Sukses

Sebuah Kampus di China Gelar Kursus Pernikahan bagi Mahasiswanya

Pentingnya memahami pernikahan, sebuah kampus menggelar kursus pernikahan bagi mahasiswanya.

Liputan6.com, Jakarta - Persoalan pernikahan menjadi hal menarik perhatian di China. Sebuah kampus di sana menggelar kursus pernikahan kepada para mahasiswanya. Dalam sebuah video yang beredar di Sina Weibo baru-baru ini, seorang mahasiswa tampak mengenakan jaas dan seorang mahasiswi mengenakan pakaian putih berjalan bergandengan tangan.

Mereka berjalan dari kelas ke podium, diiringi alunan Mars Pernikahan. Kemudian, siswa laki-laki itu berlutut, mempersembahkan karangan bunga dan meletakkan cincin di jari "pengantin" -nya.

“Kursus, perencanaan dan manajemen kegiatan pernikahan, adalah kursus selektif bagi mahasiswa di Shanghai Institute of Technology,” ujar mahasiswa junior bermarga Li, seperti dilansir dari laman Global Times, Sabtu, 15 Mei 2021.

“Kami belajar tentang adat istiadat yang berkaitan dengan pernikahan, proses, dan cara merancang pernikahan," imbuhnya.

Warganet menganggap kursus tersebut sebagai pembelajaran yang sangat menarik yang membantu siswa mempelajari arti pernikahan. Seorang warganet bercanda, "Mereka harus mensimulasikan perceraian di sesi berikutnya, untuk berjaga-jaga."

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menyesal Menikah

Memahami makna pernikahan memang sangat penting. Berdasarkan survei tahunan China Beautiful Life Survey pada 2020, hampir 20 persen wanita (di China) mengatakan mereka menyesal menikah, dibandingkan dengan 12 persen pada 2017 dan sembilan persen pada 2012. Sementara hanya tujuh persen pria yang mengaku menyesal menikah, seperti dilansir dari laman South China Morning Post, Sabtu, 15 Mei 2021.

Kenyataan semakin umum di Negeri Tirai Bambu itu, di mana banyak orang, terutama wanita, mempertanyakan institusi pernikahan. Liu Fang, salah satu contohnya. Liu telah menikah selama tujuh tahun dan memiliki seorang putra berusia enam tahun. Ketika dia pertama kali menikah, dia mengharapkan kebahagiaannya menjadi dua kali lipat dan kesedihannya berkurang setengahnya.

Faktanya, Liu harus bertanggung jawab atas pengasuhan anak dan pekerjaan rumah sambil mempertahankan pekerjaan. Hal itu adalah alasan umum ketidakbahagiaan dalam pernikahan.

Kasus perceraian di China terus meningkat dan jumlah pernikahan yang menurun dalam dekade terakhir. Rasio perceraian-ke-nikah, atau perceraian sebagai persentase perkawinan, sedikit di atas 20 persen pada 2009. Pada 2019 mencapai 50 persen, menurut data dari Kementerian Urusan Sipil.

3 dari 3 halaman

Cara China hingga Vietnam Tangani Virus Corona

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.