Sukses

Komorbid yang Umumnya Terjadi dan Mengancam Nyawa, Penderita Obesitas dan Diabetes Wajib Simak

Komorbid yang umum terjadi adalah obesitas dan diabetes.

Liputan6.com, Jakarta Penyakit komorbid adalah kondisi medis tambahan pada seseorang yang sudah menderita suatu penyakit, atau kondisi medis lainnya. Komorbid yang umum terjadi salah satunya adalah seseorang yang menderita diabetes, juga dapat mengalami hipertensi atau penyakit jantung koroner.

Komorbid yang umum terjadi  ini tentu bisa mengancam kesehatan hingga nyawa manusia. Pasien dengan penyakit komorbid, memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi daripada mereka yang hanya menderita satu penyakit saja. Komorbiditas memerlukan perhatian khusus dalam pengelolaan medis, karena dapat mempengaruhi respons terhadap perawatan dan pengobatan, serta dapat meningkatkan biaya perawatan kesehatan.

Contoh nyata dari bahaya komorbid adalah ketika seseorang yang menderita penyakit jantung koroner juga menderita diabetes. Kedua penyakit ini memiliki pengaruh yang saling memperburuk, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung yang fatal. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memahami secara mendalam tentang kondisi kesehatannya, terutama tentang adanya kemungkinan penyakit komorbid.

Anda juga dapat berkonsultasi dengan dokter, untuk menghadapi masalah penanganan penyakit komorbid dan mendapatkan perawatan tepat serta terencana. Berikut ini komorbid yang umum terjadi serta penyebabnya yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (22/2/2024). 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengenal Apa Itu Komorbid

Komorbiditas atau komorbid merupakan istilah yang berasal dari bahasa Inggris, "comorbidity". Kata "co" berarti bersama atau menyertai, sedangkan "morbidity" merujuk pada kondisi kesehatan. Dengan demikian, komorbiditas dapat diartikan sebagai kondisi kesehatan yang terjadi bersamaan atau sebagai penyakit penyerta. Komorbiditas mencakup setiap kondisi kesehatan yang ada secara bersamaan atau hidup berdampingan. Istilah ini juga bisa diartikan sebagai kondisi yang terjadi secara simultan. Meskipun kadang-kadang interaksi antar-kondisi tersebut dapat terjadi, namun mereka juga dapat muncul secara terpisah satu sama lain.

Seseorang dianggap memiliki komorbiditas, ketika ia mengalami dua atau lebih kondisi kesehatan pada saat yang sama. Komorbiditas seringkali dianggap sebagai diagnosis sekunder, terutama jika kondisi tersebut tidak langsung berkaitan dengan masalah kesehatan utama. Kondisi yang dianggap sebagai komorbiditas umumnya bersifat kronis dan dapat berkembang secara independen satu sama lain.

Melansir dari laman Healthline, komorbiditas adalah kondisi yang hadir secara bersamaan dan berkembang secara mandiri. Meskipun mungkin ada faktor risiko yang sama, namun kondisi-kondisi ini tidak selalu langsung menyebabkan satu sama lain. Sebagai contoh, obesitas dapat meningkatkan risiko terkena komorbiditas seperti arthritis dan diabetes. Perlu dibedakan bahwa komplikasi merupakan kondisi medis yang muncul sebagai akibat dari kondisi kesehatan lain atau dari perawatan yang diberikan untuk kondisi lain. Sebagai contoh, HIV dapat menyebabkan komplikasi berupa infeksi kelamin. Sementara komorbiditas merupakan penyakit terpisah yang mungkin hadir bersamaan dengan masalah kesehatan utama, komplikasi adalah efek samping atau masalah medis yang mungkin timbul akibat dari penyakit utama tersebut.

3 dari 4 halaman

Contoh Umum yang Terjadi

Obesitas

Komorbid adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan kondisi kesehatan lain, yang muncul bersamaan dengan suatu penyakit atau kondisi medis. Salah satu komorbid yang umum terjadi dan mengancam kesehatan hingga nyawa manusia adalah obesitas. Obesitas sering kali menjadi faktor resiko bagi munculnya berbagai penyakit serius seperti diabetes tipe 2, hipertensi, penyakit jantung, stroke, bahkan beberapa jenis kanker. Obesitas juga dapat menyebabkan gangguan pernapasan, gangguan kesuburan, osteoartritis, dan masalah pada hati serta ginjal.

Selain itu, obesitas juga dapat menyebabkan depresi dan masalah psikologis lainnya. Karena itu, penting untuk mengatasi obesitas dengan serius dan segera untuk mencegah munculnya komorbid yang membahayakan kesehatan. Penting untuk menjaga pola makan yang sehat, rutin berolahraga, dan memperhatikan berat badan agar terhindar dari obesitas. Konsultasikanlah dengan ahli gizi atau dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat jika mengalami masalah obesitas demi mencegah munculnya komorbid yang berbahaya.

Osteoarthritis dan Rematik

Osteoarthritis adalah kondisi di mana terjadi kerusakan pada sendi, akibat penurunan kualitas tulang dan tulang rawan. Sedangkan rematik merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada sendi dan jaringan tubuh lainnya. Kedua kondisi ini seringkali terjadi bersamaan, di mana rematik yang menyebabkan peradangan pada sendi dapat mempercepat kerusakan tulang dan tulang rawan yang sudah terjadi akibat osteoarthritis. Hal ini membuat penderitanya mengalami nyeri sendi yang luar biasa dan kesulitan dalam bergerak. Dalam kasus yang parah, komorbiditas osteoarthritis dan rematik dapat mengancam kesehatan hingga nyawa manusia. Oleh karena itu, penting untuk melakukan tindakan pencegahan dan pengobatan yang tepat untuk mengelola kedua kondisi ini secara bersamaan. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

Diabetes

Diabetes merupakan salah satu kondisi komorbid yang umumnya terjadi dan mengancam kesehatan hingga nyawa manusia. Diabetes merupakan penyakit yang memengaruhi cara tubuh memproses gula darah, yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius seperti kerusakan saraf, gangguan penglihatan, penyakit jantung, bahkan risiko kematian. Kondisi diabetes sering kali terjadi bersama dengan penyakit lain seperti obesitas, hipertensi, dan penyakit jantung koroner. Kondisi-kondisi ini saling berhubungan dan dapat memperparah satu sama lain, sehingga meningkatkan risiko komplikasi dan kematian.

