Liputan6.com, Jakarta - Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam salah satu ceramahnya menyinggung secara mendalam tentang sindiran halus namun tajam yang terdapat dalam Surah Al-Muzammil.
Menurut UAH, dalam surah ini, Allah SWT menyindir dengan lembut hamba-Nya yang terlalu sibuk mengejar dunia hingga melupakan waktu malam yang sangat berharga untuk beribadah.
UAH menjelaskan bahwa Surah Al-Muzammil mengandung pesan yang jelas bagi umat Islam, khususnya bagi mereka yang terlalu lelah mengejar urusan duniawi sepanjang hari.
Advertisement
Namun ketika malam tiba, justru memilih untuk beristirahat sepenuhnya dan melupakan ibadah malam yang dianjurkan. Pesan ini diuraikan dengan penuh perhatian pada pentingnya menjaga keseimbangan antara usaha dunia dan akhirat.
Dalam ceramah yang dikutip dari kanal YouTube @indriyanilahmi, UAH menyampaikan bahwa Allah mengingatkan para hamba-Nya yang bekerja keras di siang hari untuk mencari rezeki, namun kemudian terlena di malam hari dengan kenyamanan tidur.
“Siangnya begitu sibuk cari dunia ya, lelah. Malam-malam enak kan pakai selimut tidur, cita-cita masuk surga Firdaus lagi,” kata Ustadz Adi Hidayat, mengutip salah satu tafsir dari surah tersebut.
Sindiran ini, menurut UAH, menekankan bahwa kesibukan di dunia tidak seharusnya membuat seseorang melupakan hak-hak Allah, terutama di waktu malam yang sangat dianjurkan untuk diisi dengan qiyamul lail (sholat malam).
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Sindiran untuk Menyadarkan
Meski lelah setelah seharian bekerja, seorang Muslim seharusnya tetap berusaha untuk menyisihkan waktu sejenak di malam hari untuk mendekatkan diri kepada Allah.
UAH menambahkan bahwa dalam Al-Muzammil, Allah dengan lembut mengingatkan hamba-hamba-Nya bahwa dunia hanyalah sementara, sedangkan akhirat adalah tujuan abadi.
"Kamu sibuk banget siang, sampai malam tuh enak pakai selimut. Tapi, apakah kamu lupa bahwa cita-cita kamu adalah surga Firdaus?" ucap UAH dengan nada mengingatkan.
Sindiran ini, menurut UAH, bertujuan untuk menyadarkan bahwa meskipun manusia perlu bekerja dan berusaha di dunia, mereka juga harus ingat untuk mempersiapkan bekal untuk akhirat.
Menyibukkan diri dengan urusan dunia tanpa meluangkan waktu untuk ibadah malam hanya akan membuat seseorang jauh dari tujuan akhir yang sejati, yaitu surga.
Selain itu, UAH menjelaskan bahwa Allah tidak hanya memberi sindiran, tetapi juga solusi. Dalam Al-Muzammil, Allah menawarkan cara agar umat manusia dapat tetap menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat, yakni dengan mengingat-Nya di waktu malam.
"Siang boleh sibuk dengan urusan dunia, tapi malam adalah waktu untuk kembali kepada Allah," tambah UAH.
UAH juga menekankan pentingnya momen di malam hari sebagai waktu terbaik untuk bermunajat. Menurutnya, malam adalah saat yang tepat untuk memperbaiki hubungan dengan Allah setelah seharian disibukkan dengan urusan duniawi.
"Malam itu waktu terbaik, saat semua orang tidur, saat itulah Allah turun ke langit dunia untuk mengabulkan doa hamba-Nya," jelasnya.
Advertisement
UAH Menekankan Meski Sibuk saat Siang, Malamnya Sempatkan untuk Allah SWT
Dalam tafsir Surah Al-Muzammil, UAH menekankan bahwa meskipun manusia sibuk bekerja di siang hari, ibadah malam tidak boleh dilupakan. Bahkan dalam keadaan lelah, seharusnya ada keinginan untuk menyempatkan waktu, walau hanya beberapa menit, untuk beribadah kepada Allah.
UAH kemudian mengingatkan bahwa hidup di dunia ini hanyalah persinggahan sementara. Keinginan untuk masuk surga Firdaus tidak bisa dicapai hanya dengan bermalas-malasan atau sekadar berharap tanpa tindakan nyata.
"Surga Firdaus itu cita-cita besar, tapi usaha kita untuk mencapainya juga harus besar. Jangan cuma berharap, tapi kita juga harus bertindak," tuturnya.
Dalam ceramah tersebut, UAH juga mengajak jamaah untuk merenungi pentingnya salat malam, yang menjadi salah satu amalan paling dicintai oleh Allah.
Menurutnya, qiyamul lail bukan hanya ibadah yang dapat mendekatkan seseorang kepada Allah, tetapi juga mampu membersihkan hati dan menambah keikhlasan dalam beribadah.
"Qiyamul lail itu spesial. Bukan hanya mendekatkan kita kepada Allah, tapi juga melapangkan hati kita, memberikan ketenangan, dan membuat kita lebih ikhlas menjalani hidup," jelas UAH.
Ia juga menambahkan bahwa bagi orang-orang yang rajin mengerjakan qiyamul lail, Allah akan memberikan cahaya di hari kiamat.
Dengan mengutip Surah Al-Muzammil, UAH berharap agar umat Islam lebih menyadari pentingnya memanfaatkan waktu malam untuk beribadah, meskipun siang hari mereka sibuk dengan urusan dunia.
"Jangan biarkan kesibukan dunia menjauhkan kita dari Allah. Malam hari adalah waktu kita untuk kembali mendekatkan diri kepada-Nya," tambahnya.
UAH menutup ceramahnya dengan mengingatkan bahwa setiap orang punya kesempatan yang sama untuk mendekat kepada Allah, terutama di waktu malam. Meskipun terasa berat, usaha untuk bangun dan beribadah di malam hari adalah investasi besar untuk kehidupan akhirat.
"Kesempatan itu selalu ada, tinggal kita mau atau tidak memanfaatkannya. Jangan biarkan kesibukan dunia membuat kita lupa dengan tujuan akhir kita," pungkas UAH, mengajak umat untuk lebih giat dalam beribadah di waktu malam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul