Sukses

Kunci Tidak Selingkuh, Pasutri Harus Pahami Hal Ini

Kesetiaan pasangan suami istri harus dilandasi pada pemahaman dan tujuan pernikahan yang sama yakni beribadah kepada Allah SWT.

Liputan6.com, Jakarta - Berita perselingkuhan baik yang melanda selebritas di dunia hiburan maupun dunia maya terus terdengar. Pun demikian kasus-kasus perselingkungan orang biasa yang bisa viral di media sosial karena diunggah oleh para korban perselingkuhan. Biasanya, motif dibukanya aib perselingkuhan ini didasari rasa sakit hati dan keinginan agar pelaku perselingkuhan mendapat efek jera.

Namun, apakah hal ini benar akan membuat pelaku perselingkuhan jera atau bahkan bertaubat? Alih-alih jera, banyak kasus perselingkuhan yang pada akhirnya berujung perceraian dan aib terbuka luas ke publik. Bukan tidak mungkin pasangan suami istri yang menghadapi konflik kesetiaan akan saling menyerang di ranah terbuka. Bahkan terkadang konflik terus berlanjut meski pengadilan sudah mengesahkan perceraian.

Dalam pandangan pakar parenting dan rumah tangga, membuka aib pasangan termasuk perselingkuhan sebenarnya tidak bisa dibenarkan. Langkah ini juga dinilai akan merugikan pasangan suami istri dan belum tentu menyelesaikan masalah di antara keduanya. Belum lagi terbukanya aib pasutri memungkinkan banyak orang di luar mahligai rumah tangga turut berkomentar dan bahkan ikut campur pada masalah pasutri.

Pakar pengasuhan dan Islamic parenting Irwan Rinaldi menjabarkan ulama menekankan dalam persoalan pernikahan yang paling penting adalah Al-Fahmu atau berarti pemahaman secara mutlak. "Misalnya aib itu tidak akan terungkap kalau kita saling memahami sebenarnya tentang psikologinya suami apa kelemahannya psikologi istri apa," jelasnya dalam Podcast di channel Youtube The Sungkar Family bersama Teuku Wisnu.

Dia menambahkan sering kali dalam pernikahan pasangan suami istri akan menyelesaikan konflik dari sisi keduanya. Padahal, dalam Al Fahmu, sifatnya balconi view atau ibaratnya dalam menyelesaikan masalah rumah tangga diibaratkan harus naik ke balkon. "Harus ke atas balkon supaya kita lebih lapang melihatnya. Kalau kita ngelihat persoalannya si suami jangan-jangan kenapa dia begitu, terus (selingkuh) gitu ya, sudah ketangkap, ketangkap lagi apa sebabnya nah persoalannya adalah naiklah ke atas balkon lihatlah persoalannya bisa jadi karena suami ini juga ada persoalan dengan dirinya. Dia ingin lepas dari persoalan dia sebenarnya tapi dia enggak bisa melepaskan diri," ungkapnya.

Sehingga, dia menyarankan agar jangan melihat masalah rumah tangga dengan sejajar atau subjektif tapi lebih objektif. Kedua pihak harus sama-sama berjuang karena dengan tujuan yang sama yakni ibadah kepada Allah SWT untuk menuju surgaNya.

Apalagi ada Surga Adn yang diciptakan Allah SWT dari intan putih. Surga ini dihuni oleh orang-orang yang beriman karena kesempurnaan iman dan Islamnya. Surga Adn juga diperuntukkan bagi orang yang bersabar menerima ujian dalam hidupnya.

Firman Allah mengenai surga Adn tercatat dalam surat As Shaff ayat 12

يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Artinya: "Niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga 'Adn. Itulah kemenangan yang agung."

"Ke surga Adn itu ke surga yang sangat luar biasa bagusnya itu. Kita harus berdarah-darah, harus fight yang luar biasa. Bayangkan kata seorang ulama dari Yordan itu ada 2.200 perbedaan suami istri. Masuk surga itu adalah kehebatan kita mengelola bagaimana perbedaan itu tetap menyatukan kita kepada niat yang sama, dengan tujuan yang sama," kata dia yang kerap dipanggih Ayah Irwan ini.

Dia menyarankan setelah menikah sebaiknya suami istri di awal menentukan tujuan pernikahan mereka. Sehingga jika menemui kondisi stuck dan jenuh kemudian ada perselingkuhan maka seharusnya kembali kepada tujuan bersama di awal. Pasalnya, konflik dalam rumah tangga adalah hal yang lumrah dan menjadi bumbu wajib dalam rumah tangga. Karena kedua pribadi tumbuh dengan psikohistoris dan pola pengasuhan yang berbeda.

"Ini adalah sebuah sebuah pertemuan yang sangat luar biasa dalam Hadis disebutkan perjuangan yang luar biasa karena setan enggak setuju nih, setan cemburu ini dan dia mengirim orang dalam rumah tangga ini untuk merusak rumah tangga," tambahnya.

Karena itu, dalam kehidupan pernikahan membutuhkan daya juang untuk menghadapi ombak besar dalam setiap masa pernikahan. Bahkan dalam Al Quran juga disebutkan janganlah kamu melihatsegala sesuatu yang negatif saja pada pasanganmu. "Sesungguhnya ada yang Allah simpan rahasia yang lebih hebat dari di balik sesuatu kelemahan itu," ungkapnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cerai Pembuka Kerusakan

Sementara itu, Ustaz Bendri Jaisyurrahman dalam Podcast yang sama menambahkan jika konflik suami istri berujung perceraian maka akan membuka berbagai kerusakkan. Bahkan biasanya setelah bercerai pasangan akan menemui tahapan yang sebenarnya adalah jebakan setan.

"Ada yang bilang bercerai ya tinggal kawin lagi, enggak sesimpel itu. Ketika bercerai satu setan masuk untuk memberi perasaan putus asa," ungkapnya.

Belum lagi jebakan setan dengan keputusasaan ini kian menjauhkan pasangan dari Allah SWT. Misalnya istri yang tidak lagi dinafkahi suami sehingga ia putus asa mencari nafkah hingga membuka hijab. Selain itu, perceraian yang terjadi karena konflik seperti perselingkuhan masih akan membuat api permusuhan di antara keduanya.

"Sampai ada yang bilang mantan singkatannya temannya setan. Itu bisa jadi bentuk dari ekspresi amarah yang belum selesai dan setan senang dengan permusuhan kan jadi setan mampu melakukan itu dengan perceraian itu membuka kejahatan atau kemaksiatan baru. Belum lagi setan mampu membuat permususan antar keluarga atau kelompok besar. Kebayang enggak akhirnya orang itu menyimpulkan gini lain kali kalau nyari suami jangan dari suku ini ya, suku ini brengsek hanya karena si mantan suami yang menyakiti mantan istri ini keluarga besar menyimpulkan," beber penulis buku Fatherman ini.

Ustaz yang akrab disapa Ajobendri ini juga menekankan anak-anak yang tumbuh dalam konflik pasutri akan menjadi gamang. Ketika anak merasakan tidak nyaman berada dekat dengan kedua orang tuanya maka ia akan mencari kenyamanan di luar rumah atau asyik dengan gawainya.

"Justru anak-anak itu sudah menolak untuk mendapatkan asuhan lewat orang tua yang berkonflik jadi sampai segitunya," ingatnya.

Karena itu, pasangan suami istri harus melandasi hubungan dengan kesadaran dan keinginan belajar atau mengaji untuk sama-sama melawan setan yang ingin pasangan berpisah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.