Sukses

Hari Tuberkulosis Sedunia, Bagaimana Sejarahnya?

Sebagai penyumbang kasus nomor dua paling tinggi Sedunia, Indonesia juga turut merayakan hari TBC Sedunia ini.

Liputan6.com, Jatim - Setiap tanggal 24 Maret diperingati sebagai hari Tuberkulosis (TBC) Sedunia. Dimana hari tersebut bertujuan untuk membangun dan membuat masyarakat sadar bahaya Tuberkulosis.

Sebagai penyumbang kasus nomor dua paling tinggi Sedunia, Indonesia juga turut merayakan hari tuberkulosis Sedunia ini. Dimana hari ini bermula dari seorang ilmuan yang mendeteksi sebuah bakteri yang berperilaku berbeda dibandingkan dengan bakteri lainnya.

Ilmuan itu bernama Dr Robert Koch, ia merupakan seorang ilmuan yang mengklaim menemukan penyakit Tuberkulosis lengkap dengan penyebabnya yakni bakteri Mycobacterium tuberculosis pada akhir tahun 1980an.

Hal itu juga bersamaan dengan wabah batuk berkelanjutan yang menyebar luas di Eropa dan Amerika, hingga menyebabkan kematian satu dari setiap tujuh orang. Namun pada saat itu, penyakit tersebut dipercaya didapatkan secara turun temurun.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tingkatkan Kepedulian

Namun, Robert Koch memantah bahwa penyakit itu disebabkan oleh faktor luar yang tidak terkait sama sekali dengan genetik keturunan, melainkan disebabkan oleh unsur bakteri atau kuman. Sehingga, pada tahun 1882, ia mengumumkan hasi temuannya, dan memberi nama penyakit tersebut Tuberkulosis akibat Mycobacterium tuberculosis.

Atas hasil temuannya itu, Koch memenangkan Nobel dama Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1905. Kemudian, setiap tanggal 24 Maret ditetapkan sebagai hari tuberkulosis sedunia untuk mengingat hasil temuannya yang memberikan inovasi besar dalam bidang keilmuan.

Hingga kini, peringatan hari TBC sedunia diperlukan untuk meningkatkan kepedulian seluruh lapisan masyarakat tentang perlunya mengenali gejala dan dampak TBC di seluruh dunia.

Selain itu, perlu juga adanya pengetahuan tentang pencegahan dan pengobatan TBC agar potensi penularan tidak terjadi di tengah masyarakat.

Salah satu gerakan untuk peduli TBC, yaitu Temukan dan Obati Sampai Sembuh TBC (TOSS TBC) yang bertujuan untuk menghentikan penularan TBC di masyarakat. TBC pun pernah masuk ke dalam ketegori pandemi karena bisa ditularkan ke orang lain.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.