Sukses

Alasan Traveling ke Swiss Sulit Bila Andalkan Bujet Terbatas

Pelancong harus mempersiapkan beberapa hal saat memilih traveling ke Swiss.

Liputan6.com, Jakarta - Potensi dan kekayaan alam Swiss sukses memikat wisatawan dari seantero dunia, tidak terkecuali Indonesia. Meski tak masuk dalam daftar 10 negara teratas, namun tren jumlah turis asal Indonesia yang berkunjung ke Swiss meningkat.

Tercatat ada lebih dari 97 hari menginap yang dihasilkan orang Indonesia pada 2018. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dari angkat tujuh tahun lalu saat Swiss Tourism mulai beroperasi lewat Kedutaan Besar Swiss di Jakarta.

"Wisatawan Indonesia banyak berkunjung ke kota-kota seperti Zurich, Lucerne, Interlaken, dan Jenewa. Indonesia sangat penting, tidak hanya populasi yang besar, tetapi mereka sudah menghabiskan banyak uang untuk ke Swiss," kata Ivan Breiter, Direktur Asia Tenggara Switzerland Tourism di Grand Hyatt Jakarta, Selasa, 5 November 2019.

Tak dapat dipungkiri, untuk bepergian ke Swiss, wisatawan harus merogoh kocek cukup dalam. Bagi traveler yang ingin traveling ke negara yang terkenal dengan pembuatan jamnya ini agak sulit melakukannya dengan bujet terbatas.

"Traveling ke Swiss tidak murah. Meski begitu ada banyak kualitas yang baik bisa didapatkan, mulai dari hostel dengan fasilitas wellness seperti sauna dan spa," kata Andre Hefti, of Marketing Global Switzerland Tourism pada kesempatan yang sama.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk jalan-jalan ke Swiss. Salah satu yang utama adalah soal penerbangan.

"Tidak ada penerbangan langsung ke Swiss, tetapi ada Swiss International Air Lines juga Singapore Airlines dengan penerbangan perpaduan dua airline itu," kata Ivan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Transportasi Umum di Swiss

Lalu, ada pula pengurusan visa yang disesuaikan dengan lamanya akan tinggal di Swiss. Di luar tempat menginap dan kebutuhan pribadi lain, traveler, khususnya para backpaker, penting mengetahui transportasi umum yang akan digunakan.

"Pertama-tama soal Swiss Travel Pass untuk menggunakan transportasi umum dan disesuaikan dengan tipe akomodasi," ungkap Andre.

Dilansir dari swissrailways.com, Rabu (6/11/2019), Swiss Travel Pass memberikan wisatawan pilihan untuk perjalanan tanpa batas di seluruh tipe transportasi mulai dari kereta api, bus, dan kapal Swiss Travel System.

Swiss Travel Pass sendiri tersedia selama 3, 4, 8, atau 15 hari. Pass ini juga mencakup rute trem dan bus lokal di 75 kota dan menawarkan diskon 50 persen di sebagian besar jalur kereta api gunung dan kereta gantung.

Swiss Travel Pass juga mencakup Swiss Museum Pass, di mana pengunjung bisa masuk gratis ke 500 museum dan pameran. Kartu pass ini hanya tersedia untuk non-penduduk Swiss atau Kerajaan Liechtenstein. Tidak diperlukan foto, cukup tunjukkan paspor atau kartu identitas Anda.

Terbagi dua kelas yakni first class dan second class. Kelas satu untuk dewasa mulai dari tiga hari yakni 369 Swiss Franc atau sekitar Rp5,2 juta. Sedangkan untuk second class selama tiga hari yakni 232 Swiss Franc atau setara Rp3,2 juta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.