Sukses

Perlengkapan Disinfeksi dan Pakaian Tidur Bayi Jadi Item Terlaku Mothercare Selama Pandemi

Tak bisa dipungkiri, pandemi mengubah prioritas para ibu berbelanja produk perlengkapan bayi.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 tak membuat laju kelahiran bayi menurun. Seiring itu pula, kebutuhan perlengkapan bayi meningkat. Tetapi, prioritasnya bergeser karena terpengaruh situasi.

Mandati Putri, Marketing Communication in charge Mothercare, menjelaskan perlengkapan sanitasi dan disinfektan untuk bayi dan anak paling dicari oleh pembeli di masa pandemi. Jenisnya mulai dari tisu basah, face shield, hingga cairan disinfeksi.

"Bayi kan memang tidak disarankan memakai masker. Kita menyediakan face shield untuk bayi. Tisu basah yang aman untuk bayi dan anak juga karena kulit mereka masih sensitif, sehingga tidak bisa sembarangan," kata Mandati dalam jumpa pers Mothercare Happy 15th Anniversary, Kamis (22/10/2020).

Penjelasannya juga sejalan dengan polling yang dilakukan Mothercare lewat akun media sosial mereka. Rangkaian tisu basah dan paket disinfeksi termasuk ke dalam daftar 15 produk perlengkapan bayi yang paling dicari pembeli selama pandemi.

Di luar itu, pakaian bayi dan anak juga banyak dicari, khususnya piyama atau baju rumahan. Ada pula bantal bayi yang didesain untuk menjaga bentuk kepala bayi baru lahir serta gendongan bayi masuk dalam daftar tersebut.

Kaus kaki juga masuk dalam daftar bersama dengan sepatu meski saat pandemi, jarang orangtua yang membawa anak atau bayi mereka ke luar rumah. Di deretan perlengkapan bayi ukuran besar terdapat bouncer, alas bermain multifungsi, dan stroller.

"Selain untuk jalan-jalan, stroller juga bisa dipakai di rumah, misalnya saat ibunya masak, anaknya bisa didudukkan di stroller," sambung Mandita.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ulang Tahun ke-15

Menginjak ulang tahun ke-15, Mothercare juga berbenah diri. Pandemi yang terjadi memaksa manajemen toko makin serius menggarap pasar daring, baik membuka toko di marketplace ataupun layanan chat to shop yang berfungsi layaknya personal shopper.

Stefani, Senior Marketing Manager Mothercare, mengatakan walau pandemi memengaruhi bisnis Mothercare, secara umum, jenama asal Inggris ini bisa bertahan. Bahkan, di tahun depan mereka berencana membuka toko baru lagi melengkapi 46 cabang yang sudah ada.

"Mothercare tetap tumbuh berkembang secara bisnis," kata dia.

Dengan pasar Indonesia yang besar, pihaknya akan semakin serius menggarap potensi yang masih terbuka, seperti menempatkan gerai tak hanya di mal, tetapi juga beberapa rumah sakit dan bandara. Sementara dari segi online, ia mengaku pelanggan merespons positif layanan personal shopper karena mereka bisa berkonsultasi sekaligus memastikan produk yang akan dibeli lewat foto produk secara langsung.

"Bagi pembeli yang mau mengecek sendiri, kami sediakan safety protocol yang cukup aman, baik untuk customer dan staf tokonya juga," sambung Stefani.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.