Sukses

Maulid Nabi dan Kisah Nabi Musa Iri Lantas Kepincut Jadi Umat Muhammad SAW

Lebih dari itu, ciri-ciri para pengikut atau umat Nabi Muhammad SAW yang kemudian dikenal dengan umat Muslim juga telah disebut

Liputan6.com, Banyumas - Sebelum datang masa dan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi, sosok dan ciri Rasul akhir zaman itu telah disebutkan dalam kita suci umat terdahulu. Salah satunya dalam Taurat.

Sebagaimana diketahui, Taurat adalah kitab suci umat Nabi Musa AS. Salah satunya diriwayatkan dalam Al-Qur'an surah Al-A’raf ayat 145:

وَكَتَبْنَا لَهٗ فِى الْاَلْوَاحِ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَّوْعِظَةً وَّتَفْصِيْلًا لِّكُلِّ شَيْءٍۚ فَخُذْهَا بِقُوَّةٍ وَّأْمُرْ قَوْمَكَ يَأْخُذُوْا بِاَحْسَنِهَا ۗسَاُورِيْكُمْ دَارَ الْفٰسِقِيْنَ

Artinya, “Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada lauh-lauh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan untuk segala hal; maka (Kami berfirman), “Berpegangteguhlah kepadanya dan suruhlah kaummu berpegang kepadanya dengan sebaik-baiknya, Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang fasik.” (QS. Al-A’raf: 145).

Mengutip laman NU, Jalaluddin as-Suyuthi menjelaskan, ayat ini tidak tidak saja mengindikasikan Nabi Muhammad SAW sudah disebutkan identitasnya dalam kitab Taurat sebelum beliau diutus. Lebih dari itu, ciri-ciri para pengikut atau umat Nabi Muhammad SAW yang kemudian dikenal dengan umat Muslim juga telah disebut.

Sebab itu, dalam menafsiri ayat di atas, as-Suyuthi mengutip riwayat Qatadah tentang kekaguman Nabi Musa saat rasul Bani Israil ini melihat keutamaan umat Muhammad dalam Taurat. Berikut riwayatnya,

Saat Nabi Musa menerima kitab Taurat dari Allah SWT, dia bertanya kepada-Nya. “Wahai Tuhanku, dalam kitab Taurat dijelaskan ada umat terakhir tapi kelak memasuki surga paling awal. Aku berharap mereka adalah umatku.” Allah menjawab,

“Mereka adalah umat Muhammad.”

“Di dalam Taurat juga dijelaskan tentang umat terbaik yang selalu menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar dan beriman kepada Allah. Aku berharap mereka adalah umatku.”

“Mereka adalah umat Muhammad.”

“Di dalam Taurat dijelaskan tentang umat yang mengimani kitab suci terdahulu dan kitab suci terakhir. Mereka memberantas kesesatan dan memerangi Dajjal. Aku berharap mereka adalah umatku.”

“Mereka adalah umat Muhammad.”

“Di dalam Taurat dijelaskan tentang umat yang telah hafal dan memahami benar-benar kandungan kitab-kitab Injil (berbeda dengan umat lainnya yang tidak memiliki kemampuan demikian). Aku berharap mereka adalah umatku.”

“Mereka adalah umat Muhammad.”

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Nabi Musa Menjadi Umat Nabi Muhammad SAW

“Di dalam Taurat dijelaskan tentang umat yang ketika bersedekah, maka sedekah mereka bisa dimakan penerimanya dan pemberinya mendapat pahala (berbeda dengan umat sebelumnya yang jika bersedekah dan diterima oleh Allah swt, maka Allah menurunkan api untuk membakar sedekahan itu sehingga tidak bisa dinikmati). Aku berharap mereka adalah umatku.”

“Mereka adalah umat Muhammad.”

“Di dalam Taurat dijelaskan tentang umat yang ketika berniat melakukan satu kebaikan kemudian mengurungkannya, maka mereka tetap memperoleh satu pahala. Jika merealisasikan niat baiknya, mereka akan memperoleh pahala sepuluh kali lipat, tujuh puluh kali lipat, hingga balasan yang tak terhitung. Aku berharap mereka adalah umatku.”

“Mereka adalah umat Muhammad.”

“Di dalam Taurat dijelaskan tentang umat yang ketika berniat melakukan perbuatan buruk lalu mengurungkannya, maka mereka sama sekali tidak mendapat dosa. Jika mereka tidak merealisasikannya maka hanya mendapat satu dosa. Aku berharap mereka adalah umatku.”

“Mereka adalah umat Muhammad.”

“Di dalam Taurat dijelaskan tentang umat yang doa-doanya dikabulkan. Aku berharap mereka adalah umatku.”

“Mereka adalah umat Muhammad.”

Setelah dialog itu selesai, Nabi Musa akhirnya menyatakan diri sebagai umat Nabi Muhammad.

“Ya Allah, kalau demikian, jadikanlah aku sebagai umat Muhammad.”

Allah kemudian memberikan Nabi Musa dua hal, yaitu menjadikannya sebagai utusan yang mampu berbicara dengan-Nya tanpa perantara dan sebagian umatnya ada yang mendapat petunjuk serta mampu berbuat adil. (Jalaluddin as-Suyuthi, Ad-Durrul Mantsur, (Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah, 2015), juz III, halaman 227).

(Sumber:https://islam.nu.or.id/tasawuf-akhlak/ketika-nabi-musa-merasa-iri-atas-keistimewaan-umat-nabi-muhammad-saw-udFPH)

Tim Rembulan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.