Sukses

Prediksi Perubahan Kebiasaan Belanja Pascapandemi, Produk Ramah Lingkungan sampai Pembayaran Digital

Teknologi disebut berperan krusial dalam perubahan sosial, termasuk cara berbelanja pascapandemi.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak, begitu banyak, sendi kehidupan penduduk Bumi, termasuk cara berbelanja. Dengan segala pembatasan, belanja online jadi primadona selama pandemi global, tren yang diprediksi akan terus berlanjut bahkan setelah masa krisis kesehatan.

Head of Account Management Mastercard Indonesia, Arief Kusuma menjelaskan, selama 15 bulan terakhir, pihaknya mencatat beberapa perubahan pola konsumsi. Pertama, berkembangnya pembayaran cashless, serta lebih banyak orang peduli pada keamanan data pribadi dalam prosesnya.

"E-commerce sekarang sudah diakses setiap generasi dengan pembelanjaannya lebih banyak untuk produk kesehatan dan kebutuhan sehari-hari," katanya dalam sesi How is the Muslim Online Consumer Behavior changing Post COVID-19, Virtual Halal In Travel Global Summit 2021, Kamis, 15 Juli 2021.

Arief juga menyebut, fitur "Buy Now, Pay Later," juga naik daun karena "fleksibilitas untuk mengola arus kas."

Christopher Daguimol, Head of Corporate Communications ZALORA Group, menyambung bahwa berdasarkan data pihaknya, pelanggan memang tetap belanja selama pandemi, namun "ukuran keranjang" mereka berubah. "Konsumen memilih produk berharga lebih ekonomis," tuturnya.

Dengan perkembangan kultur budaya online, Chris menyambung, banyak merek mengambil kesempatan untuk mengekspansi cakupan pasar mereka. "Perlu dicatat juga bahwa pasar sekarang lebih 'mempertanyakan' layanan, kemudahan, dan faktor ramah lingkungan," imbuh Chris.

"Jika sedang membangun situs web, saya sarankan untuk mengembangkannya ke dalam bentuk aplikasi ponsel. Orang sekarang cenderung mengakses semuanya melalui ponsel mereka, itu dianggap lebih mudah," ucapnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Investasi di Teknologi

Berdasarkan perkembangan itu, Head of Research and Training CrescentRating, Dr Nurhafihz Noor, mengatakan teknologi berperan krusial dalam perubahan sosial. "Kita tidak hanya bicara tentang situs web, namun ruang digital yang membuat kita bisa berkelana ke seluruh dunia dari mana pun," ucapnya.

Ia menyebut teknologi bisa membantu setiap orang merangkul pengalaman baru. Teknologi, sambung dia, harus punya ruang untuk terus berkembang.

"Tapi ini bukan sesuatu yang otomatis terjadi, harus ada investasi di sana, entah dari pemerintah maupun stakeholder terkait," ucapnya. Jika tidak, Dr Noor mengatakan, level kemampuan teknologi justru akan menurun.

Sinan Ismail dari Digital Durian menambahkan sebagai merek, mereka sangat menyambut pergerakan penjualan di ranah digital. "Satu yang harus diperhatikan adalah bagaimana orang membicarakan produk kita. Mengingat keterbatasan kontak fisik (saat berjualan online), konten digital harus dikemas sekuat mungkin, serelevan mungkin," tuturnya.

3 dari 4 halaman

Kampanye Bersifat Lokal

Ismail menyambung, merek yang berkualitas justru akan memanfaatkan pandemi untuk membangun eksistensi merek dengan lebih baik. "Tinggal bagaimana memahami pasar dengan perspektif yang tepat," katanya.

Chris mengatakan, pasar Asia Tenggara kebanyakan merupakan milenial. "Jadi, bagaimana merek bisa terhubung dengan konsumen modern ini. Salah satunya bisa diarahkan melalui data. Dari situ, kita bisa tahu konten apa yang mereka cari," katanya.

Di samping, penting untuk melangsungkan kampanye yang sifatnya "sangat lokal." "Makanya materi promosi Zalora di Singapura, Malaysia, Filipina, dan Indonesia tidak pernah sama. Itu harus dibuat sedekat mungkin (dengan pasar)," tandasnya.

 

4 dari 4 halaman

Infografis Waspada Penipuan Online Shop via Medsos

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.