Sukses

Paket Perjalanan dari India ke Singapura via Transit di Negara Ketiga, Akal-akalan atau Solusi?

Iklan paket perjalanan dari India ke Singapura via transit di negara ketiga, dalam hal ini Sri Lanka, ditanggapi pro kontra oleh warganet dan pemerintah Singapura.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah iklan paket perjalanan yang menawarkan rute dari India ke Singapura dengan transit dulu di Sri Lanka mencuri perhatian publik Singapura. Pasalnya, paket tersebut ditawarkan di tengah kebijakan pelarangan masuk warga dari India sebagai imbas tingginya kasus Covid-19 di negara tersebut.

Dikutip dari AsiaOne, Rabu, 28 April 2021, iklan tersebut diunggah di HardwareZone pada Minggu malam, 25 April 2021. Dalam iklan disebutkan paket perjalanan menuju Singapura itu termasuk akomodasi selama 14 hari di Sri Lanka, asuransi Covid-19, tes PCR, dan tiket pesawat. Tidak disebutkan berapa harga untuk paket perjalanan itu.

Iklan yang sama bahkan sudah diunggah di akun Facebook oleh seseorang yang diyakini berkebangsaan India pada Jumat, pekan lalu. Lelaki itu diberitahu bahwa setelah bisa mendapat visa dan tinggal di Sri Lanka selama dua minggu, ia akan diperkenankan masuk ke Singapura. Warganet lain menanggapi dengan menyarankannya untuk memilih Nepal sebagai negara transitnya.

Di unggahan berbeda, mantan anggota parlemen Singapura, Calvin Cheng juga turut mendukung hal ini. Ia menyarankan warga india untuk melakukan perjalanan ke AS terlebih dan menghabiskan dua minggu di sana, sebelum nantinya terbang ke Singapura dan menjalani karantina selama 14 hari.

Unggahan ini memicu diskusi publik bahwa terdapat celah aturan yang sedang dimanfaatkan. "Semua orang yang memanfaatkan celah untuk memasuki negara ini harus dilarang secara permanen," kritik seorang warganet yang geram.

Warganet lainnya berusaha men-tag akun Cheng dengan Kementerian Kesehatan Singapura. Sebagian besar menilai pendapat Cheng melemahkan usaha pemerintah dalam pengendalian penyebaran Covid-19.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Picu Respons Menteri Kesehatan

Melihat banyaknya pro kontra di tengah publik, Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung akhirnya buka suara. Ia menegaskan bahwa larangan perjalanan itu tidak didasarkan kepada kewarganegaraan seseorang.

"Menurut saya, sebagai pengetahuan umum tentang pengendalian infeksi, terlepas dari kebangsaan Anda, jika Anda tinggal di suatu tempat cukup lama, Anda menanggung profil risiko tempat itu," jelasnya.

"Anda mungkin berasal dari negara lain, tetapi sekali Anda tinggal di negara baru untuk sementara waktu, Anda memiliki profil risiko baru," lanjutnya.

Dia menambahkan bahwa dengan pindah dari negara berisiko tinggi ke negara berisiko lebih rendah dan tetap dinyatakan negatif Covid-19 sebelum datang ke Singapura, orang-orang ini telah mengambil tindakan untuk menurunkan risiko penularan virus.

Mengetahui banyak pendatang dari India yang bekerja di sektor konstruksi dan kelautan tinggal di asrama, Lawrence Wong, Wakil Ketua Gugus Tugas Lintas Kementerian untuk Covid-19, mengatakan strain baru bisa saja telah masuk ke asrama dan mengakibatkan munculnya klaster baru. Maka, pembekuan sementara semua kedatangan dari India akan memberikan waktu bagi Singapura untuk memonitor situasi dan memiliki pemahaman lebih baik terkait varian baru yang ada di India.

Per Sabtu pekan lalu, semua pemegang izin masuk jangka panjang maupun pengunjung jangka pendek yang pernah ke India dalam waktu 14 hari terakhir dilarang memasuki India. Aturan itu juga berlaku untuk pengunjung yang transit di India meski sebelumnya mereka sudah mendapat persetujuan masuk ke Singapura. (Jihan Karina)

3 dari 3 halaman

Waspada Eksodus Tsunami Covid-19 India

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.