Liputan6.com, Jakarta Sungai Eufrat, yang dikenal sebagai salah satu sungai terpanjang dan terpenting di dunia, kini menghadapi ancaman besar yang bisa mengubah lanskap Timur Tengah. Diperkirakan pada tahun 2040, sungai yang telah menjadi saksi sejarah peradaban manusia ini akan mengalami penurunan debit air yang signifikan, bahkan berisiko mengering. Fenomena ini bukan hanya menjadi perhatian ilmuwan, tetapi juga menggugah perhatian banyak pihak karena berkaitan dengan salah satu tanda besar dalam ajaran Islam mengenai kiamat.
Dalam hadis-hadis yang diriwayatkan, disebutkan bahwa salah satu tanda kiamat yang sangat jelas adalah ketika Sungai Eufrat mengering. Ketika itu terjadi, dikatakan bahwa akan muncul harta yang sangat berlimpah, dan pertarungan besar akan terjadi. Proyeksi ilmiah mengenai potensi kekeringan sungai ini semakin memperjelas relevansi hadis-hadis tersebut di masa depan, menimbulkan pertanyaan besar tentang keterkaitan antara perubahan alam dan peristiwa akhir zaman.
Dengan prediksi yang semakin mendekati kenyataan, banyak yang mulai mempertanyakan apakah fenomena ini merupakan pertanda semakin dekatnya kiamat yang telah diperingatkan dalam ajaran agama. Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai fenomena kekeringan Sungai Eufrat dan bagaimana kaitannya dengan tanda-tanda kiamat yang dijelaskan dalam hadis-hadis Nabi Muhammad SAW.
Advertisement
Mengenal Sungai Eufrat
Sungai Eufrat adalah salah satu sungai terpanjang di dunia, dengan panjang sekitar 2.800 kilometer. Sungai ini mengalir melalui beberapa negara, termasuk Turki, Suriah, dan Irak, dan merupakan bagian penting dari sejarah dan peradaban manusia. Bersama dengan Sungai Tigris, Eufrat membentuk wilayah yang dikenal sebagai "Bulan Sabit Subur" (Fertile Crescent), sebuah daerah yang menjadi tempat lahirnya beberapa peradaban kuno, seperti Mesopotamia, Sumeria, dan Babilonia.
Sungai Eufrat memiliki peran vital dalam kehidupan masyarakat sekitar, terutama untuk irigasi pertanian dan sumber air minum. Selain itu, sungai ini juga kaya akan nilai historis dan budaya, yang tercatat dalam berbagai catatan sejarah dan agama, termasuk dalam Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW. Banyak peristiwa penting dalam sejarah dunia yang terjadi di sekitar wilayah aliran sungai ini.
Mengutip IFL Science, sebuah laporan pemerintah dari Kementerian Sumber Daya Air Irak pada 2021 memperingatkan bahwa sungai Eufrat-Tigris dapat mengering pada 2040 karena menurunnya permukaan air dan kekeringan yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Dalam khazanah Islam, mengeringnya sungai Eufrat merupakan salah satu tanda kiamat. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, kiamat tidak akan terjadi hingga sungai Eufrat mengering dan muncul gunung emas di dasarnya. Gunung emas ini kemudian diperebutkan oleh manusia.
Advertisement
Hadis Mengenai Keringnya Sungai Eufrat
Rasulullah SAW bersabda,
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَحْسِرَ الْفُرَاتُ عَنْ جَبَلٍ مِنْ ذَهَبٍ يَقْتَتِلُ النَّاسُ عَلَيْهِ فَيُقْتَلُ مِنْ كُلِّ مِائَةٍ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَيَقُولُ كُلُّ رَجُلٍ مِنْهُمْ لَعَلِّى أَكُونُ أَنَا الَّذِى أَنْجُو
Artinya: “Hari kiamat tidak akan terjadi sampai Sungai Eufrat (mengering lalu) menyingkapkan gunung emas. Orang-orang saling membunuh untuk memperebutkannya. Terbunuhlah pada setiap 100 orang itu 99 orang, namun masing-masing dari mereka berkata, ‘Barangkali aku yang menjadi orang yang selamat itu’.” (HR. Muslim).
