Sukses

Tips Mudik Lebaran dari Ahli Gizi, Bawa Bekal Makanan Sehat hingga Perhatikan Kebersihan Alat Makan

Untuk bekal mudik Lebaran, ahli gizi dr Tan Shot Yen menyarankan agar tidak membawa bekal makanan bersantan serta tidak mempunyai unsur kontaminasi.

Liputan6.com, Jakarta - Ramadhan 1444H telah memasuki hari ke-10. Artinya sepertiga bulan suci telah terlewati. Sebagian umat Muslim tentunya sudah mulai bersiap untuk mudik ke kampung halaman.

Mudik Lebaran menjadi tradisi tahunan yang begitu lekat pada masyarakat Tanah Air. Bagi sebagian masyarakat, berbagai upaya ditempuh demi dapat berkumpul dengan sanak keluarga di kampung.

Bicara tentang mudik Lebaran, ahli gizi dr Tan Shot Yen memiliki tips bagi pemudik yang akan melakukan perjalanan jauh ke kampung halaman. Tan menyarankan agar pemudik membawa bekal makanan dan selalu memperhatikan kebersihan makanan agar tidak terkontaminasi bakteri.

Untuk bekal mudik, Tan yang merupakan seorang edukator kesehatan di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyarankan agar tidak membawa bekal makanan bersantan serta tidak mempunyai unsur kontaminasi.

"Usahakan bekal itu tidak mengandung santan karena rentan basi. Bawa lauk yang tidak mempunyai unsur terkontaminasi seperti telur pindang, kemudian makanan-makanan yang mudah dibawa seperti misalnya (makanan yang) dikukus atau membawa nasi tetapi dibungkus pakai daun," ujar Tan dalam diskusi daring, Jumat (31/3), dilansir Antara.

Tan juga mengingatkan untuk memperhatikan cara penyimpanan makanan pendamping ASI (MPASI) bagi pemudik yang akan membawa anak usia di bawah dua tahun (baduta). Menurutnya, MPASI tidak boleh dibiarkan berada pada suhu ruang di antara lima hingga 60 derajat Celsius lebih dari dua jam. Pada suhu ruang, bakter akan berkembang biak dan mengontaminasi makanan.

Tan mengatakan, sebaiknya pemudik menyimpan bekal MPASI pada suhu di bawah 5 derjat Celsius atau sekaligus di atas 60 derajat Celsius,

"Dicatat 5 sampai 60 derajat Celsiuc adalah suhu di mana kuman hobi berkembang biak. Jadi, kalau Anda ingin membawa makanan MPASI, terutama suhunya harus Anda bisa pertahankan di bawah 5 derajat Celsius atau sekaligus di atas 60 derajat," jelasnya. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perhatikan Kebersihan Restoran dan Alat Makan

Lalu, apabila ingin makan di restoran atau rest area (area istirahat di jalan), Tan mengingatkan untuk memperhatikan kebersihan tempat dan alat makan yang akan digunakan. Hal ini untuk mencegah pemudik mengalami diare karena kebersihan yang tidak terjaga.

Pemudik perlu memastikan tempat makan yang akang disingahi mempunyai dapur yang memadai guna menjamin makanan yang tersaji benar-benar dimasak di tempat tersebut.

"Tolong perhatikan apakah mereka mencuci perabotan makannya dengan benar. Jadi jangan sampai cuma dibersihkan dengan air dan sabun ala kadarnya. Kerap kali diare bisa diakibatkan dari makanan atau dari perkakas makanannya," ujar Tan Shot Yen.

 

3 dari 3 halaman

Hindari Kopi dan Teh Saat Berpuasa

Apabila pemudik melakukan perjalanan dalam kondisi berpuasa, Tan menyarankan menghindari mengonsumsi kopi dan teh saat makan sahur. Ini karena kopi dan teh bersifat diuretik, dapat memicu frekuensi buang air kecil jadi lebih sering.

Konsumsi kopi yang berlebihan atau lebih dari dua gelas sehari juga akan membuat pengemudi justru menjadi tidak fokus.

"Jadi, kalau memang mengantuk dan lelah, yang paling gampang minggir dan istirahat, tidur 15 sampai 30 menit lalu cuci muka. Dan gantian menyetir, pastikan bahwa teman bisa menyetir," ungkapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.