Sukses

Menyimak Langkah-Langkah L'Oreal Kurangi Sampah Plastik

Mengurangi sampah plastik adalah salah satu gol dalam program L'Oreal for the Future yang bakal berlangsung sampai 2030.

Liputan6.com, Jakarta - Mengurangi sampah plastik adalah salah satu gol dalam program L'Oreal for the Future yang bakal berlangsung sampai 2030. Karenanya, beberapa langkah pun dicanangkan demi merealisasikan tujuan tersebut.

Salah satunya, menurut Alexandra Palt selaku Executive Vice President L'Oreal, pihaknya akan membuat produk lebih ringan dan kecil. "Logikanya semakin kecil dan ringan kemasan, materialnya lebih minim. Jadi, dampaknya pun lebih kecil pada lingkungan selama produksi," katanya saat konferensi pers daring, Jumat, 26 Juni 2020.

Kemudian pada 2030, 100 persen plastik yang digunakan pada kemasan produk L’Oreal merupakan hasil daur ulang atau berasal dari bahan berbasis alam. Pihaknya, sambung Palt, juga bakal secara konsisten mengganti penggunaan plastik virgin dengan materi daur ulang.

"Targetnya, material plastik daur ulang bakal dipakai 50 persen pada 2025, dan 100 persen di tahun 2030," ungkapnya. Di samping, berbagai inovasi terkait material kemasan juga terus diupayakan.

Salt menyebut L'Oreal tengah bekerja sama dengan banyak pihak untuk menginovasi kemasan dengan material lebih ramah lingkungan sebagai pengganti plastik. Kemudian, di beberapa negara, sudah ada layanan refill pada produk tertentu.

"Tujuan ini tak mudah, makanya butuh kerja sama dari berbagai pihak. Kami memulai diri sendiri dulu untuk nantinya memengaruhi, kami rasa kami punya cukup pengaruh, untuk menerapkannya di ekosistem bisnis kami," ucap Salt.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bahan Lebih Ramah Lingkungan

Semangat untuk lebih ramah lingkungan ini kemudian juga terefleksi pada pemilihan bahan-bahan komponen berbagai produk L'Oreal. Melanie Masriel selaku Communications, Public Affairs, and Sustainability Director L'Oreal Indonesia mengatakan, sudah sejak 2014 pihaknya membangun sistem untuk mengulas semua produk.

"Setelah lima tahun kami baru mendapat semua data secara lengkap. Semua data tentang bahan bisa ditemukan di masing-masing produk. Misal, Kiehl's itu sudah 90 persen ada di standar sosial dan lingkungan. Setiap produk beda-beda," ungkapnya.

Melanie menyambung, komitmen L'Oreal ke depan memang tentang menginformasi konsumen dengan menyediakan laman resmi untuk melihat produk-produk tersebut secara profil sosial maupun lingkungan.

"Kami selalu berusaha berkembang mulai dari bahan, formulasi, produksi, kemasan, sampai distribusi supaya benar apa yang kami lakukan bergerak ke green beauty," ucap Adrian Koskes, Managing Director Consumer Products Division L'Oreal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.