Terkait sungai Eufrat ditemukan hadis yang mirip dengan redaksi berbeda. Hadis ini diriwayatkan Imam Muslim sebagai penjelas dari hadis sebelumnya.
عن أبي بن كعب قال: "لا يزال الناس مختلفة أعناقهم في طلب الدنيا سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: يوشك أن ينحسر الفرات عن جبل من ذهب فإذا سمع به الناس ساروا إليه فيقول من عنده لئن تركنا الناس يأخذون منه ليذهبن به كله قال: فيقتتلون عليه فيقتل من كل مائة تسعة وتسعون
Artinya: “Dari Ubai bin Ka'ab berkata, ‘Orang-orang terus sibuk mencari dunia. ‘Hampir saja Furat terbuka dan banyak simpanan emas. Saat mendengarnya, orang-orang menghampirinya lalu orang yang didekatnya berkata, ‘Bila kita biarkan orang-orang mengambilnya, mereka akan menghabiskan semuanya.’ Rasul bersabda, ‘Mereka berperang karenanya, dari setiap seratus orang, sembilan puluh sembilannya terbunuh.’”
Dalam hadis yang diriwayatkan At-Tirmidzi, Rasulullah SAW melarang siapapun yang menemukan emas di sungai Eufrat dan mengambilnya.
عَنْ أَبِي هُرَيرَةَ قالَ: قالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: "يُوشِكُ الفُرَاتُ يَحْسِرُ عن كَنْزِ مِنْ ذّهَبِ، فَمَنْ حَضَرَهُ فَلاَ يَأْخُذْ مِنْهُ شَيْئاً".
Artinya: “Hampir terbuka al-furat dengan (beirisi) simpanan emas. Siapa yang mendatanginya jangan sekali-kali mengambilnya.” (HR At-Tirmidzi).
Kajian Hadis Mengenai Keringnya Sungai Eufrat yang Jadi Tanda Kiamat
Untuk mengkaji tiga hadis di atas tentang sungai Eufrat, Liputan6.com mengutip tulisan Ustaz Muhammad Alvin Nur Choironi, seorang pegiat kajian tafsir dan hadis dan alumnus Pesantren Luhur Darus Sunnah yang ditayangkan di situs Keislaman NU.
Menurutnya, untuk memahami tiga hadis yang redaksinya berbeda, perlu mengetahui makna kata per kata.
Pertama terkait al-Furat yang disebutkan dalam hadits tersebut. Para ulama sendiri berbeda-beda terkait maknanya. Selain menyebutkan bahwa Furat adalah sungai di Kufah, ada juga yang mengatakan bahwa Furat berarti laut. Ada juga yang mengatakan bahwa Furat adalah air yang rasanya sangat tawar sekali.
Dari makna-makna ini, sebenarnya belum ada kesepakatan di antara para ulama hadis atas makna Furat yang sebenarnya. Dengan demikian, jika ada yang mengatakan bahwa keringnya sungai Eufrat sekarang termasuk bagian dari tanda kiamat, maka bisa jadi benar, bisa jadi juga salah.
Kedua terkait makna jabal min dzahab dan kanz min dzahab. Tiga hadis tersebut menggunakan dua redaksi yang berbeda. Pertama menggunakan kata ‘gunung’ dan yang kedua hanya menggunakan kata ‘simpanan’. Lalu mana yang benar?
Advertisement
Maksud Mengeringnya Sungai Eufrat sebagai Tanda Kiamat
Al-Mubarakfuri menyebutkan bahwa perbedaan tersebut berdasarkan waktu sebelum dan sesudah ditemukan. Menurutnya, sebelum ditemukan oleh seratus orang, emas tersebut disebut simpanan (kanzun) namun setelah ditemukan banyak emas disebut gunung (jabal).
وتسميته كنزاً باعتبار حاله قبل أن ينكشف وتسميته جبلا للإشارة إلى كئرته
Artinya:“ Penamaan ‘kanzun’ merupakan sebutan sebelum ditemukan. Sedangkan penamaan ‘jabal’ menunjukkan banyaknya emas tersebut.” (Lihat Al-Mubarakfuri, Tuḥfatul Aḥwadzi, [Madinah, Maktabah Salafiyah: 1963 M], juz VII, halaman 291).
