Sukses

Amalan yang Dianjurkan Ketika Gempa dalam Ajaran Islam, Segera Bertaubat

Dalam ajaran Islam ada beberapa amalan yang dianjurkan ketika gempa.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik, sebuah wilayah yang dikenal karena aktivitas seismiknya yang tinggi, sehingga sering mengalami gempa bumi. Salah satunya adalah aktivitas tektonik, di mana lempeng tektonik yang membentuk kerak bumi saling bergerak atau bertabrakan. Selain aktivitas tektonik, gempa bumi di Indonesia juga dapat disebabkan oleh aktivitas vulkanik. Banyaknya gunung berapi yang masih aktif di wilayah Indonesia sering mengakibatkan gempa vulkanik.

Dalam ajaran Islam ada beberapa amalan yang dianjurkan ketika gempa. Islam memang agama yang selalu mengajarkan para penganutnya untuk melakukan berbagai jenis amalan dalam berbagai kesempatan, termasuk jika terjadi gempa. Amalan yang dianjurkan ketika gempa merupakan bentuk memohon perlindungan dari akibat yang disebabkan oleh gempa. 

Dampak gempa bumi, terutama di Indonesia, bisa sangat merusak oleh sebab itu fenomena alam ini disebut sebagai bencana. Guncangan yang ditimbulkan dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan, infrastruktur, dan sumber daya alam. Selain itu, gempa bumi sering kali diikuti oleh tsunami jika terjadi di dekat pantai atau bawah laut.

Sebenarnya tidak ada riwayat hadits maupun dalil dalam Al-Quran yang menyebutkan secara spesifik amalan yang dianjurkan ketika gempa. Namun para ulama bersepakat bahwa gempa merupakan bencana alam yang merupakan bagian dari tanda kekuasaan Allah SAW.  Gempa dapat menjadi tazkirah atau peringatan untuk para hamba Allah agar senantiasa memperkuat keimanan dan ketakwaan. Berikut amalan yang dianjurkan ketika gempa dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (8/6/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bertaubat

Amalan yang dianjurkan ketika gempa yang pertama adalah bertaubat. Bencana alam berupa gempa bumi dapat menjadi bentuk peringatan dan hukuman dari Allah SAW atas tingkah laku penduduk wilayah tersebut atas kemaksiatan dan ketidakpatuhan mereka kepada perintah dan larangan Allah SAW. Dengan kejadian gempa umat manusia diharapkan dapat mengintrospeksi diri dan bertaubat.

Dikisahkan oleh Abu Musa: Ketika gerhana matahari, Rasulullah bangun dan takut bahwa itu mungkin hari kiamat. Ia pergi ke masjid dan mengucapkan doa dengan sujud terlama. Lalu ia berkata, "Tanda-tanda yang dikirim Allah ini tidak terjadi karena hidup atau mati seseorang, tetapi Allah membuat umatnya takut. Sehingga ketika melihat suatu bencana, mohon dan memintalah pengampunan kepada-Nya." (HR. Bukhari).

Memperbanyak Zikir dan Doa

Musibah dalam berbagai bentuk, termasuk bencana gempa dapat datang kapan saja, hingga kebanyakan manusia tidak siap ketika menghadapinya. Namun di balik musibah yang menjadi salah satu ujian hidup tentu ada hikmah yang dapat dipetik. Salah satu amalan yang dianjurkan ketika gempa adalah berzikir dan berdoa.

Zikir merupakan pujian kepada Allah SWt yang diucapkan berulang-ulang dengan tujuan mendekatkan diri kepadanya-Nya. Imam Syafi’i mengatakan, “Obat yang paling mujarab untuk mengobati bencana adalah memperbanyak tasbih”. Imam as-Suyuthi juga memiliki pendapat serupa yang mengatakan, “Hal itu karena zikir dapat mengangkat bencana dan azab.” pendapat kedua ulama ini berdasarkan firman Allah dalam surat V ayat 143-144

فَلَوْلَآ أَنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلْمُسَبِّحِينَ (١٤٣) لَلَبِثَ فِى بَطْنِهِۦٓ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ (١٤٤)

Artinya: Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit” (QS. Ash-Shaffat: 143–144).

Rasulullah SAW juga mengajarkan untuk membaca doa ini saat sedang terkena musibah.

إنّاَ للهِ وإنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أجِرْنِي فِي مُصِيبَتي وأَخْلِفْ لِي خَيْراً مِنْها

Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji'un. Allâhumma ajirnî fî mushîbatî wa akhlif lî khairan minhâ.

Artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya.

3 dari 3 halaman

Membantu Para Korban

Saling tolong menolong merupakan salah satu amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan oleh Muslim. Membantu korban gempa yang menjadi salah satu amalan yang dianjurkan ketika gempa.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Artinya: Barang siapa yang membantu menghilangkan kesusahan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan menghilangkan kesusahan darinya besok di hari kiamat. (HR. Muslim no. 2699).

Riwayat hadits lain juga mengatakan, 

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ

Artinya: Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Ar-Rahman, berkasih sayanglah kepada siapa pun yang ada di bumi, niscaya Yang ada di langit akan mengasihi kalian. (HR. At-Tirmizi)

Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Seperti sudah dibahas sebelumnya, bencana gempa dapat menjadi bentuk peringatan dan hukuman atas dosa yang telah dilakukan umat manusia. Oleh sebab itu sebaiknya umat manusia menegakkan amar ma’ruf nahi munkar atau menegakkan yang benar dan melarang yang salah. Hal tersebut dapat ditempuh dengan dengan menegakkan dakwah dan saling menasihati sehingga mengecillah kemungkaran.

Ma’ruf nahi munkar adalah hal yang wajib dilakukan oleh seorang muslim. Oleh sebab itu ketika ma’ruf nahi munkar tidak ditegakkan di suatu wilayah, Allah mendatangkan bencana sebagai sebuah peringatan seperti yang dijelaskan dalam surat Al-Maidah ayat 78-79.

لُعِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنۢ بَنِىٓ إِسْرَ‌ٰٓءِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُۥدَ وَعِيسَى ٱبْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَ‌ٰلِكَ بِمَا عَصَوا۟ وَّكَانُوا۟ يَعْتَدُونَ ﴿٧٨﴾ كَانُوا۟ لَا يَتَنَاهَوْنَ عَن مُّنكَرٍۢ فَعَلُوهُ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا۟ يَفْعَلُونَ ﴿٧٩﴾

“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu” (QS. Al-Maidah:78-79).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.