Sukses

Moderasi Beribadah dalam Islam, Anjuran Rasulullah agar Tidak Berlebihan

Moderasi beribadah dalam Islam menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara ibadah kepada Allah dengan hak-hak yang dimiliki oleh tubuh, keluarga, tamu, dan masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta Moderasi beribadah dalam Islam merupakan konsep penting yang mencerminkan keseimbangan dan kebijaksanaan dalam melaksanakan ajaran agama. Dalam Islam, moderasi beribadah berarti menjalankan perintah agama tanpa berlebihan atau melampaui batas yang telah ditetapkan. 

Segala yang berlebihan memang dilarang dalam ajaran Islam. Moderasi beribadah dalam Islam menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara ibadah kepada Allah dengan hak-hak yang dimiliki oleh tubuh, keluarga, tamu, dan masyarakat. Berlebihan dalam beribadah tidaklah disenangi oleh Allah Subhanahu wa ta'ala, dan dapat menghasilkan dampak negatif.

Dalam sebuah riwayat hadits, Rasulullah bahkan pernah menegur sahabat Abdullah bin Amru karena berlebihan dalam beribadah. Berikut ulasan lebih lanjut tentang moderasi beribadah dalam Islam yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (20/3/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Teguran Rasulullah Kepada Abdullah bin Amr

Seperti sudah dijelaskan Rasulullah sendiri melarang sahabatnya beribadah semalam suntuk. 

عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَمْ أُخْبَرْ أَنَّكَ تَقُومُ اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ قُلْتُ إِنِّي أَفْعَلُ ذَلِكَ قَالَ فَإِنَّكَ إِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ هَجَمَتْ عَيْنُكَ وَنَفِهَتْ نَفْسُكَ وَإِنَّ لِنَفْسِكَ حَقًّا وَلِأَهْلِكَ حَقًّا فَصُمْ وَأَفْطِرْ وَقُمْ وَنَمْ. رواه البخاري

Artinya: Dari Abu Al ‘Abbas berkata, Aku mendengar ‘Abdullah bin Amru radhiallahu anhuma berkata: ‘Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata kepadaku: ‘Benarkah kabar bahwa kamu selalu mendirikan shalat di malam hari dan shaum pada siang harinya?

Aku jawab: ‘Benar.’ Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: ‘Sungguh jika kamu lakukan terus-menerus maka nanti matamu letih dan jiwamu lemah. Sungguh untuk dirimu ada haknya, juga keluargamu punya hak. Maka shaumlah dan juga berbukalah, bangun untuk shalat malam dan juga tidurlah.

Melalui hadist tersebut Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengingatkan bahwa jika Abdullah bin Amr terus-menerus melakukan ibadah secara berlebihan, maka mata akan lelah dan jiwa akan lemah. Beliau menjelaskan bahwa setiap anggota tubuh memiliki haknya sendiri, termasuk hak untuk beristirahat dan tidur yang cukup. Rasulullah juga menekankan bahwa keluarga, termasuk istri dan anak-anak, memiliki hak yang harus dijaga dengan baik.

Dalam kisah lain, Abdullah bin Amr pernah menyatakan kemampuannya untuk mengkhatamkan Al-Qur'an dalam waktu yang sangat singkat. Rasulullah kemudian memintanya agar dia tidak melampaui batas dan memberikan waktu yang lebih realistis.

Hal yang sama juga terjadi dalam ibadah puasa. Rasulullah menegur Abdullah bin Amr agar tidak berpuasa setiap hari di luar bulan Ramadan secara berlebihan, melainkan mengikuti contoh puasa yang dianjurkan oleh Nabi Daud alaihissalam.

Dari kisah ini, kita belajar pentingnya menjaga keseimbangan antara ibadah kepada Allah dengan menjaga hak-hak diri sendiri, anggota tubuh, dan keluarga. Moderasi dalam beribadah adalah bagian integral dari ajaran Islam yang mengajarkan kebijaksanaan, keseimbangan, dan penghargaan terhadap hak-hak yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

3 dari 3 halaman

Bahaya Beribadah Secara Berlebihan

Beribadah secara berlebihan dalam Islam dikenal sebagai alghuluw, dapat membawa bahaya. Al-Qur'an dan Al-Hadits memberikan peringatan yang jelas terhadap sikap melampaui batas dalam beragama. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang bisa menjadi bahaya dalam beribadah secara berlebihan, berikut diantaranya.

1. Kesehatan Jasmani dan Rohani

Beribadah secara berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan jasmani dan rohani seseorang. Misalnya, mengabaikan waktu istirahat yang cukup untuk tidur dapat menyebabkan kelelahan fisik dan melemahkan kondisi mental. Hal ini bertentangan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya menjaga kesehatan tubuh sebagai amanah dari Allah.

2. Ketidakseimbangan dalam Kehidupan

Berlebihan dalam beribadah dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang mungkin mengabaikan kewajiban sosial, keluarga, atau pekerjaan yang juga merupakan bagian penting dalam agama Islam. Ini dapat mengganggu hubungan dengan orang lain dan mengabaikan tanggung jawab yang telah ditetapkan oleh agama.

3. Munculnya Sikap Takabur

Beribadah secara berlebihan seringkali juga dapat memunculkan sikap takabur atau kesombongan. Seseorang mungkin merasa lebih baik atau lebih saleh daripada orang lain karena intensitas ibadahnya yang tinggi. Hal ini bertentangan dengan prinsip kerendahan hati yang diajarkan dalam Islam.

4. Risiko Riya' dan Nifaq

Ketika seseorang terlalu fokus pada beribadah secara ekstrem, ada risiko besar bahwa ibadah tersebut dilakukan bukan karena ikhlas kepada Allah, melainkan untuk mendapatkan pujian dari orang lain (riya') atau sekadar menjaga citra (nifaq). Hal ini dapat mengancam keikhlasan dan ketulusan dalam beribadah.

5. Mengabaikan Keadilan dan Kemanusiaan

Sikap berlebihan dalam beribadah juga dapat mengarah pada pengabaian terhadap nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan. Misalnya, seseorang yang terlalu fokus pada ibadah pribadi mungkin mengabaikan kewajiban untuk membantu orang-orang yang membutuhkan atau berperan aktif dalam memperbaiki masyarakat.

Dalam Islam, penting untuk memahami bahwa agama adalah rahmat dan kemudahan. Allah tidak membebani hamba-Nya melebihi batas kemampuan. Keseimbangan dalam beribadah, menjaga kesehatan tubuh dan pikiran, serta tetap menjalankan kewajiban sosial dan moral adalah prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh dalam menjalani kehidupan beragama.

Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk menghindari sikap berlebihan dalam ibadah, tetapi tetap konsisten dan ikhlas dalam menjalankan ajaran agama sesuai dengan kemampuan dan tuntunan yang telah ditetapkan dalam Al-Qur'an dan Hadits. Dengan demikian, dapat tercipta keseimbangan yang harmonis antara ibadah kepada Allah dan kewajiban terhadap sesama manusia serta diri sendiri.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.