Sukses

Makin Intim dengan Inovasi dan Teknologi di HONF Mikro Lab

Memasuki tahun ke-23, HONF Foundation merilis program bertajuk HONF Mikro Lab atau Laboratorium Mikro.

Liputan6.com, Yogyakarta- Memasuki tahun ke-23, HONF Foundation merilis program bertajuk HONF Mikro Lab atau Laboratorium Mikro. HONF pada tahun ini kembali aktif melalui empat lab yaitu v.u.f.o.c, HONFablab, HONFaktori, dan XXLab dengan beberapa kegiatan di dalamnya seperti HONF Feature, workshop, serta beberapa special program.

“HONF special program meliputi HONF Masterclass, Inkubasi, Residensi, Showcase serta Ekspedisi. Program ini akan dilaksanakan terbatas baik secara daring dan luring,” ujar Project Manager HONF Mikro Lab Gisela Maria, Rabu (19/1/2022).

Menurut Irene Agrivina selaku Direktur Program dari HONF Foundation, kali ini HONF akan berkolaborasi dengan lebih banyak lagi komunitas yang berasal dari banyak daerah dan juga lembaga pendidikan yang akan bisa menjadikan teknologi sebagai sarana yang unik dan mudah untuk melakukan berbagai aktifitas DIY (do it yourself) dan DIWO (do it with other).

HONF  Foundation kali ini berupaya untuk lebih banyak beriteraksi dengan publik secara luas, khususnya generasi muda yang sedang belajar pada berbagai lembaga pendidikan dan komunitas kemasyarakatan, khususnya sisi pengembangan dan inovasi teknologi.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perjalanan HONF

Berdiri pada tahun 1999, HONF Foundation semula hanya sebuah komunitas yang mengatasnamakan seni media baru.  Kini, HONF telah berkembang dan berwujud dengan sangat pesat yang sudah melahirkan berbagai lab kecil dan bermacam kelompok di dalamnya.

Melampaui ekspektasi para pendirinya, HONF berubah menjadi sebuah wadah atau platform untuk saling bertemu dan berbagi, khususnya antara para pemikir, pekerja seni, dan para ilmuwan.

Dhoni Yudhanto selaku Direktur Operasional HONF dari awal sudah terlibat dan menggawangi berbagai project penting dalam ranah DIY (do it yourself) dan kapasitasnya sebagai seorang arsitek. HONFablab akan menjadikan Mikro Lab ini sebagai ajang untuk mewujudkan ide-ide bidang prototyping dan fabrikasi menjadi kegiatan yang fun.

“Rangkaian kegiatan ini merupakan program re-start HONF untuk mengembalikan memori dan cita-cita awal HONF sebagai salah satu makerplace yang mampu untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam bidang seni, sains, dan teknologi,” ucapnya.

Sejak awal berdiri, HONF selalu memakai kerangka kerja yang diberi nama  EFP (Education Focus Program) untuk diterapkan pada setiap kegiatan dan project-project yang mereka ciptakan dan merealisasikan serta melakukannya dengan prinsip DIY (Do It Yourself) dan DIWO (Do It With Other).

 

3 dari 3 halaman

Empat Lab

HONFablab, yang dulu diketuai Tommy Surya (alm) ini adalah laboratorium yang bergerak pada bidang-bidang desain, inovasi, dan prototyping. HONFaktori, yang pada saat itu dikawal oleh Irene Agrivina ini lebih fokus pada wacana, kerja kolaborasi, seminar dan simposium, serta community network. Saat ini HONFaktori didominasi oleh generasi yang lebih muda.

Sedangkan v.u.f.o.c yang dimotori oleh Venzha Christ ini berfokus pada ranah pengembangan dan inovasi space science dan space exploration.

Pada perkembangannya, v.u.f.o.c bersama dengan beberapa lembaga dan institusi yang bergerak pada bidang space science juga mencanangkan untuk membuat platform baru bernama ISSS - Indonesia Space Science Society.

ISSS didirikan pada 2016 bersamaan dengan direalisasikannya sebuah konferensi internasional di bidang space science dan space exploration, bernama SETI (Search for Extra-Terrestrial Intelligence), yang pertama di Asia Tenggara dan menjadi acara rutin tahunan.

Hingga saat ini, ISSS sudah melakukan riset dan penelitian kurang lebih di 40 institusi, lembaga, serta universitas yang bergerak pada bidang Space Science dan Space Exploration dari seluruh dunia.

Venzha Christ, pegiat space art ini berencana membuat simulasi Analog Mars di Daerah Istimewa Yogyakarta.  Venzha Christ yang juga sebagai Direktur Indonesia Space Science Society (ISSS) menuturkan simulasi analog Mars bernama "v.u.f.o.c Mars Analogue Research Station" (VMARS) yang fokus pada tiga area, yakni penelitian terraforming dengan nama V-TF, pengenalan space farming dengan nama V-SFM, dan menciptakan kreasi alternatif space food dengan nama V-SF.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.