Sukses

Tega Bunuh Istri yang Hamil, Pria Ini Melarikan Diri dan Muncul Setelah 22 Tahun

Larikan diri dan muncul kembali usai 22 tahun, pria ini tanpa rasa bersalah menembak istrinya yang hamil 7 bulan.

Liputan6.com, Jakarta Bagi pasangan yang berusaha lama untuk memiliki anak, kehamilan adalah berita yang sangat dinanti-nantikan, karena mereka akhirnya akan menjadi orang tua. Namun, bukannya bahagia karena sang istri tengah mengandung, pria asal Argentina ini justru dengan tega menembak istrinya yang hamil 7 bulan.

Atas kejahatan dengan sengaja yang dilakukan, pria bernama Ramón Ángel Abregú dipenjara dengan tuntutan 20 tahun. Bukannya menjalani untuk menebus kesalahannya, dirinya justru melarikan diri pada bulan Februari 2001, menggunakan truk untuk menyeberangi perbatasan di Sebastián.

Kini setelah 22 tahun, pria yang bersembunyi di dalam hutan ini kembali muncul, untuk meminta revisi kasusnya. Saat ini belum ada kejelasan pasti terkait tindakan yang dilakukan. Namun untuk sementara, pria paruh baya ini ditahan di Unit Penahanan Río Grande, sedangkan kuasa hukumnya berupaya untuk meminta pembebasan.

Berikut ini Liputan6.com merangkum dari NYPost, tentang kisah pria tega membunuh istrinya yang lagi hamil, Sabtu (21/10/2023). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Muncul Setelah 22 Tahun Melarikan Diri dari Penjara

Seorang pria berusia 70 tahun yang dijatuhi hukuman penjara, karena membunuh istrinya yang sedang hamil. Pria ini diketahui muncul dari hutan hujan di Argentina, setelah melarikan diri dari penjara lebih dari 20 tahun yang lalu.

Ramón Ángel Abregú yang kini berusia 70 tahun, kembali ke Tierra del Fuego, sebuah kepulauan dekat ujung selatan Argentina. Bahkan dalam minggu ini, dirinya telah menyeberangi empat perbatasan tanpa dokumen resmi. 

Abregú telah hidup tanpa terdeteksi di hutan Chaco Salteño sejak pelariannya pada bulan Februari 2001, dan sekarang ia muncul kembali setelah batas waktu kejahatannya habis. Pria paruh baya ini tiba di Pengadilan Pidana di Río Grande, dengan maksud meminta revisi kasusnya yang telah mencapai batas waktu hukumnya.

Pengacaranya, Alejandro De la Riva, menjelaskan, "Batas waktu hukumannya adalah 20 tahun, yang merupakan periode di mana ia berhasil tetap menjadi buronan yang hidup dalam persembunyian."

 

3 dari 3 halaman

Tega Menembak Istri yang Hamil Sebanyak 4 Kali di Klinik

Abregú awalnya dihukum 20 tahun penjara pada bulan September 2000, karena menembak istrinya yang sedang hamil tujuh bulan, Eva Falcón sebanyak empat kali, di sebuah klinik medis di Rio Grande pada bulan Januari di tahun yang sama. Pria ini kemudian dihukum dengan tuduhan femisida, yaitu pembunuhan yang disengaja dengan motivasi terkait gender.

Beberapa bulan setelah menjalani hukumannya, Abregú melarikan diri ke Chili dengan menggunakan truk untuk menyeberangi perbatasan di Sebastián. Ia kemudian kembali ke Argentina dan menetap di Provinsi Utara, bersembunyi di dalam hutan. Abregú berhasil melarikan diri dari penjara, dengan memanfaatkan kelemahan dalam sistem keamanan.

Kejadian itu terjadi ketika hanya ada tiga petugas yang menjaga 23 narapidana, dan saat mereka mengetahui keberadaan Abregú, dia sudah pergi selama setengah hari. Saat ini, belum jelas apakah Abregú akan bebas dan dapat menjalani sisa hidupnya dalam masyarakat. Ia saat ini ditahan di Unit Penahanan Río Grande, dan pembela hukumnya tengah berupaya untuk meminta pembebasannya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.