Penting bagi individu untuk memahami pentingnya pengelolaan diabetes dan komorbid lainnya melalui gaya hidup sehat, konsumsi makanan sehat, olahraga teratur, serta pengelolaan stres. Selain itu, konsultasi dengan dokter dan mematuhi pengobatan dan perawatan medis yang direkomendasikan juga sangat penting. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kondisi komorbid seperti diabetes, diharapkan masyarakat bisa lebih proaktif dalam menjaga kesehatan dan mengurangi risiko komplikasi serius yang dapat mengancam nyawa.

Penyakit Jantung

Penyakit jantung adalah salah satu komorbid yang umumnya terjadi dan mengancam kesehatan hingga nyawa manusia. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gaya hidup tidak sehat, pola makan yang tidak seimbang, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol dan merokok, serta faktor genetik. Penyakit jantung dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung, gagal jantung, aritmia, dan lainnya. Kondisi ini juga dapat mempengaruhi sistem tubuh lainnya seperti tekanan darah, fungsi ginjal, dan kesehatan mental.

Penting untuk mengenali gejala penyakit jantung dan melakukan pencegahan. Pola makan sehat, rutin berolahraga, menghindari konsumsi alkohol dan merokok, serta rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dapat membantu mencegah terjadinya penyakit jantung. Selain itu, jika seseorang memiliki faktor risiko atau gejala penyakit jantung, segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan jantung, diharapkan dapat mengurangi angka kematian akibat penyakit jantung dan meningkatkan kualitas hidup manusia.

Depresi dan Gangguan Kecemasan

Komorbiditas adalah kondisi ketika seseorang mengidap lebih dari satu penyakit atau gangguan kesehatan secara bersamaan. Salah satu komorbid yang umum terjadi dan mengancam kesehatan hingga nyawa manusia adalah kombinasi antara depresi dan gangguan kecemasan. Depresi dan gangguan kecemasan seringkali terjadi bersamaan karena keduanya memiliki faktor risiko yang serupa, seperti keturunan genetik, perubahan kimia otak, dan pengalaman trauma atau stres. Kombinasi kedua kondisi ini dapat menyebabkan dampak yang serius terhadap kesehatan fisik dan mental seseorang.

Penderita depresi dan gangguan kecemasan cenderung memiliki risiko kesehatan lain, seperti penyakit jantung, diabetes, obesitas, gangguan tidur, dan penyalahgunaan zat. Selain itu, kombinasi kedua kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko bunuh diri. Penting untuk meningkatkan kesadaran akan komorbiditas depresi dan gangguan kecemasan, serta pentingnya diagnosis dan penanganan yang tepat. Dengan penanganan yang tepat, penderita dapat mengurangi risiko komplikasi kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

4 dari 4 halaman

Penyebab dan Cara Mengatasi

Menurut informasi yang dilansir dari Healthline, terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan beberapa komorbiditas terjadi bersamaan secara acak, sementara yang lain dapat terhubung melalui faktor-faktor genetik, perilaku, atau lingkungan yang sama. Hubungan antara komorbiditas bisa terjadi melalui berbagai mekanisme, seperti peluang terjadinya antara dua kondisi, faktor risiko yang tumpang tindih, satu kondisi yang menjadi hasil dari komplikasi yang lain, atau kondisi ketiga yang menyebabkan munculnya kedua kondisi tersebut.

Meskipun siapa pun dapat mengembangkan komorbiditas, beberapa kelompok orang mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena kondisi kesehatan tertentu daripada yang lain. Misalnya, seiring bertambahnya usia, seseorang cenderung lebih mungkin memiliki beberapa kondisi kesehatan secara bersamaan. Oleh karena itu, usia menjadi faktor risiko utama dalam munculnya komorbiditas. Kelompok berisiko lainnya mencakup wanita hamil, bayi, anak-anak, dan orang-orang dengan penyakit bawaan.

Manajemen beberapa kondisi kronis dapat menjadi tantangan, namun Healthline memberikan beberapa tips yang dapat memudahkan proses tersebut:

  1. Beri tahu dokter tentang semua kondisi kesehatan yang Anda miliki, agar mereka dapat mempertimbangkannya dalam merancang rencana perawatan.
  2. Komunikasikan dengan spesialis mengenai masalah kesehatan lain yang Anda alami, dan berikan informasi jika sedang mengonsumsi obat lain.
  3. Bawa semua obat-obatan yang Anda konsumsi saat menjalani konsultasi medis.
  4. Jika waktu terbatas pada kunjungan medis, beritahu dokter mengenai masalah kesehatan yang paling mengganggu.
  5. Koordinasikan perawatan kesehatan dengan dokter utama, untuk memastikan program perawatan yang tepat.
  6. Upayakan untuk memasukkan kebiasaan gaya hidup sehat, seperti berhenti merokok, rutin berolahraga, dan menjaga pola makan yang seimbang.
  7. Pastikan untuk minum semua obat sesuai dengan resep dokter. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.