Sukses

PHRI: 1.139 Hotel Tutup Sementara Per 1 April 2020 Dampak Pandemi Corona COVID-19

Sebelumnya beredar daftar ribuan hotel yang tutup sementara akibat corona COVID-19 lewat aplikasi perpesanan.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona COVID-19 yang melanda Indonesia membawa dampak serius bagi dunia perhotelan. Berdasarkan data yang beredar, sebanyak 1.139 hotel di Tanah Air tutup sejak 1 April 2020.

"Data yang beredar itu benar. Ada 1.139 hotel tutup sementara," ujar Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (3/4/2020).

Menurut Hariyadi, data yang berhasil dihimpun pihak PHRI, penutupan sementara hotel paling banyak itu berada di Jawa Barat.

"Paling banyak hotel yang berada di Jawa Barat. Penutupan itu dilakukan karena tamunya sepi," kata Hariyadi.

Hariyadi menegaskan angka 1.139 hotel yang tutup sementara itu masih dinamis. Itu lantaran masih ada hotel yang saat ini masih buka, tapi tidak 100 persen.

"Ada 35 hotel di Kalimantan Selatan," kata Hariyadi.

Di luar itu, ada juga hotel yang melaksanakan cuti tidak dibayar (unpaid). Namun, menurut Hariyadi, data hotel tersebut belum valid. "Kalau yang itu, nanti saja. Saya tidak berani bicara kalau datanya belum pasti," ujar dia.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Operasional dan Kerugian

Mengenai operasional kembali hotel-hotel tersebut, Hariyadi mengatakan hal tersebut tergantung instruksi dari pemerintah daerah masing-masing.

"Tergantung pihak hotel dan instruksi pemerintah daerah setempat," tegas Hariyadi.

Penutupan tentu menimbulkan kerugian besar bagi industri perhotelan dan restoran di Indonesia. Sebelumnya, Hariyadi sempat menaksir kerugian mencapai sebesar 1,5 miliar dolar AS atau Rp21 trilun.

"Untuk sementara waktu untuk sektor hotel dan restoran kami menghitung sudah mengalami kerugian 1,5 miliar dolar AS. Itu dari turis Tiongkok sendiri saja sudah 1,1 miliar dolar AS. Lalu ditambah dengan ikutan-ikutan yang lain paling sedikit ada 400 miliar dolar AS," tutur Hariyadi.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.