Sukses

Tutup Selama 44 Tahun, Restoran Ramen Pertama di Jepang Siap Buka Kembali

Untuk kembali membuka restoran ramen legendaris itu, cucu dan cicit pemilik sampai harus meriset bahan-bahan yang dipakai leluhurnya secara ilmiah.

Liputan6.com, Jakarta - Bila kebanyakan restoran tutup setelah cukup lama beroperasi, lain halnya restoran ramen di Jepang ini. Restoran bernama Rairaiken justru segera buka kembali setelah tutup selama 44 tahun.

Restoran ramen bersejarah Rairaiken mulai menyajikan ramen lagi di lokasi yang sangat tepat. Saat ini, ada banyak restoran ramen di seluruh Jepang, dan hidangannya pun semakin mudah ditemukan di negara lain, seperti dikutip dari laman Sora News 24, Kamis, 13 Agustus 2020.

Setiap tren makanan harus dimulai di suatu tempat, dan untuk restoran ramen Jepang, titik awalnya adalah Rairaiken. Dibuka pada 1910 di lingkungan Asakusa Tokyo, Rairaiken adalah restoran ramen pertama di Jepang.

Dikelola oleh pendirinya Kanichi Ozaki dan tim juru masak yang direkrut dari Pecinan Yokohama. Rairaiken meraih kesuksesan yang cepat, bahkan kadang-kadang harus melayani sebanyak 3.000 pelanggan dalam sehari.

Rairaiken bertempat di Asakusa selama lebih dari 30 tahun. Tetapi pada 1944, dengan Perang Dunia II menimbulkan malapetaka pada kehidupan warga biasa, restoran tersebut pun ditutup.

Penutupan restoran tersebut ternyata bersifat sementara, dan pada 1954 dibuka kembali di Distrik Yaesu, dekat Stasiun Tokyo yang sekarang. Pada 1965 dipindahkan lagi, kali ini ke lingkungan Kanda. Namun, pada 1976, karena tidak ada yang bisa menjalankan bisnis keluarga, Rairaiken tutup untuk selamanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Buka Kembali Setelah 44 Tahun

Setelah 44 tahun tutup, Rairaiken kembali lagi. Sebagai bagian dari misinya untuk melestarikan dan berbagi sejarah ramen, Museum Ramen Shin Yokohama pun telah meneliti Rairaiken secara ekstensif, dengan bantuan cucu Kanichi, Kunio Takahashi, dan cicit buyut, Yusaku Takahashi.

Melalui upaya gabungan mereka, termasuk pengalaman langsung Kunio memasak ramen di lokasi asli Rairaiken, museum dapat menentukan bahan yang digunakan Kanichi untuk mi dan toppingnya. Bahkan, mereka telah menyimpulkan jenis tepung yang tersedia saat ini yang merupakan keturunan genetik dari varietas yang digunakan Rairaiken saat perama dibuka.

Mereka juga sekarang mengetahui proses di mana Kanichi membuat mi dan menyiapkan hidangan. Selain itu, sebuah restoran kebangkitan Rairaiken akan dibuka di dalam museum, yang terletak di kota Yokohama, sekitar 25 menit di selatan Tokyo.

Untuk kaldu, penelitian museum menunjukkan bahwa meskipun Rairaiken menggunakan basis kedelai (yang tetap menjadi kaldu representatif untuk ramen di Jepang timur), resep pastinya secara teratur disesuaikan, tergantung pada jenis bahan berkualitas yang mudah diperoleh yang sangat dinikmati pelanggan. Pembukaan restoran ini akan dilakukan pada musim gugur ini yang biasanya dimulai pada September.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.