Sukses

Cerita Akhir Pekan: Menguji Solidaritas di Tengah Pandemi Corona COVID-19

Saat banyak orang berusaha menyelamatkan diri sendiri di tengah pandemi COVID-19, nurani manusia sebagai makhluk sosial diuji.

Liputan6.com, Jakarta - Maia Estianty tiba-tiba mengumumkan bahwa ada beberapa follower yang memintanya untuk menggalang dana. Grup arisannya, Tempey, juga ikut bergerak untuk mencari alat-alat pencegahan corona COVID-19, Kamis, 19 Maret 2020.

Pengumuman Maia Estianty itu mendapat banyak respons positif. Hari itu juga, Maia dan grup arisannya langsung menyumbangkan alat kesehatan sebagai wujud solidaritas.

"Yeeeaaahhhh , tindakan nyata dikirimkan ke RSUD Kabupaten Bekasi .... Ciayo @cathysharon and genks.... dia bagian koordinator pengiriman barang..Mari Menyumbang di link bio atas ya saudara2ku.... ❤️❤️❤️ Salam tempe 🙏🙏🙏," seru Maia senang, Kamis, 19 Maret 2020.

Lewat akun Instagramnya, Maia dan grup arisannya telah menyumbangkan alat kesehatan ke sejumlah sakit. Di saat banyak orang yang optimis akan adanya solidaritas, Maia dan sahabatnya memberi secercah harapan.

"Solidaritas atau gotong royong sebenarnya adalah jati diri bangsa," ujar Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Hamdi Moeloek kepada Liputan6.com, Jumat, 20 Maret 2020.

Hamdi menjelaskan, Soekarno dulu bilang kalau lima sila Indonesia diperas jadi satu, yang tertinggal adalah gotong royong, atau solidaritas sesama anak bangsa.

"Ini sebenarnya modal sosial yang harus terus menerus di pupuk oleh bangsa Indonesia. Kita cek, setiap suku di Indonesia punya budaya gotong royong dengan macam macam nama dan bentuk, jadi ini modal bangsa Indonesia," ujar Hamdi.

Lebih jauh, Hamdi menjelaskan, untuk membangun atau untuk mengatasi masalah memang perlu modal, seperti uang, barang, ekonomi, sumber daya alam, teknologi, dan seterusnya.

Merujuk negara maju, Hamdi melanjutkan, untuk maju tetap memerlukan apa yang dinamakan modal sosial. Dasarnya adalah rasa saling percaya (trust). Untuk dapat bergerak lebih maju, bantuan uang, barang, teknologi bisa membuat kita melompat lebih maju.

"Nah, Covid-19 ini rupanya membuat rakyat Indonesia ingat kepada jati dirinya semula, modal sosoialnya, yaitu gotong royong. Yang mana modal sosial ini sering dirusak oleh nafsu politik (yang suka juga memakai agama)," ucap Hamdi Moeloek.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini :

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kita Bisa Lawan Corona COVID-19

Sementara itu, pihak kitabisa.com melihat solidaritas masyarakat yang begitu tinggi saat pandemi corona COVID-19 terjadi di Indonesia. Sekalipun harus social distancing, work from home, hal tersebut tidak menghalangi solidaritas masyarakat untuk saling membantu.

"Kitabisa.com mencatat hingga kemarin lebih dari 125.000 orang telah menunjukkan solidaritasnya dengan berdonasi ke berbagai halaman galang dana corona yang ada di kitabisa.com," ujar Public Relations kitabisa.com Fara Devana kepada Liputan6.com, Jumat, 20 Maret 2020.

Pihak kitabisa.com melihat solidaritas yang luar biasa dari masyarakat Indonesia saat ini. Di kitabisa.com, selain membantu memudahkan masyarakat untuk berbagi.

"Kami juga menerima informasi bagi masyarakat yang perlu dibantu, yang ingin membantu menyalurkan bantuan serta membuka seluas-luasnya bagi semua lapisan masyarakat untuk saling membantu," lanjut Fara.

Untuk menghadapi COVID-19, kitabisa.com mengajak untuk bergotong royong, mulai dari donasi untuk penyediaan alat pelindung medis, yang meliputi masker, baju hazmat, sarung tangan, dan lain-lain. Selain itu, bantuan juga bisa berupa pangan untuk keluarga miskin yang terisolasi.

Menurut Fara, tenaga kesehatan atau masyarakat umum, NGO, komunitas, individu, supplier alat kesehatan, saintis, jurnalis, semuanya bisa berperan aktif.

"Indonesia itu tidak pernah kekurangan orang baik. Ini terlihat dari World Giving Index 2018, Indonesia itu negara nomor satu paling dermawan sedunia. Hal ini bisa dilihat dari keinginan untuk membantu orang lain, berdonasi, dan menjadi sukarelawan," imbuh Fara.

Fara menegaskan, untuk penyaluran donasi pihaknya bekerja sama dengan rumah sakit rujukan corona untuk menyalurkan bantuan berupa APD, serta makanan bergizi. Selain itu, ada juga NGO/Komunitas jejaring relawan yang turut membantu penyaluran donasi, seperti Jaringan Gusdurian dan Sekolah Relawan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.