hidup Sehat Semu, Dikira Baik tapi Ternyata Bikin Tubuh Kelelahan

Gaya hidup sehat terus digaungkan selama pandemi, tapi perhatikan praktiknya biar tidak tersesat.

Liputan6.com, Jakarta - Semakin banyak yang menyerukan untuk bergaya hidup sehat, terutama di masa pandemi. Mereka utamanya menjaga pola makan dengan beralih memakan lebih banyak buah dan sayur, serta mengurangi konsumsi daging dan lebih banyak mengonsumsi produk nabati.

Pola makan seperti itu mungkin terlihat sehat, tetapi itu mungkin berdampak pada energi Anda yang terkuras. Anda pun akan sulit terjaga dan tetap waspada di siang hari.

"Mengonsumsi makanan yang sehat terkadang bisa mengubah sesuatu menjadi tidak sehat dan dapat menguras energi jika terlalu dibatasi," ujar Yasi Ansari, ahli gizi dan juru bicara dari Academy of Nutrition and Dietetics, dilansir dari CNN, Rabu, 18 Agustus 2021. 

Lalu, apa saja gaya hidup yang dikira sehat tapi ternyata bisa membahayakan kondisi tubuh? Berikut rangkumannya.

1. Mengurangi Kalori yang Terlalu Banyak

Makanan yang dikonsumsi menyediakan energi yang dibutuhkan untuk tetap fokus dan produktif sepanjang hari. Dengan mengurangi konsumsi kalori secara berlebihan, tubuh akan lebih mudah lelah.

Menurut ahli diet Elizabeth DeRobertis, banyak yang masih berpikir bahwa ketika ingin menurunkan berat badan, mereka harus mengonsumsi makanan sesedikit mungkin, tetapi hal tersebut tidak akan bertahan dalam jangka waktu yang lama.

"Jika Anda ingin mengurangi berat badan dan mengurangi asupan kalori terlalu besar, tubuh Anda justru tidak memiliki energi yang dibutuhkan untuk sehari-hari," ujar DeRobertis yang juga Direktur Pusat Nutrisi Scarsdale Medical Group di Rumah Sakit White Plains.

DeRobertis yang juga menciptakan program penurunan berat badan mandiri secara online menambahkan, pembatasan asupan dapat mengakibatkan perlambatan metabolisme dan akan terasa seperti kehabisan energi. "Anda mungkin terlalu lapar dan akhirnya makan berlebihan," tambahnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Terlalu Jarang Makan

Ahli diet di Atlanta dan seorang spesialis pengelolaan berat badan, Melissa Majumdar mengatakan terlalu jarang makan dapat membuat tubuh sering mengantuk dan lesu. Kedua indikasi itu merupakan isyarat tubuh agar memperbanyak asupan makanan.

"Jika dua hingga tiga jam setelah makan Anda kekurangan energi, konsumsi camilan yang mengandung protein dan serat seimbang, seperti buah segar dengan segenggam kacang atau seukuran kantung kecil edamame," tambah Majumdar.

Menurut Majumdar yang juga seorang koordinator bagian metabolisme dan bariatrik di Rumah Sakit Universitas Emory Midtown, ketika seseorang merasa energinya terlalu rendah, dapat memeriksa jumlah energi yang dikonsumsi. "Mulailah dengan menambahkan satu sampai dua ons protein tanpa lemak, setengah cangkir biji-bijian," ujar Majumdar.

3. Mengurangi Terlalu Banyak Karbohidrat

Kadar karbohidrat yang terlalu rendah menimbulkan kadar gula darah pun rendah. Hal itu membuat Anda merasa lelah dan mudah tersinggung. Selain itu, rendahnya karbohidrat juga menyebabkan dehidrasi dan kelelahan.

"Untuk setiap gram karbohidrat yang disimpan dalam tubuh, ada sekitar dua hingga tiga gram air yang tertahan," ujar DeRobertis.

Mengurangi asupan karbohidrat, seperti kue kering dan makanan-makanan bergula, sebenarnya sah-sah saja karena itu termasuk karbohidrat sederhana. Tetapi, harus dipastikan tidak mengurangi karbohidrat yang kaya akan serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.

 

 

3 dari 4 halaman

4. Olahraga Berlebihan

Majumdar mengatakan, seberapa lama dan intens harus berolahraga tergantung masing-masing individu, tuntutan hidup, tingkat stres, tingkat kesehatan, dan jenis olahraga. Selama berolahraga, biasanya tubuh akan membakar kombinasi dari lemak dan karbohidrat.

"Jika Anda tidak mengonsumsi karbohidrat yang cukup, akan sulit untuk mengisi energi ketika latihan dan jika hal ini terus terulang maka, karbohidrat yang simpan tubuh (glikogen) tidak dapat terisi kembali," ujar Majumdar.

Penting pula untuk membandingkan kondisi tubuh sesudah dan sebelum berolahraga serta mempertimbangkan penambahan asupan karbohidrat atau kalori. Majumdar juga menambahkan, ketika mengurangi sesi olahraga, Anda sebaiknya menjaga tingkat energi agar tetap seimbang. (Gabriella Ajeng Larasati)

4 dari 4 halaman

Alasan Diet Tidak Berhasil

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.