Sukses

Kuliner Malam Jumat: Berawal dari Mimpi Makan Dimsum Halal dan Terjangkau

Dimsum selama ini identik dengan makanan berporsi kecil, berharga mahal, dan berisiko mengandung bahan tak halal. Dimsum Benhil mematahkan anggapan itu.

Liputan6.com, Jakarta - Waktu telah menunjukkan pukul 20.00 WIB ketika orang-orang perlahan datang dan mencari tempat duduk di salah satu kedai dimsum di kawasan wisata kuliner hits, Bendungan Hilir, Jakarta. Ada yang datang dengan pasangan dan ada pula bergerombol bersama teman-teman.

Mereka antusias melihat pilihan sajian di daftar menu yang berlatar merah di kedai bernama Dimsum Benhil. Buka sejak April 2017, kedai ini terletak di Jalan Bendungan Hilir No. 76, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat

"Alasannya kenapa dimsum adalah kita pengen menyediakan dimsum yang rasanya enak, berkualitas, tapi mudah dijangkau oleh semua orang. Karena saya tahu dimsum itu didapatnya di mal, restoran mahal yang notabene nggak semua orang bisa jangkau," kata Deandra Nadira kepada Liputan6.com, baru-baru ini.

Dimsum Benhil buka setiap hari mulai pukul 12.00-22.00 WIB. Dea menyampaikan waktu yang paling ramai pembeli adalah saat weekday yang didominasi oleh para pekerja kantoran.

"Ramai di weekday yang datang orang-orang kantoran. Mayoritas di jam-jam pulang kantor jam 8 malam. Weekend justru nggak terlalu ramai, sekalinya ramai itu pasti keluarga yang datang," tambahnya.

Beragam menu yang ditawarkan Dimsum Benhil seperti Crab Shumai, Beef Shumai, Suikiaw, Nori Shumai, Shrimp Shumai, Chicken Shumai yang dijual Rp 15 ribu. Lalu, Fankau, Fried Fankau, Fung Zau, dan Hakau seharga Rp 18 ribu.

Tidak ketinggalan dua menu favorit yakni Shumai Mozzarella dengan harga Rp 22 ribu serta Big Bowl yang berisi 24 buah terdiri atas 20 Shumai, 2 Fankau, dan 2 Suikiaw dan dijual seharga Rp 80 ribu. Paket besar ini sangat cocok disantap ketika datang beramai-ramai.

Pemilihan varian dimsum ini merupakan hasil eksplorasi Dea dan keluarga yang memang pecinta dimsum. Mereka kerap menikmati dimsum dan berdasarkan pengalaman itu, terciptalah variasi yang disesuaikan dengan selera banyak orang.

Khusus untuk Dimsum Mozzarella, Dea telah melakukan beberapa eksperimen yang tidak banyak diketahui orang. Meski awalnya, ia mengaku bahwa ada beberapa anggapan miring terkait eksplorasinya tersebut.

"Saya merasa orang-orang mesti tahu kalau Dimsum Mozzarella enak. Meski awal-awalnya itu banyak orang yang meragukan, haters di mana-mana, tapi akhirnya orang-orang mencoba dan cocok di lidah mereka," ungkap Dea.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pastikan Kehalalan

Dimsum menjadi salah satu jenis makanan yang telah akrab di masyarakat Indonesia khususnya. Di balik itu, banyak pula yang mempertanyakan perihal sisi halalnya. Dimsum Benhil memastikan dimsum yang mereka sajikan halal.

"Pertama-tama buka, banyak yang tanya ini dimsum halal atau nggak. Kita pasti menjelaskan yang menjual Dimsum Benhil ini Muslim juga dan kita menyadari orang-orang bukan curiga tapi takut sendiri soal dimsum," tutur Dea.

Ia juga mengungkapkan sebenarnya dimsum mudah diketahui itu halal atau tidak. "Apalagi sama orang-orang yang biasa makan halal, sekalinya dihadapkan dengan makanan non-halal harusnya insting orang itu jelas dan berasa," tambahnya.

Menurut Dea yang telah menggeluti bisnis dimsum sejak dua tahun lalu ini, dimsum yang tidak halal belum tentu dari isi tetapi ornamen-ornamen sajiannya. Biasanya, dimsum tak halal diberi minyak babi di atasnya untuk memberi aroma yang lebih menggoda selera.

"Di sini kita ganti pakai minyak wijen. Khasnya makanan China, Shumai itu pakai daging babi. Kalau di sini pakai ayam kebanyakan," tuturnya.

"Orang jarang yang bisa membedakan minyak wijen sama minyak babi, padahal kalau dicobain itu totally beda dari bau dan rasanya. Orang-orang yang takut sama makanan non-halal karena simply kurang tahu aja," kata Dea lagi.

3 dari 3 halaman

Sulitnya Membuat Dimsum

Proses pembuatan dimsum ternyata memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Dea, pemilik Dimsum Benhil pernah terjun langsung membuatnya dan ia pun mengungkapkan fakta menarik tentang sajian ini.

"Saya mencoba sendiri bikin dimsum itu susah. Sampai akhirnya saya kontak koki yang saya kenal, mulai dari koki sekolah sampai hotel dapat kenalan, saya cerita kita perlu apa dia bilang kita bisa bikin dimsum jadilah dimsum ini. Koki kita itu yang membuat dan saya bilang kita mau bikin varian dimsum," kata Dea.

Kunci pembuatan dimsum adalah pada teknik. Jika tidak ahli, dimsum akan hancur dan kalau pun jadi tidak akan mendapatkan tekstur yang diinginkan.

"Yang susah pertama dimsum itu fragile banget dan bisa hancur kalau tekniknya salah saat dikukus hancur antara jadi lembek atau keras banget. Itu bukan dari bahan, tapi dari teknik, dimsum di beberapa sekolah koki ada rumusannya," tambahnya.

Sementara, Dimsum Benhil kini menjadi salah satu tujuan kuliner hits di Jakarta. Tak hanya menyajikan dimsum halal, berkualitas, dan enak, tetapi juga menawarkan harga yang affordable. Ini pun diakui oleh dua pembeli, Fannysha dan Lulu.

"Di sini harganya terjangkau. Bedanya sama yang lain di sini harganya terjangkau dan rasanya enak. Suka rekomendasi ke mereka. Waktu ramai-ramai pesan yang Big Bowl waktu itu datang berlima dan habis karena enak," kata Fannysha kepada Liputan6.com.

Mereka pun memiliki menu favorit di Dimsum Benhil. "Kalau saya suka Crab Shumai karena menunya kepiting," jelas Fannysha.

"Kalau saya suka Hakau karena ada udang di dalamnya," jelas Lulu.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.