Sukses

Kisah Lucu Mbah Brani di Pengajian Gus Iqdam, Minta Rujuk Setelah 10 Tahun Pisah Ranjang

Gus Iqdam bukan hanya sosok da’i yang mampu merekatkan semua lapisan masyarakat. Namun beliau juga menjadi sosok yang kerap memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi para jamaahnya.

Liputan6.com, Kediri - Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam bukan sekadar sosok da’i yang mampu merekatkan semua lapisan masyarakat. Namun Gus Iqdam juga menjadi sosok yang kerap memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi para jemaahnya.

Hal ini terlihat dari pengajiannya yang kerap didatangi orang-orang yang memiliki masalah, seperti masalah rumah tangga, keuangan, penyakit dan lain sebagainya.

Pernah juga ada salah seorang jemaahnya yang minta rujuk kembali setelah 10 tahun pisah ranjang dengan istrinya. Hal ini yang menyita perhatian banyak jamaah. Nama jamaah itu ialah Mbah Brani. Ia mengaku kini telah taubat dan menjadi orang yang lebih baik.

Mbah Brani mengaku sejak pertama kali bertemu Gus Iqdam dirinya telah bertobat dan berusaha menjadi orang yang lebih baik.

Dia dahulunya suka melakukan perbuatan maksiat yakni mangku purel dan mendem. Purel sendiri merupakan sosok wanita yang identik dengan dunia malam. Sementara mendem itu ialah mabuk-mabukan.

Gus Iqdam menanyakan perihal alasan perubahan sikap Mban Brani yang kini menjadi seorang yang baik.

“Eh, sekarang berubah baik itu ceritanya bagaimana?” tanya Gus Iqdam, dikutip dari tayangan YouTube Sandekar ST, Minggu (8/10).

“Lah saya sama Allah diberikan ujian yang membuat hidup saya menderita,” jawabnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Minta Rujuk Dengan Istrinya

Mbah Brani memiliki keinginan untuk hidup bersama lagi dengan istrinya.

“Lah Gus aku diceraikan sama istriku gus, tolong dirukunkan kembali ya? Kisahnya sembari memohon Gus Iqdam untuk menyelesaikan permasalahan rumah tangganya.

Sontak ucapan Mbah Brani ini mengundang gelak tawa jamaah yang hadir. Majelisnya pun seketika riuh dengan tawa para jamaah.

Gus Iqdam pun menjawab dengan jawaban yang begitu meyakinkan Mbah Brani.

“Tidak masalah, saya atasi,” jawab Gus Iqdam meyakinkan.

Mbah Brani begitu meyakini Gus Iqdam. Keyakinan mbah Brani terlihat dari raut mukanya yang begitu mengharap masalah hidupnya terselesaikan.

“Istri sekarang di mana,” tanya Gus Iqdam.

“Di sekitar sini saja,” jawab Pak Brani

“Gampang, tapi kadang bertemu tidak?” tanyanya lagi.

“Sudah pernah ketemu tapi dia hatinya masih membatu,” jawab pak Brani yang sudah barang tentu membuat para jamaah semua tertawa.

“Begini pak Brani, kita selesaikan bersama Pak Brani,” ucap Gus Iqdam.

“Silakan, terima kasih,” jawabnya

“Atau setelah acara ini, orang-orang disuruh menjemput istrimu,” kata Gus Iqdam menawarkan sembari berkelakar.

“Mboten,” jawab Pak Brani keberatan.

“Lah, kita semua ini keluarga, kita juga tidak terima” sergah Gus Iqdam sembari bercanda.

“Hati saya sakit dan terluka,” keluh Pak Brani.

“Lah hatimu terluka? Dulu istrimu kamu tinggal mabuk-mabukan kok?” sanggah Gus Iqdam yang membuat raut muka pak Brani meskipun tertawa juga terlihat agak sedikit bingung.

“Sekarang kan sudah tidak mabuk-mabukan lagi,” jawabnya membela dirinya.

3 dari 4 halaman

Disuruh Menunggu Sampai Subuh

“Ya sudah-sudah, begini pak Brani, nanti setelah mengaji tunggu di depan rumahnya. Kalau tidak dibukakan pintu, tetap tunggu sampai subuh,” Kata Gus Iqdam disambut tawa para jamaah dan pak Brani pun ikut tertawa.

“Luh ini beneran, tunggu sampai subuh,” imbuhnya.

“Setelah bertemu, minta maaf kepadanya dan sampaikan salam dari Gus Iqdam,” kata Gus Iqdam meyakinkan.

“Berikan salam saya, kalau manggil istri apa,” imbuhnya.

“Ya...sayang,” jawab Pak Brani yang lagi-lagi membuat hadirin tertawa.

Lalu Gus Iqdam mengajari Pak Brani ketika telah bertemu istrinya.

“Yang, kamu dapat salam dari Gus Iqdam, ini saya kepengin rujuk dengan anda, sekarang Insya Allah saya sudah berusaha menjadi orang baik, trus cium tangannya,” kata Gus Iqdam.

4 dari 4 halaman

10 Tahun Pisah Ranjang

“Tenang pak Brani, nanti sambal menunggu istrimu keluar ini uang kasihkan semua. Sebagai laki-laki itu harus gagah, saya kasih uang 400 ribu, kalau kamu ingin rujuk kasihkan semua,” kata Gus Iqdam

“Ya Gus, nanti saya tidak pulang langsung saya tidur di sana,” kata pak Brani yang lagi-lagi mengundang tawa para jamaah.

“Tidak begitu pak, tidurmu di depan rumah, bantalan keset, tidak tidur di dalam” canda Gus Iqdam.

“Trus ini uang kasihkan semua,” imbuhnya.

“Ya Gus,” Jawab Pak Brani.

Melihat raut muka meragukan pak Brani Gus Iqdam kembali menegaskan.

“Luh ingin rujuk tidak,” tandas Gus Iqdam.

“Ingin Gus,” Jawabnya.

“Aku jadi duda ya sudah sepuluh tahun, ini apa tidak menangis dan meratapi nasib yang dulu” ucapnya.

Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.