Sukses

Ciri Makanan Menggunakan Pewarna Tekstil, Waspada Bahayanya

Hati-hati dengan warna makanan yang menggoda.

Liputan6.com, Jakarta Makanan merupakan kebutuhan utama manusia untuk dapat bertahan hidup. Pola makan sehat dengan konsumsi makanan bergizi penting diterapkan. Terkadang, sering dijumpai makanan dengan warna-warni menarik.

Adanya warna pada makanan tak hanya membuatnya terlihat manis namun memberi selera tersendiri bagi siapapun yang melihatnya. Pewarna makanan digunakan hampir seluruh makanan olahan yang dikonsumsi banyak orang. Ini terutama ditemukan pada makanan anak-anak, mulai dari permen, jajanan, hingga minuman ringan.

Pada umumnya pewarna makanan bisa didapatkan dari pewarna alami dan pewarna sintetis makanan yang aman. Pewarna alami terkadang dianggap tak cukup stabil dan tahan lama dibanding pewarna sintetis makanan. Meski telah ada pewarna sintetis yang aman untuk makanan, masih ada saja oknum yang menggunakan bahan yang tidak layak dikonsumsi sebagai makanan.

Penggunaan pewarna makanan berbahaya ini patut diwaspadai dan dikenali keberadaannya. Pewarna makanan berbahaya yang sering ditemukan adalah pewarna tekstil seperti Rhodamin B atau metanil yellow. Karena bukan pewarna makanan yang semestinya, konsumsi makanan dengan kandungan bahan ini dapat menyebabkan serangkaian gangguan kesehatan.

Nah, bagaimana cara mengenali makanan dengan pewarna tekstil ini? Simak ulasan Liputan6.com yang dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (30/5/2019) mengenai makananan dengan pewarna tekstil.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengenal Rhodamin B

Dilansir dari Badan POM, Rhodamin B merupakan pewarna sintetis berbentuk serbuk kristal, berwarna hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau dan dalam larutan akan berwarna merah terang berpendar. Rhodamin B merupakan zat warna yang lazim digunakan pada industri tekstil dan kertas, sebagai pewarna kain, kosmetika, produk pembersih mulut, dan sabun.

Rhodamin B termasuk salah satu pewarna sintetis yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan pangan. Namun faktanya masih saja ditemukan makanan dengan bahan pewarna ini. Penggunaan rhodamin B dalam pangan tentunya berbahaya bagi kesehatan.

Adanya produsen pangan yang masih menggunakan rhodamin B pada produknya mungkin dapat disebabkan oleh pengetahuan yang tidak memadai mengenai bahaya penggunaan bahan kimia tersebut pada kesehatan dan juga karena tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah.

Selain itu, rhodamin B sering digunakan sebagai pewarna makanan karena harganya relatif lebih murah daripada pewarna sintetis untuk pangan, warna yang dihasilkan lebih menarik dan tingkat stabilitas warnanya lebih baik daripada pewarna alami.

Rhodamin B sering disalahgunakan pada pembuatan kerupuk, terasi, cabe merah giling, agar-agar, aromanis/kembang gula, manisan, sosis, sirup, minuman, dan lain-lain.

3 dari 4 halaman

Ciri-ciri makanan dengan pewarna tekstil rhodamin B

Agar lebih waspada, penting untuk mengetahui ciri makanan dan minuman dengan pewarna berbahaya. Tanda makanan dan minuman dengan pewarna berbahaya dapat dilihat dengan ciri-ciri:

1. Warna makanan atau minuman terlihat cerah mengkilap dan lebih mencolok serta cenderung berpendar.

2. Terkadang warna terlihat tidak homogen atau rata. bila dilihat dengan teliti akan terlihat gumpalan warna pada makanan atau minuman.

3. Bila dikonsumsi, makanan atau minuman akan terasa lebih pahit.

4. Tenggorokan terasa gatal atau tidak nyaman usai mengonsumsi makanan dengan pewarna tersebut.

5. Biasanya produk pangan yang mengandung rhodamin B tidak mencantumkan kode, label, merek, atau identitas lengkap lainnya. Namun, ada beberapa oknum yang mencoba memalsukan kode produk dari BPOM. Untuk mengetahui kebenaran suatu izin produk, Anda dapat mengeceknya melalui laman cekbpom.pom.go.id.

Cara mencegah konsumsi makanan dengan pewarna berbahaya:

Untuk mencegah efek jangka panjang dari rhodamin B akibat tertelansecara tidak sengaja, maka lebih baik dilakukan tindakan pencegahan dalam memilih pangan, dengan cara:

- Lebih teliti dalam membeli produk pangan, misalnya dengan menghindari jajanan yang berwarna terlalu menyolok, terutama jajanan yang dijual di pinggir jalan.

- Mengenali kode registrasi produk, misalnya produk pangan sudah terdaftar di Badan POM atau untuk pangan industri rumah tangga sudah terdaftar di Dinas Kesehatan setempat.

- Tidak membeli produk yang tidak mencantumkan informasi kandungannya pada labelnya.

4 dari 4 halaman

Bahaya Rhodamin B

Menurut WHO, rhodamin B berbahaya bagi kesehatan manusia karena sifat kimia dan kandungan logam beratnya. Rhodamin B mengandung senyawa klorin (Cl). Senyawa klorin merupakan senyawa halogen yang berbahaya dan reaktif. Jika tertelan, maka senyawa ini akan berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan cara mengikat senyawa lain dalam tubuh, hal inilah yang bersifat racun bagi tubuh.

Selain itu, rhodamin B juga memiliki senyawa pengalkilasi (CH3-CH3) yang bersifat radikal sehingga dapat memengaruhi protein, lemak, dan DNA dalam tubuh. Konsumsi rhodamin B dalam jangka panjang dapat terakumulasi di dalam tubuh dan dapat menyebabkan gejala pembesaran hati dan ginjal, gangguan fungsi hati, kerusakan hati, gangguan fisiologis tubuh, atau bahkan bisa menyebabkan timbulnya kanker hati.

Dilansir dari Badan POM, pada umumnya bahaya akibat pengonsumsian rhodamin B akan muncul jika zat warna ini dikonsumsi dalam jangka panjang. Tetapi, perlu diketahui pula bahwa rhodamin B juga dapat menimbulkan efek akut jika tertelan sebanyak 500 mg/kg BB, yang merupakan dosis toksiknya. Efek toksik yang mungkin terjadi adalah iritasi saluran cerna.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini