Sukses

Mambruk Victoria, Burung Endemik Papua Penghuni Mamberamo Foja

Mambruk victoria jadi salah satu satwa langka yang menjadi penghuni Suaka Margasatwa Mamberamo Foja di Papua.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memiliki sejumlah burung endemik. Namun, masih banyak orang yang tak mengenalnya, salah satunya burung mambruk victoria.

"Burung mambruk victoria (Goura victoria) merupakan spesies terbesar di antara jenis-jenis burung merpati. Ia salah satu jenis burung cantik endemik Papua penghuni Suaka Margasatwa (SM) Mamberamo Foja," tulis akun @kementerianlhk, 14 Februari 2021.

Burung itu warna bulunya biru keabu-abuan, sementara dada merah marun keungguan. Namun, satu yang paling khas adalah mahkota seperti kipas dengan ujung putih di kepalanya.

"Penyebaran mambruk victoria hampir di seluruh wilayah Papua. Meski begitu, menjumpai burung ini tidaklah mudah, burung ini memiliki sifat pemalu dan sangat peka akan kehadiran manusia. Jadi, untuk menjumpai burung ini kita harus pandai berkamuflase," lanjut akun tersebut.

Burung itu dikategorikan sebagai rentan di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) of Wild Fauna and Flora Appendix II atau burung yang terancam punah. Jadi, mambruk victoria adalah burung dilindungi oleh undang-undang.

Sementara, Mamberamo Foja merupakan kawasan konservasi yang sebelumnya berstatus suaka margasatwa. Kawasan yang terletak di Papua ini memiliki sejumlah spesies satwa.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Deforestasi di Mamberamo Foja

Penemuan spesies, seperti kupu-kupu hitam dan putih atau Ideopsis fojona, katak berhidung panjang atau Litoria sp nov, serta pergam kaisar atau Dacula sp nov, membuktikan tingginya keanekaragaman hayati Papua, dilansir dari lipi.go.id.

Menurut rencana, Mamberamo Foja diubah menjadi taman nasional mengingat taman nasional merupakan bentuk pengelolaan kawasan konservasi yang dapat mengakomodasi keberadaan masyarakat adat dan aktivitas pembangunan.

Berdasarkan kajian yang dilakukan tim Universitas Papua (Unipa) dalam kurun waktu 27 tahun antara 1990--2017, SM Mambaramo Foja mengalami deforestasi seluas 34.382 hektare dan degradasi hutan seluas 73.307 hektare. Kerusakan tersebut menyebar di beberapa kabupaten, mengingat SM Mamberamo Foja membentangi 12 wilayah kabupaten di Provinsi Papua, dilansir dari ksdae.menlhk.go.id.

3 dari 3 halaman

Corona Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.