Berdasarkan hadis ini, jika benar yang dimaksud dengan Furat adalah memang benar sungai Eufrat, maka keringnya sungai tersebut tidak cukup menjadi tanda kiamat. Karena sebenarnya yang menjadi pokok dan inti dari hadis tersebut adalah mencegah pertikaian banyak orang untuk memperebutkan emas tersebut, bukan saja karena sungainya yang mengering.
Maka dari itu, Rasul mencegah kehancuran akibat pertikaian itu (yang disebut sebagai al-sa’ah atau kehancuran) dengan mengimbau agar tidak mengambil emas itu jika telah ditemukan.
Menurut Al-Mubarakfuri, substansi hadis tersebut (mencegah terjadinya pertikaian dan kehancuran akibat saling membunuh) sesuai dengan hadis Muslim yang lain dari Abu Hurairah.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَقِيءُ الْأَرْضُ أَفْلَاذَ كَبِدِهَا أَمْثَالَ الْأُسْطُوَانِ مِنْ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ فَيَجِيءُ الْقَاتِلُ فَيَقُولُ فِي هَذَا قَتَلْتُ وَيَجِيءُ الْقَاطِعُ فَيَقُولُ فِي هَذَا قَطَعْتُ رَحِمِي وَيَجِيءُ السَّارِقُ فَيَقُولُ فِي هَذَا قُطِعَتْ يَدِي ثُمَّ يَدَعُونَهُ فَلَا يَأْخُذُونَ مِنْهُ شَيْئًا
Artinya: “Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah Saw bersabda, ‘Kelak bumi akan mengeluarkan semua isi perutnya semisal tiang dari emas dan perak lalu akan datang seorang pembunuh seraya berkata, 'Karena benda inilah aku membunuh.' Lalu datang pula orang yang memutuskan tali silaturrahmi seraya berkata, 'Karena benda inilah aku memutuskan tali silaturrahmi.' Lalu datang pula seorang pencuri seraya berkata, 'Karena benda inilah tanganku dipotong.' Kemudian mereka semua meninggalkannya begitu saja dan tidak mengambilnya sedikitpun.’” (HR Muslim).
Ini menunjukkan bahwa tanda kiamat itu bukan terletak pada mengeringnya sungai Eufrat, melainkan perebutan harta dari perut bumi yang membuat banyak orang berperilaku buruk, seperti mencuri, membunuh, dan memutus silaturahmi.
Jika diperas lebih dalam lagi, maksud dari hadis tersebut adalah larangan untuk berebut sesuatu yang bukan menjadi hak dan milik kita. Hal ini disebutkan oleh Imam Syamsul Haq Al-Azhim Al-Abadi dalam Aunul Maʽbūd-nya.
والذي يظهر أن النهي عن أخذه لما ينشأ عن أخذه من الفتنة والقتال عليه
Artinya: “Yang jelas, larangan untuk mengambil emas tersebut adalah akan timbulnya fitinah dan pembunuhan.” (Lihat Syamsul Haq Al-Azhim Al-Abadi, Aunul Maʽbūd Syarḥ Sunan Abī Dawud, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: tanpa catatan tahun], cetakan 2, juz XI, halaman 294).
Sebagai kesimpulan, sekadar mengetahui terjemahan hadis tidaklah cukup, terutama jika sumbernya tidak jelas seperti pesan siaran yang tidak diketahui siapa yang membuatnya. Hal ini bisa berisiko menyebabkan pemahaman yang salah tentang hadis tersebut, yang pada akhirnya dapat merugikan banyak orang.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tanda kiamat yang dimaksud dalam hadis bukan hanya sekadar kekeringan Sungai Eufrat, melainkan lebih kepada perebutan harta yang terkandung di dalam perut bumi. Hal ini akan memicu perilaku buruk seperti mencuri, membunuh, dan memutuskan hubungan silaturahmi.
Namun, fenomena kekeringan Sungai Eufrat dan munculnya gunung emas yang diperebutkan manusia hanyalah sebagian kecil dari tanda-tanda kiamat. Masih banyak tanda-tanda lain yang juga disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadis.
Tentang kapan kiamat itu terjadi, hanya Allah SWT yang mengetahui, karena Rasulullah SAW, malaikat, dan semua makhluk lainnya tidak ada yang mengetahuinya.