Sukses

Sensasi Makan Ramen Halal ala Kedai Pinggir Jalan Jepang Tanpa Biaya Tiket Pesawat

Makan ramen di kedai ini harus antre dan dilarang nongkrong karena harus bergantian dengan pengunjung lain, selayaknya di Jepang.

Liputan6.com, Jakarta - Cita rasa dan aroma kaldunya yang khas menjadikan ramen sebagai salah satu makanan favorit warga dunia. Tak heran bila hidangan terkenal asal Jepang ini mudah sekali ditemui di berbagai restoran Jepang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Namun, berbeda dari restoran ramen lainnya, Sai Ramen menghadirkan kedai semi terbuka yang berlokasi di parkiran di kawasan Serpong, Tangerang. Ramen bar berstruktur kayu itu mengingatkan pada kedai-kedai ramen pinggir jalan yang berada di Jepang.

"Di Indonesia, kami yang pertama mengusung konsep ramen bar, inspirasinya didapat dari negara asalnya, yaitu Jepang," ujar ‘M’, inisial pemilik Sai Ramen kepada Liputan6.com, Jumat, 18 September 2020.

Baru dibuka pada Sabtu, 29 Agustus 2020, kedai ramen tersebut sudah punya banyak penggemar. Pelanggan yang datang makan di meja bar yang mengeliling dapur terbuka. Kapasitas tempat duduknya hanya sekitar delapan sampai sepuluh orang saja. Maka, mereka harus mengantre untuk bisa makan di tempat.

"Jadi selesai makan, mereka bergantian dengan customer selanjutnya yang menunggu gitu, bukan yang nongkrong berjam-jam seperti di coffee shop," imbuhnya lagi.

Meski kapasitas tempat duduknya terbatas, kenyamanan pelanggan tetap menjadi perhatian utamanya. Pemilihan kawasan di sekitar gedung perkantoran yang teduh adalah salah satu cara Sai Ramen memberi pengalaman makan yang nyaman tanpa perlu melawan teriknya matahari saat menghirup kuah ramen yang hangat.

"Kami memang cari tempat yang nyaman, dan itu di bawah pohon rindang. Nggak pengen seperti yang lain di mal atau ruko. Walau kapasitas dine in hanya boleh 50 persen, kami tetap memberikan customer kualitas makanan dan service terbaik, dan juga dengan memberlakukan protokol kesehatan," tutur M yang enggan diungkap namanya.

Sai Ramen buka setiap hari (Senin-Minggu) mulai pukul 10.00-20.00 WIB, bahkan bisa ditutup sebelum waktunya bila kuota sudah habis. Jangan khawatir bila malas datang langsung ke kedai, Sai Ramen juga melayani pesan antar lewat ojek online.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ramen Khas Kyoto

Selain menawarkan pengalaman makan yang berbeda, cita rasa Sai Ramen juga berbeda dengan restoran ramen lainnya. Resepnya merupakan hasil racikan kepala koki Sai Ramen, Takeichiro Seike yang berasal dari daerah Kyoto, Jepang, sehingga cita rasanya khas daerah Kyoto.

"Yang membedakan Sai Ramen dari ramen kebanyakan di Indonesia adalah dasar (pembuatan) kuahnya. Kuah sup kami kental dan kaya rasa karena dimasak dengan slow cooking process yang berlangsung selama minimal 14 jam," ungkap pemilik ramen bar itu.

Ramen yang disajikan juga diklaim halal dan diproses dengan bahan murni. "Kami menggunakan full ayam, tanpa dicampur bahan tambahan lain, base soup dimasak sampai semua ayam dan tulang hancur. Jadi murni, yah," tambahnya.

Dua menu ramen yang paling digandrungi pelanggan yaitu Original Chiken Chasu Ramen dan Curry Chicken Chasu Ramen. Selain itu, masih ada beragam menu lainnya, seperti Miso Chasu Ramen, Black Garlic Chasu Ramen, dan Curry Katsu Rice Bowl, yang dapat disantap dengan mengeluarkan Rp37.500 hingga Rp47.000 saja.

Cabang pertama Sai Ramen berlokasi di Synergy Building Alam Sutera, Jalan Jalur Sutera, Serpong Utara, Tangerang Selatan. Pemilik Sai Ramen mengungkapkan selanjutnya akan membuka cabang di Jakarta, Bandung, dan kota besar lainnya di akhir tahun atau awal tahun depan.  (Brigitta Valencia Bellion)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.