Sukses

Alasan Pangeran Harry dan Meghan Markle Tunjukkan Kemarahan pada Istana

Pangeran Harry dan Meghan Markle marah karena kehilangan branding kerajaan. Mereka tak diperkenankan menggunakan merek dagang 'SussexRoyal'.

Liputan6.com, Jakarta - Hubungan Pangeran Harry dan Meghan Markle dengan Istana Buckingham semakin mendingin setelah mereka membatalkan rencana untuk menggunakan merek "Sussex Royal".

Unggahan di situs resmi pasangan itu menunjukkan bahwa Harry dan Meghan marah pada cara keputusan itu dicapai dan bagaimana mereka diperlakukan dibandingkan dengan bangsawan lain, seperti melansir dari Guardian, Senin, 24 Februari 2020.

Sebuah pernyataan menyarankan bahwa larangan penggunaan kata "kerajaan" tidak dapat diterapkan di luar negeri. "Tidak ada," katanya, "yurisdiksi apa pun oleh monarki atau Kantor Kabinet atas penggunaan kata 'kerajaan' di luar negeri."

Akun Instagram pasangan ini menggunakan nama Sussex Royal, seperti halnya situs yang mereka buat setelah keputusan mengejutkan mereka untuk berhenti menjalankan tugas kerajaan resmi demi kebebasan finansial.

Seorang juru bicara untuk Sussex mengatakan, saat ini Duke dan Duchess fokus pada rencana untuk mendirikan organisasi nirlaba baru. Mereka telah sepakat bahwa organisasi nirlaba mereka, ketika diumumkan musim semi ini, tidak akan dinamakan Sussex Royal Foundation.

"Duke dan Duchess of Sussex tidak berniat untuk menggunakan 'Sussex Royal' di wilayah mana pun setelah musim semi 2020."

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hapus Merek Dagang

Juru bicara itu menjelaskan bahwa aplikasi merek dagang, yang diajukan sebagai tindakan perlindungan "bertindak atas saran dari dan mengikuti model yang sama untuk Royal Foundation" telah dihapus.

Kehidupan pasangan sebagai bangsawan yang bekerja akan berakhir pada 31 Maret ketika mereka berhenti mewakili Ratu dan menjadi mandiri secara finansial.

Kata sebuah pernyataan, tidak ada yurisdiksi oleh monarki atau Kantor Kabinet atas penggunaan kata 'kerajaan' di luar negeri. Duke dan Duchess of Sussex tidak bermaksud menggunakan 'Sussex Royal' atau kata 'royal' dalam setiap wilayah (baik di Inggris atau sebaliknya) ketika transisi terjadi pada musim semi 2020.

Kegagalan mereka untuk menyetujui peran hibrida dalam keluarga kerajaan, yaitu melakukan beberapa tugas kerajaan, sementara juga mengerjakan proyek-proyek luar. Sementara, ada preseden anggota keluarga kerajaan lain yang mencari pekerjaan di luar institusi kerajaan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.