Sukses

Ramadan 2020, Warga Uni Emirat Arab Berpuasa 14 Jam Sehari

Astronom terkemuka katakan mereka yang berada di ketinggian 300 meter miliki jam tambahan.

Liputan6.com, Jakarta Warga Uni Emirat Arab akan berpuasa selama 14 jam sehari selama Ramadan 2020. Puncak waktu puasa terlama akan terjadi pada hari terakhir Ramadan, dengan selisih 41 menit dengan hari pertama, ungkap seorang astronom terkemuka yang berbasis di Sharjah.

Ibrahim Al Jarwan, anggota Federasi Arab untuk Antariksa dan Astronomi, membenarkan bahwa penduduk akan berpuasa selama 14 jam dan 57 menit pada hari terakhir Ramadan, dengan sedikit perbedaan antara berbagai wilayah di negara itu. Pada hari pertama Ramadan, yang jatuh pada 24 April, umat Islam di UEA harus berpuasa selama 14 jam dan 16 menit.

Untuk menghitung perbedaan waktu untuk masing-masing emirat, tambahkan empat menit tambahan untuk Abu Dhabi. Empat menit dikurangkan untuk Ras Al Khaimah dan Umm Al Quwain, satu menit untuk Sharjah dan Ajman, dan enam menit untuk Fujairah.

"Waktu matahari terbenam dan matahari terbit berbeda dengan ketinggian. Jadi timing matahari terbenam lebih lama didasarkan pada semakin tinggi ketinggian," kata Al Jarwan.

"Prinsip yang sama ini berlaku untuk orang-orang yang tinggal di gedung pencakar langit yang tinggi (red: seperti Burj Khalifa di Dubai), yang pertama kali melihat matahari terbit dan terakhir menerima matahari terbenam. Jadi, puasa orang di gedung tinggi semacam itu akan tertunda beberapa menit," demikian seperti dikutip dari Gulfnews, Sabtu (2/5/2020).

Kira-kira, matahari terbenam satu menit kemudian untuk setiap 1,5 kilometer di ketinggian.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyebabnya

Di Uni Emirat Arab, waktu berbuka antara lintang hanya beberapa menit. Tetapi di gedung pencakar langit yang tinggi, Anda dapat menghitung waktu untuk matahari terbenam sebagai satu menit untuk 300 meter pertama, dan kemudian dua menit untuk apartemen yang tingginya mencapai 550 meter, jelas Ibrahim Al Jarwan.

Al Jarwan menjelaskan bahwa selama bulan Ramadhan, yang jatuh dari pertengahan April hingga pertengahan Mei tahun ini, suhunya diperkirakan mencapai hingga 39 derajat Celcius dengan posisi terendah 21 derajat Celcius. Tingkat kelembabannya tidak ekstrem, dan akan turun antara 18 dan 76 persen, dengan sedikit kemungkinan hujan.

"Fenomena astronomi yang paling penting untuk disaksikan selama Ramadhan adalah kemegahan tiga planet terang di cakrawala timur saat fajar, yaitu Mars, Saturnus, dan Jupiter," tambahnya.

Sementara itu, planet Venus juga akan lebih menyilaukan daripada biasanya di seluruh dunia, di belahan bumi utara dan selatan, karena 'bintang' malam dapat terlihat pada akhir April hingga awal Mei.

 

Reporter: Yohana Belinda

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.