Sukses

5 Fakta tentang Toni-Ann Singh, Miss World 2019 dari Jamaika

Toni-Ann Singh, sosok yang jago menyanyi hingga jadi perwakilan Jamaika keempat yang berhasil menyabet mahkota Miss World.

Liputan6.com, Jakarta - Toni-Ann Singh dari Jamaika berhasil menyabet gelar Miss World 2019. Ia mengungguli 110 finalis dari seluruh negara saat grand final yang digelar di ExCeL London, London, Inggris, Sabtu, 14 Desember 2019, waktu setempat.

Perjalananya di kontes kecantikan ini dimulai saat masa karantina. Perempuan berusia 23 tahun ini lantas sukses lolos ke 40 besar, berlanjut 12 besar, 5 besar, 3 besar hingga dinobatkan sebagai Miss World 2019.

Toni-Ann Singh menggantikan pemenang Miss World 2018, Vanessa Ponce. Ada beberapa fakta menarik seputar Toni, begitu ia akrab disapa, seperti dilansir Heavy, Minggu, 15 Desember 2019, di bawah ini.

1. Lahir di St. Thomas dan Pindah ke Amerika Serikat

Toni-Ann Singh lahir di Morant Bay, St. Thomas, Jamaika pada 1996. Ia lalu pindah ke Amerika Serikat bersama orangtuanya pada usia 9 tahun dan sejak itu menetap di Florida, Amerika Serikat.

Kepada The Gleaner, Toni menyebut bahwa musik adalah bagian dari hidupnya sejak kanak-kanak dan ia dilatih secara klasik sejak tiba di Negeri Paman Sam.

"Saya sudah bernyanyi sejak masih sangat muda. Saya bernyanyi di gereja bersama paduan suara anak-anak, dan saya sudah dilatih secara klasik sejak berusia sembilan tahun," ungkapnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

2. Lulusan Florida State University

Toni menuntut ilmu di Florida State University, di mana ia mendapatkan gelar sarjana psikologi dan studi perempuan. Ia menggunakan gelarnya saat berkompetisi di Miss Jamaika pada September lalu.

Ia memilih menjawab pertanyaan, "Jika Anda terpilih menjadi Miss Jamaika World, bagaimana Anda menggunakan mahkota Anda untuk berkontribusi secara positif pada masyarakat?"

Toni pun bersumpah untuk mengajarkan pemberdayaan perempuan dan menjadi duta untuk perempuan di mana pun ia berada. "Dengan atau tanpa mahkota Miss Jamaica World, saya akan terus mengadvokasi perempuan. Saya percaya perempuan adalah sumber kehidupan komunitas kami," katanya.

"Saya akan terus menginspirasi mereka dan bekerja dengan mereka sehingga mereka mengerti betapa hebatnya potensi mereka. Saya juga akan menggunakan kasih sayang saya untuk menjadi duta besar yang hebat," tambahnya.

3 dari 5 halaman

3. Di Balik Keikutsertaan Tori di Miss Jamaika

Kontes pertama Toni berkompetisi di Asosiasi Karibia Florida. Di sanalah ia bertemu juri dan Miss Jamaika World 2005, Terri-Karelle Reid yang mendorongnya untuk ikut berkompetisi di Miss Jamaika World.

"Saya memiliki platform yang sedang dikerjakan, jadi saya memasuki kontes Asosiasi Karibia Florida dan Terri adalah salah satu juri dan dia bertanya apakah saya akan masuk Miss Jamaica World dan saya memutuskan untuk mencobanya," kata Toni.

4 dari 5 halaman

4. Tertarik Menjadi Penyanyi Profesional

Bakat tarik suara Toni sukses membuat para penonton dan hadirin di Miss World berdecak kagum. Kala itu, ia menyanyikan kembali hits Whitney Houston bertajuk I Have Nothing.

Bakat menyanyi yang dikombinasikan dengan latar belakang klasik Toni telah membuat beberapa penggemar mempertanyakan apakah karier menyanyi di masa depannya. Ia mengatakan telah mempertimbangkan untuk merekam musik secara profesional, tetapi karier medisnya bisa dijadikan teladan.

"Saya pikir ada saat ketika saya (ingin bernyanyi), ketika saya benar-benar memikirkan apa yang ingin saya lakukan dengan hidup saya dan itu ternyata melayani orang, dan obat-obatan, dan membantu orang-orang di komunitas saya," katanya.

"Aku belum menghapus (keinginan jadi penyanyi). Jika pintu terbuka, mengapa tidak?" lanjut Toni.

5 dari 5 halaman

5. Kontestan Jamaika ke-4 yang Dinobatkan sebagai Miss World

Toni adalah kontestan keempat keturunan Jamaikan yang berhasil memenangkan Miss World. Tiga lainnya adalah Carol Joan Crawford yang menang di 1963, Cindy Breakspear menang di 1976, dan Lisa Hanna yang meraih kemenangan pada 1993 silam.

Kepada The Gleaner, Toni menyampaikan ia berencana untuk ambil bagian sebagai duta besar global dengan sangat serius, meski ia tahu betapa sulitnya hal tersebut.

"Tujuan dari kontes ini adalah jika Anda menang, Anda menjadi duta besar untuk PBB dengan keterlibatan di seluruh dunia, berbicara kepada orang-orang di seluruh planet ini. Anda harus mengerjakan semua ini untuk memastikan orang tidak bertemu Anda yang lelah, marah, atau lapar. Banyak kekuatan mental karena saya orang biasa," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.