Sukses

Hari Tuberkulosis Sedunia, Sudah Ada Metode Deteksi Resistensi Obat Lebih Cepat

Peringati Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia pada 24 Maret 2022, dokter spesialis patologi klinik Francisca Srioetami Tanoerahardjo menerangkan perkembangan Next Generation Sequencing atau NGS.

Liputan6.com, Jakarta Di Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia pada 24 Maret 2022, dokter spesialis patologi klinik Francisca Srioetami Tanoerahardjo menerangkan perkembangan Next Generation Sequencing atau NGS.

Menurutnya, NGS adalah pengembangan dari metode pengujian kerentanan obat (DST) untuk mengetahui obat yang tepat digunakan bagi pasien TB. Seperti diketahui, ada jenis TB yang resisten obat atau tidak sembuh ketika diobati dengan obat tertentu.

Metode DST dapat membantu mengarahkan pasien TB pada pengobatan yang tepat, tapi metode ini memerlukan waktu yang panjang yakni 1 hingga 2 bulan karena menggunakan kultur cair dalam deteksinya.

“Sedangkan, NGS memungkinkan hasil yang lebih akurat dan proses lebih cepat dengan menggunakan dahak,” ujar Francisca dalam seminar virtual Illumina, Kamis (24/3/2022).

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tujuan NGS

Francisca menambahkan, kasus TB resisten obat akan menyebabkan seseorang tertular dengan kuman yang resisten. Maka dari itu, diagnosis resistensi obat penting dilakukan dan NGS berkaitan dengan percepatan diagnosisnya.

“NGS merupakan cara mengetahui sensitivitas obat yang lebih cepat , sensitif, terukur, dan bebas dan utuh dan bisa memberikan profil resistensi obat anti tuberkulosis yang komprehensif.”

NGS sendiri mengacu pada teknologi sequencing dengan dua tujuan yakni untuk epidemiologi maupun deteksi. Dari sisi epidemiologi, NGS berguna untuk mengetahui transmisi maupun infeksi campuran TB.

“Sedangkan dari sisi deteksi tentunya untuk mendeteksi mutasi yang ada di dalam mikrobakteri TB tersebut.”

3 dari 4 halaman

Proses NGS

Proses dalam melakukan NGS diyakini lebih sederhana, cepat, dan akurat ketimbang metode DTS.

Langkah-langka NGS yakni:

-Mengumpulkan sampel dahak

-Ekstraksi DNA yang dapat memakan waktu 6 jam

-Pengayaan target sekitar 4 jam

-Prepare library dalam 5 jam

-Sequencing 24 jam

-Analisis data 1 jam

-Pelaporan hasil

Dengan demikian, proses NGS hanya memakan waktu sekitar 40 jam atau kurang dari dua hari penuh. Ini jauh lebih singkat ketimbang DTS yang memakan waktu hingga 1-2 bulan.

4 dari 4 halaman

Infografis 10 Titik Lengah Penularan COVID-19 di Lingkungan Rumah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.