Sukses

Kelebihan Protein Berdampak Buruk Terhadap Tubuh, Ketahui Jumlah Asupannya

Kelebihan protein memiliki dampak buruk bagi kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta Kelebihan protein bagi tubuh harus diwaspadai. Protein merupakan nutrisi penting yang berperan dalam proses pembentukan dan perbaikan sel serta jaringan tubuh. Namun, kelebihan protein juga tidak baik untuk kesehatan.

Asupan protein sehari-hari harus kamu perhatikan agar tidak berdampak buruk terhadap kesehatan tubuh. Rekomendasi asupan protein juga perlu diketahui agar dalam asupan sehari-hari kamu tidak kelebihan protein.

Selain menyusun jaringan dan sel tubuh, protein juga berperan dalam produksi enzim dan berbagai hormon dalam tubuh, misalnya hormon pertumbuhan. Namun, tidak disarankan untuk mengonsumsi protein secara berlebihan karena bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Asupan protein yang terlalu tinggi diduga dapat memengaruhi proses metabolisme.

Walaupun menimbulkan beberapa penyakit jika kelebihan protein, kekurangan protein juga dapat memunculkan dampak buruk bagi kesehata. Oleh sebab itu keseimbangan asupan yang kamu konsumsi harus diperhatikan agar tidak kekurangan dan kelebihan protein.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang dampak yang ditimbulkan akibat kelebihan protein bagi tubuh, Rabu (14/10/2020).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dampak Kelebihan Protein Bagi Tubuh

Protein merupakan nutrisi penting bagi tubuh. Namun kelebihan protein juga memiliki dampak buruk terhadap kesehatan. Beberapa dampak yang ditimbulkan akibat kelebihan protein yang perlu diwaspadai.

1. Peningkatan Berat Badan

Peningkatan berat badan merupakan dampak kelebihan protein terhadap tubuh pertama yang perlu diwaspadai. Pola makan tinggi protein memang dapat membantu mengurangi berat badan dalam waktu singkat. Namun, efek jangka panjang dari pola makan ini justru bisa meningkatkan berat badan karena protein berlebih tersebut akan disimpan sebagai jaringan lemak.

Dalam 1 gram protein mengandung sekitar 4 kalori yang berarti bahwa jumlah kalori akan meningkat ketika konsumsi protein juga menjadi lebih tinggi. Karena itu perlu membatasi jumlah protein harian agar sesuai dengan kebutuhan tubuh.

2. Kerusahan Ginjal

Kerusakan ginjal merupakan dampak kelebihan protein selanjutnya yang harus diwaspadai. Protein akan diolah menjadi asam amino di dalam tubuh. Sisa metabolisme protein menjadi asam amino akan menjadi urea yang perlu disaring dan dibuang oleh ginjal melalui urine.

Inilah merupakan alasan mengapa asupan protein yang tinggi dapat membuat ginjal bekerja ekstra. Oleh karena itu, orang yang mengalami penyakit ginjal umumnya disarankan untuk membatasi atau mengurangi asupan protein untuk mencegah kerusakan ginjal yang semakin parah.

3. Penumpukan Keton dan Bau Mulut

Banyak orang yang mengurangi konsumsi karbohidrat dan lemak karena mengonsumsi tinggi protein. Jika hal ini dilakukan secara terus-menerus maka bisa mengurangi jumlah ketosis yang dihasilkan oleh tubuh. 

Mengonsumsi terlalu banyak makanan berprotein tinggi dapat menyebabkan tubuh mengalami kondisi yang disebut ketosis. Kondisi ini bisa mambuat zat kimia keton menumpuk di dalam tubuh, sehingga menyebabkan bau mulut. Selain itu, penumpukan keton juga dapat membahayakan ginjal.

4. Kehilangan Kalsium

Dampak selanjutnya yang ditimbulkan lantaran kelebihan protein yakni kehilangan kalsium. Protein yang terlalu tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan produksi asam yang terlalu tinggi. Produksi asam yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kemampuan tulang menyerap kalsium menjadi lebih rendah. Akhirnya tubuh akan mengalami bahaya kekurangan kalsium yang bisa meningkatkan resiko penyakit tulang dan berbagai masalah lain yang berhubungan dengan kebutuhan kalsium untuk tubuh.

Tanda-tanda dari kekurangan kalsium karena konsumsi protein yang berlebihan adalah rasa sakit pada pergelangan tangan. Agar jumlah asupan protein cukup, tidak kurang maupun berlebihan, jalanilah pola makan sehat dan bergizi seimbang. Namun, jika memiliki penyakit tertentu, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui jumlah asupan protein yang sesuai dengan kondisi.

5. Risiko Penyakit Kardiovaskuler

Asupan protein hewani yang bersumber dari daging merah, daging berlemak, atau jeroan, juga banyak mengandung lemak jenuh dan kolesterol.

Oleh karena itu, terlalu banyak mengonsumsi makanan berprotein tinggi yang bersumber dari hewan bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular dan stroke.

Penumpukan lemak dari sumber protein memicu munculnya radikal bebas yang menyebabkan pertumbuhan sel normal menjadi kanker.

6. Tinggi Asam Urat

Kelebihan protein selanjutnya juga berdampak terhadap peningkatan asam urat. Konsumsi protein dari sumber hewan memiliki resiko lebih tinggi terkena gejala asam urat tinggi. Hal ini terjadi karena protein dari hewan bisa menjadi sumber lemak dan meningkatkan jumlah kolesterol. Asam urat terpengaruh oleh jumlah kolesterol yang tinggi sehingga terlihat seperti penyakit komplikasi.

