Sukses

Seniman Amerika Ciptakan Gaun Pengantin Eksklusif dengan Teknik Airbrush

Seniman Amerika itu menjamin setiap gaun pengantin yang diciptakannya tak ada yang sama.

Liputan6.com, Jakarta - Mendapatkan gaun pengantin yang ideal bukan sesuatu yang mudah. Pasalnya, seorang calon pengantin ingin tampil istimewa di hari bahagianya dengan mengenakan gaun yang unik dan mengundang pujian sekaligus mencerminkan kepribadiannya.

Itu pula yang dirasakan Taylor Anne Linko, seorang seniman asal Louisiana, AS. Ia ingin gaun pengantin yang dikenakannya berkesan, merepresentasikan kepribadiannya yang penuh warna.

Seminggu sebelum hari pernikahannya, ia melukis gaun pengantinnya dengan airbrush. Terciptalah gaun pengantin dengan berbagai warna indah di tepi bawah gaunnya.

Dilansir dari Metro, Senin, 3 Agustus 2020, pakaian itu cocok dengan warna rambut dan karangan bunga. Ansambel yang berwarna-warni sangat disukai oleh banyak tamu kala itu. Ketika Taylor mengunggah foto itu, seketika gaunnya menjadi viral.

Tak sedikit orang yang bertanya tentang pakaian itu. Taylor melihat peluang dann memutuskan untuk membuka butik kecilnya. Lewat butik itu, ia menawarkan gaun pengantin berwarna-warni.

"Saya hanya ingin memiliki gaun warna-warni untuk pernikahan saya, tetapi masih terlihat seperti gaun pengantin dan pada saat itu tidak ada pilihan untuk (keinginan itu)," kata Taylor. "Ternyata, saya bukan satu-satunya yang mencari gaun pengantin (warna-warni) itu dan meningkatkan popularitas gaun pengantin saya selama empat tahun terakhir," imbuhnya.

Awalnya, Taylor memulai bisnisnya dengan menerima pesanan khusus di mana pengantin perempuan mengirim gaun yang ingin dilukis. Belakangan, ia mendaur ulang gaun-gaun yang tidak terpakai untuk bisa dijual secara online.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Ada yang Sama

Gaun-gaun yang jadi materialnya didapatkan dari sebagai sampel, gaun hemat, dan sumbangan. Ia kemudian memperbaikinya dan mewarnai bagian bawah gaun-gaun itu. 

Keputusannya itu ternyata sesuai dengan jiwanya sebagai seniman, bebas melakukan sesuatu yang ia inginkan. Ia jadi merasa lebih cepat dan kreatif.

"Itu sebabnya saya menamai toko saya Canvas Bridal. Itu cocok, gaun adalah kanvas saya," tutur Taylor.

Saat ini, banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Ia juga harus mencari solusi untuk mengirimkan gaun-gaunnya ke berbagai negara pemesan.

Meski begitu, Taylor membatasi diri dengan mengunggah hanya satu gaun pengantin dalam seminggu lewat akun Instagramnya @canvasbridal. Ia juga menjualnya di toko online.

"Gaya pakaian, warna, dan ukuran semua sepenuhnya acak. Hanya ada satu dari setiap gaun. Jadi setelah terjual, gaun itu hilang. Meskipun saya kadang-kadang mengulangi warna yang sama, tidak ada yang persis sama," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.