7. Masalah Keseimbangan Makronutrien untuk Tubuh

Masalah keseimbangan makronutrien untuk tubuh juga dapat terganggu lantaran kelebihan protein. Berbagai jenis makanan yang mengandung protein tinggi bisa membuat tubuh menjadi lebih kuat. Namun jika kebiasaan ini dilakukan secara terus menerus maka keseimbangan nutrisi mikro dan makro akan menjadi tidak seimbang.

Keseimbangan zat makro dan mikro untuk tubuh memang sangat penting karena mengendalikan sistem dalam tubuh termasuk untuk fungsi organ, otot dan jaringan tubuh.

 

3 dari 4 halaman

Dampak kekurangan Protein Bagi Tubuh

Selain kelebihan protein yang memiliki dampak buruk bagi tubuh, kekurangan protein juga berdampak negatif terhadap tubuh. Oleh sebab itu penting memperhatikan jumlah protein dalam asupan sehari-hari. Berikut ini beberapa dampak kekurangan protein terhadap tubuh ;

1. Rambut Rontok

Dampak kekurangan rambut rontok yang pertama adalah dapat menyebabkan rambut rontok. Kekurangan protein bagi seseorang dapat menyebabkan rambut mengalami kerontokan. Kurangnya asupan protein bisa memicu kerontokan rambut. Hal ini karena saat tubuh kekurangan protein, laju pertumbuhan rambut akan melambat dan semakin banyak folikel rambut yang memasuki fase istirahat. Efeknya, rambut menjadi rapuh, mudah rontok, dan menjadi lebih tipis.

2. Imunitas Tubuh Menurun

Kekurangan protein dapat menurunkan kekebalan atau imunitas tubuh. Itulah sebabnya, orang yang kebutuhan proteinnya tidak tercukupi dengan baik lebih rentan terkena penyakit, khususnya penyakit infeksi.

3. Gangguan Fungsi Otak dan Kesehatan Mental

Kekurangan protein dapat menyebabkan gangguan fungsi otak. Hal tersebut karena asam amino yang terdapat pada protein dibutuhkan untuk pembentukan beragam jenis neurotransmitter, yaitu senyawa kimia yang berperan mengantar stimulus atau pesan ke sel saraf otak maupun otot.

Asam amino yang terkandung dalam protein juga diperlukan untuk pembentukan dopamin dan serotonin yang berkaitan dengan suasana hati. Kekurangan dopamin dan serotonin bisa membuat suasana hati menjadi buruk dan memicu gangguan perilaku.

4. Proses Penyembuhan Luka Menjadi Lambat

Dampak kekurangan protein selanjutnya yakni membuat proses penyembuhan luka menjadi terhambat. Kekurangan asupan protein dapat memperlambat proses penyembuhan luka. Penelitian menunjukkan bahwa salah satu penyebab luka yang sulit sembuh adalah rendahnya kadar protein di dalam tubuh. Hal ini tentu tidak mengherankan, karena protein dibutuhkan untuk memperbaiki jaringan yang rusak dan membentuk jaringan baru.

Untuk menghindari berbagai dampak dari kekurangan protein, Anda perlu mencukupi kebutuhan protein harian Anda dengan mengonsumsi aneka jenis makanan yang mengandung protein. Bila perlu, konsultasikanlah dengan dokter untuk mengetahui jumlah asupan protein yang dibutuhkan, sesuai kondisi kesehatan Anda.

5. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Terhambat

Pertumbuhan dan perkembangan anak juga dipengaruhi oleh kecukupan asupan proteinnya. Jika asupan protein anak kurang, tentu saja proses pertumbuhan dan perkembangannya dapat terganggu. Salah satu tandanya adalah anak mengalami stunting atau memiliki tubuh yang lebih pendek daripada anak-anak lain seusianya.

4 dari 4 halaman

Rekomendasi Jumlah Asupan Protein Harian

Agar tidak kelebihan protein ataupun kekurangan, penting untuk mengetahui rekomendasi jumlah asupan protein harian. Jumlah asupan protein harian perlu dipenuhi agar tubuh tetap sehat. Namun, asupan protein harian yang disarankan berbeda-beda pada setiap orang, tergantung usia dan jenis kelamin.

Berikut ini adalah rekomendasi asupan protein harian menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2019:

- Anak-anak usia 1–6 tahun: 20–25 gram

- Anak-anak usia 7–9 tahun: 35–40 gram

- Remaja: 60–75 gram

- Orang dewasa: 50–70 gram

- Wanita hamil dan menyusui: 70–85 gram

Asupan protein harian yang direkomendasikan juga bisa berbeda pada setiap orang tergantung tingkat aktivitas fisik dan kondisi kesehatan tubuh.

Orang yang disarankan untuk mengonsumsi lebih banyak protein adalah atlet, lansia, dan orang yang sedang menjalani proses pemulihan luka atau sakit. Namun, asupan protein mungkin perlu dibatasi atau dikurangi pada kondisi tertentu, misalnya ketika tubuh mengalami kerusakan atau gangguan fungsi ginjal.

Untuk mencukupi kebutuhan protein, kamu bisa mengonsumsi makanan yang berprotein, seperti daging tanpa lemak, telur, kacang-kacangan, ikan, keju, susu, atau suplemen protein, jika dibutuhkan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini