Sukses

8 Gejala Penyakit Kuning pada Orang Dewasa, Kenali Penyebabnya

Kondisi di mana bagian tubuh seperti mata dan kulit mengalami perubahan yang berwarna kuning.

Liputan6.com, Jakarta Penyakit kuning biasanya terjadi pada bayi yang baru lahir, namun orang dewasa juga berisiko mengidap penyakit ini. Pada orang dewasa, sakit kuning sering dikaitkan dengan masalah liver atau hati. Padahal, faktanya penyakit kuning begitu kompleks, penyebabnya pun juga beragam.

Pada penderita penyakit kuning, proses bilirudin pada tubuh tidak dapat berjalan dengan semestinya. Akibatnya, bilirudin menumpuk pada darah dan jaringan di dalam tubuh sehingga membuat kulit penderitanya tampak kuning. Bilirudin merupakan pigmen berwarna kecoklatan yang ditemukan dalam empedu, darah, dan tinja yang berwarna keruh atau gelap dan tinja yang bewarna pucat. 

Biasanya penyakit kuning ini ditandai dengan mata dan kulit pada penderitanya berwarna kuning. Sedangkan untuk kelompok yang berisiko lebih tinggi terserang penyakit kuning adalah mereka dengan berat badan berlebih, pengguna narkoba suntik, serta mereka yang mengalami kecanduan alkohol.

Penyakit kuning ini dikategorikan menjadi tiga jenis. Yang pertama yaitu pre-hepatic yang terjadi karena meningkatnya kerusakan sel darah merah. Sedangkan yang kedua adalah intra-hepatic yang terjadi karena kerusakan sel hati. Dan yang ketiga ialah post-hepatic yang terjadi karena obstruksi pada aliran empedu.

Dalam beberapa kasus, penyakit kuning ini bisa menandai penyakit tertentu. Oleh karena itu, jangan sepelekan gejala-gejala yang mengindikasikan penyakit kuning. Anda harus mewaspadai penyakit kuning ini mulai dari ketahui penyebab dan gejalanya. Berikut rangkuman dari Liputan6.com dari berbagai sumber perihal penyebab dan gejala untuk penyakit kuning pada orang dewasa, Selasa (13/2/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Jenis Penyakit Kuning pada Orang Dewasa

Ketika terkena penyakit kuning fungsi hati akan mengalami kerusakan, sehingga tidak dapat memproses bilirubin. Terkadang bilirudin tidak dapat masuk ke sistem pencernaan sehingga dibuang melalui buang air besar. Tapi dalam kasus lain, banyak bilirubin yang mencoba masuk ke hati pada saat yang bersamaan. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah kesehatan pada tubuh. Terdapat tiga macam penyakit kuning, tergantung pada bagian tubuh yang terkena dampak dari pergerakan bilirubin tersebut. Berikut ini adalah macam-macamnya, dengan penyebab masing-masing.

1. Penyakit kuning Pre-Hepatik

Kondisi ini muncul ketika terjadi infeksi yang mempercepat kerusakan sel darah merah. Kerusakan tersebut dapat menyebabkan peningkatan level bilirubin dalam darah, sehingga memicu penyakit kuning. Penyebab dari penyakit kuning pre-hepatik adalah malaria, anemia, sindrom crigler najjar, dan spherocytosis.

2.  Penyakit kuning Post-Hepatik

Kondisi ini biasanya dipicu ketika saluran empedu rusak, meradang, atau terhambat. Akibat yang ditimbulkan adalah kandung empedu tidak mampu memindahkan empedu ke sistem pencernaan. Inilah penyebab dari penyakit kuning post hepatik, antara lain penyakit batu empedu, dan kanker kandung empedu.

3.  Penyakit kuning Intra-Hepatik

Penyakit kuning ini terjadi ketika ada permasalahan di hati, contohnya kerusakan akibat infeksi atau alkohol. Hal ini mengganggu kemampuan hati untuk memproses bilirubin. Dalam kasusu ini penyebab dari penyakit kuning intra hepatik adalah virus hepatitis A,B,C, penyakit hati, leptospirosis, demam glandular, penyalahgunaan obat, PBC, kanker hati, pemakaian zat yang berlebihan yang diketahui dapat menyebabkan kerusakan hati, dan hepatitis autoimun.

3 dari 7 halaman

Gejala Penyakit Kuning pada Orang Dewasa

Penyakit kuning ini bisa diindikasi sebagai masalah yang serius bagi fungsi sel darah putih, hati, pankreas atau kandung empedu. Selain perubahan pada mata dan kulit, tanda yang ditimbulkan bisa berupa mengeluarkan urin berwarna gelap dan tinja yang berwarna pucat. Jika Anda merasa penyakit kuning disebabkan oleh hepatitis, maka Anda akan mengalami gejala lain seperti lemah dan mual.

Meskipun kulit berubah jadi kuning, namun tidak semua kondisi yang mengacu pada perubahan tersebut dapat diidentifikasi sebagai penyakit kuning. Beberapa orang salah mendiagnosis ketika mereka mengalami kulit kuning. Berdasarkan salah satu pasien yang mengalami kondisi ini, ketika seseorang mengidapnya, kemungkinan perubahan warna kuning tersebut ditemukan pada mata dan kulit secara bersamaan. Jika Anda memiliki kulit kuning saja, mungkin kondisi tersebut disebabkan oleh kelebihan beta karoten pada sistem tubuh Anda. 

Beta karoten adalah antioksidan, biasanya ditemukan pada sayuran yang berwarna kuning atau orange, seperti wortel, lebak, dan ubi. Meski makan terlalu banyak beta karoten dapat mengubah warna kulit sementara, makan sayuran tersebut secara berlebihan tidak akan membuat Anda terkena penyakit kuning.

Selain gejala secara umum yang telah dijelaskan diatas, ada gejala lain yang juga dapat mengidentifikasi bahwa Anda terkena penyakit kuning. Berikut penjelasannya.

1.    Nyeri atau rasa tidak nyaman dalam perut.

2.    Demam, hal ini dapat terjadi terutama jika penyakit yang mendasari adalah suatu infeksi.

3.    Merasa mual dan muntah.

4.    Kulit terasa gatal-gatal meliputi seluruh atau sebagian tubuh.

5.    Penurunan berat badan yang tidak normal.

6.    Pembengkakan perut atau kaki.

7.    Nyeri pada otot atau persendian.

8.    Kulit tiba-tiba menjadi gelap.

4 dari 7 halaman

Penyebab Penyakit Kuning

Penyakit kuning atau disebut juga dengan jaundice, merupakan kondisi medis yang ditandai dengan warna kuning pada kulit dan mata akibat penumpukan bilirubin dalam tubuh. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain sebagai berikut:

1. Penyakit Hati

Penyakit kuning atau yang dikenal sebagai jaundice dapat disebabkan oleh berbagai kondisi. Salah satu faktor penyebab utama penyakit kuning adalah gangguan pada hati. Hati memiliki peran penting dalam proses metabolisme dan pembuangan zat-zat berbahaya dari tubuh, termasuk bilirubin. Bilirubin adalah zat kuning yang dihasilkan dari pemecahan sel darah merah dan seharusnya dikeluarkan melalui empedu. Namun, jika hati mengalami gangguan, bilirubin tidak dapat dikeluarkan dengan baik sehingga menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan kulit dan mata menjadi kuning.

2. Batu Empedu

Penyakit kuning atau disebut juga dengan hepatitis adalah kondisi yang terjadi ketika bilirubin, pigmen kuning yang dihasilkan dari pemecahan sel darah merah, tidak dapat disaring dengan baik oleh hati dan akhirnya menumpuk di dalam tubuh. Salah satu faktor penyebab penyakit kuning adalah adanya batu empedu. Batu empedu terbentuk ketika kolesterol atau bilirubin mengkristal di dalam empedu, cairan yang diproduksi oleh hati untuk membantu pencernaan lemak. Jika batu empedu ini masuk ke saluran empedu atau kandung empedu, hal ini dapat menghalangi aliran empedu dan menyebabkan penumpukan bilirubin di dalam tubuh.

3. Infeksi

Penyakit kuning atau yang dikenal juga dengan istilah jaundice adalah kondisi yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin dalam tubuh. Salah satu faktor penyebab penyakit kuning adalah infeksi. Infeksi dapat menyebabkan gangguan pada hati yang kemudian dapat mempengaruhi proses metabolisme bilirubin dalam tubuh.

Infeksi pada hati seperti hepatitis dapat menyebabkan kerusakan atau peradangan pada sel-sel hati, sehingga proses penghilangan bilirubin dari tubuh terganggu. Selain itu, infeksi pada saluran empedu juga dapat menyebabkan penyumbatan saluran empedu yang kemudian menghambat aliran bilirubin keluar dari tubuh.

4. Gangguan Darah

Salah satu faktor penyebab penyakit kuning adalah gangguan darah, terutama yang disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah zat yang dihasilkan ketika sel darah merah pecah dan kemudian dipecah menjadi pigmen kuning yang disebut juga biliverdin. Biasanya, bilirubin yang dihasilkan akan diangkut ke hati untuk diubah menjadi bentuk yang mudah dikeluarkan oleh tubuh. Namun, jika terdapat gangguan pada hati yang mengganggu proses ini, atau jika terlalu banyak sel darah merah pecah sehingga hati tidak mampu mengolahnya dengan cepat, kadar bilirubin dalam darah akan meningkat.

5. Obstruksi Saluran Empedu

Obstruksi Saluran Empedu dapat menjadi salah satu faktor penyebab penyakit kuning. Saluran empedu merupakan saluran yang membawa empedu dari hati ke usus halus untuk membantu dalam proses pencernaan lemak. Obstruksi dalam saluran ini dapat disebabkan oleh batu empedu, peradangan, atau tumor yang menyebabkan gangguan aliran empedu. Akibatnya, empedu yang diproduksi oleh hati tidak dapat mengalir dengan baik ke usus halus, sehingga menyebabkan penumpukan zat-zat berwarna kuning seperti bilirubin di dalam tubuh.

6. Kanker Pankreas

Kanker Pankreas dapat menjadi salah satu faktor penyebab penyakit kuning karena pankreas merupakan organ yang menghasilkan empedu. Kanker Pankreas dapat menyebabkan sumbatan pada saluran empedu, sehingga menghambat aliran empedu dari pankreas ke usus. Hal ini menyebabkan penumpukan zat-zat yang seharusnya dikeluarkan oleh empedu, seperti bilirubin, di dalam tubuh. Penumpukan bilirubin inilah yang kemudian menyebabkan kulit, mata, dan kulit kuning pada penderita penyakit kuning.

5 dari 7 halaman

Diagnosis Penyakit Kuning

Penyakit kuning dapat didiagnosis melalui serangkaian metode pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan fisik, tes laboratorium, dan pemeriksaan pencitraan. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menilai warna kulit dan mata yang kuning serta memeriksa perbesaran hati dan limpa. Tes laboratorium yang umum dilakukan adalah mengukur kadar bilirubin dalam darah. Kadar bilirubin yang tinggi dapat menjadi tanda adanya penyakit kuning. Selain itu, pemeriksaan darah lainnya juga dilakukan untuk menilai fungsi hati dan saluran empedu.

Pemeriksaan pencitraan seperti ultrasonografi, CT scan, atau MRI juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi kondisi hati dan saluran empedu secara detail. Ultrasonografi digunakan untuk memeriksa struktur hati dan saluran empedu, sedangkan CT scan atau MRI dapat memberikan gambaran yang lebih detail terkait adanya peradangan, penyumbatan, atau tumor pada hati atau saluran empedu. Dengan perpaduan dari pemeriksaan fisik, tes laboratorium, dan pemeriksaan pencitraan, diagnosis penyakit kuning dapat ditegakkan dengan akurat.

 

6 dari 7 halaman

Pengobatan Penyakit Kuning

Penyakit kuning, atau dikenal juga sebagai hepatitis, terjadi ketika hati mengalami peradangan yang menyebabkan gangguan pada fungsi pengeluaran zat pewarna kuning dari tubuh. Kondisi ini bisa disebabkan oleh virus, obat-obatan, atau konsumsi alkohol yang berlebihan. Langkah diagnosis penyakit kuning meliputi pemeriksaan fisik, tes darah, dan pemeriksaan pencitraan seperti ultrasound atau CT scan. Pengobatan penyakit kuning tergantung pada penyebabnya, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Pengobatan Penyebab Dasar

Penyakit kuning atau disebut juga dengan jaundice disebabkan oleh penumpukan bilirubin dalam tubuh yang disebabkan oleh gangguan pada hati atau saluran empedu. Penyebab utama penyakit kuning adalah hepatitis, penyumbatan saluran empedu, atau masalah pada hati seperti sirosis.

Tiga metode pengobatan yang efektif untuk mengatasi penyebab dasar masalah penyakit kuning meliputi pengobatan hepatitis, pengobatan penyumbatan saluran empedu, dan pengobatan masalah hati seperti sirosis. Pengobatan untuk hepatitis dapat meliputi penggunaan antiviral dan vaksinasi, sedangkan pengobatan untuk penyumbatan saluran empedu bisa meliputi pembedahan atau prosedur endoskopi untuk mengatasi sumbatan. Sementara itu, pengobatan untuk masalah hati seperti sirosis dapat meliputi penggunaan obat untuk mengurangi kerusakan hati dan perubahan gaya hidup seperti diet sehat dan olahraga teratur.

Pengobatan penyebab dasar masalah penyakit kuning sangat penting untuk mencegah komplikasi seperti kerusakan hati yang parah atau gagal hati. Selain itu, pencegahan dengan menghindari risiko terkena hepatitis, menjaga pola makan sehat, dan mengonsumsi alkohol secara bijak juga dapat membantu mencegah penyakit kuning.

2. Pembedahan

Prosedur pembedahan dapat menjadi langkah penyembuhan dari penyakit kuning dalam kasus-kasus tertentu. Pembedahan yang umum dilakukan adalah operasi pengangkatan kantung empedu yang disebut kolesistektomi. Pada kasus penyakit kuning yang disebabkan oleh batu empedu atau penyumbatan pada saluran empedu, pembedahan ini dapat membantu mengatasi masalah tersebut.

Prosedur kolesistektomi dapat dilakukan secara konvensional dengan sayatan besar atau dengan metode modern yaitu laparoskopi. Laparoskopi biasanya lebih disukai karena prosedur ini lebih minim invasif dan pemulihannya lebih cepat.

Namun, tidak semua kasus penyakit kuning memerlukan pembedahan. Keputusan untuk melakukan pembedahan akan didasarkan pada evaluasi dan diagnosa yang dilakukan oleh dokter. Sebelum melakukan pembedahan, dokter akan melakukan berbagai uji diagnostik untuk mengetahui penyebab penyakit kuning dan seberapa parah kondisi tersebut.

Pembedahan biasanya dianggap sebagai langkah terakhir dalam penanganan penyakit kuning setelah perawatan medis dan tindakan non-pembedahan lainnya tidak memberikan hasil yang memuaskan. Bagi pasien yang menjalani kolesistektomi, perlu mematuhi petunjuk dokter untuk pemulihan pascaoperasi, termasuk perubahan pola makan dan gaya hidup.

3. Terapi Fototerapi

Terapi fototerapi merupakan metode pengobatan yang umum digunakan untuk mengobati penyakit kuning pada bayi. Penyakit kuning disebabkan oleh penumpukan bilirubin yang tinggi dalam tubuh, dan fototerapi bekerja dengan menggunakan cahaya khusus untuk membantu memecah bilirubin tersebut.

Selama terapi fototerapi, bayi akan ditempatkan di bawah lampu khusus yang menghasilkan cahaya biru atau hijau. Cahaya tersebut akan diserap oleh bilirubin dalam kulit bayi dan membantu mengubahnya menjadi bentuk yang lebih mudah dikeluarkan dari tubuh.

Terapi fototerapi umumnya dilakukan selama beberapa hari, dengan bayi yang ditempatkan di bawah lampu selama beberapa jam setiap hari. Selama terapi ini, bayi akan dipantau secara ketat untuk memastikan bilirubin dalam tubuhnya turun ke level yang aman.

Meskipun terapi fototerapi umumnya aman, namun ada beberapa efek samping yang mungkin terjadi, seperti dehidrasi atau iritasi kulit. Oleh karena itu, penting untuk memantau kondisi bayi secara teratur selama terapi ini.

Dengan penggunaan terapi fototerapi yang tepat, penyakit kuning pada bayi dapat diobati dengan efektif dan aman. Namun, selalu konsultasikan dengan dokter atau petugas kesehatan profesional sebelum memulai terapi ini untuk mendapatkan saran yang tepat sesuai dengan kondisi bayi.

4. Perubahan Gaya Hidup

Perubahan gaya hidup dan pola makan dapat menjadi langkah penyembuhan penyakit kuning dengan mengurangi asupan makanan berlemak dan berminyak, serta mengkonsumsi makanan yang tinggi serat, seperti buah-buahan dan sayuran. Selain itu, mengatur pola makan dengan jumlah yang tepat dan waktu makan yang teratur juga dapat membantu dalam penyembuhan penyakit kuning. Menghindari konsumsi alkohol atau minuman beralkohol juga merupakan langkah penting dalam perubahan gaya hidup, karena konsumsi alkohol dapat memperburuk kondisi penyakit kuning. Hal lain yang tidak kalah penting adalah rutin melakukan olahraga sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik yang sehat, sehingga dapat membantu dalam proses penyembuhan penyakit kuning. Dengan menjalani perubahan gaya hidup yang sehat, dapat membantu dalam proses penyembuhan penyakit kuning dan mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius.

5. Pengobatan Simptomatik

Pengobatan simptomatik atau simptomatologi adalah pendekatan medis yang bertujuan untuk mengurangi gejala atau tanda-tanda penyakit tanpa memperbaiki penyebabnya. Dalam kasus penyakit kuning, pengobatan simptomatik dapat membantu mengurangi gejala seperti kulit dan mata yang kuning serta rasa gatal.

Langkah pengobatan simptomatik untuk penyakit kuning umumnya meliputi pemberian obat-obatan untuk membantu mengeluarkan bilirubin lebih cepat dari tubuh, seperti obat pencahar atau obat penurun kadar bilirubin. Selain itu, dokter juga dapat meresepkan diet khusus yang rendah lemak dan tinggi karbohidrat, serta membatasi konsumsi alkohol.

Pada kasus yang lebih parah, mungkin diperlukan terapi cahaya (phototherapy) untuk membantu memecah bilirubin dalam tubuh, atau bahkan transplantasi hati untuk menggantikan hati yang tidak sehat.

Pengobatan simptomatik dapat membantu mengurangi gejala penyakit kuning dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Namun, perlu diingat bahwa pengobatan ini tidak mengobati penyebab penyakit kuning itu sendiri. Oleh karena itu, sangat penting untuk tetap memperhatikan pengobatan yang direkomendasikan oleh dokter serta menjalani pemeriksaan rutin untuk memantau kondisi kesehatan secara keseluruhan.

 

7 dari 7 halaman

Langkah Pencegahan Penyakit Kuning

Penyakit kuning disebabkan oleh infeksi virus hepatitis yang dapat menyebabkan kerusakan hati. Langkah-langkah pencegahan penyakit kuning meliputi vaksinasi untuk hepatitis A dan B, menjaga kebersihan makanan dan air, serta mengelola kondisi kesehatan tertentu yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kuning.

Vaksinasi merupakan langkah pencegahan utama untuk mencegah penyakit kuning. Vaksin hepatitis A dan B dapat mencegah infeksi virus hepatitis yang bisa menjadi penyebab penyakit kuning. Selain itu, menjaga kebersihan makanan dan air sangat penting untuk mencegah penyakit kuning. Pastikan untuk mencuci tangan sebelum menyiapkan dan menyajikan makanan, serta memastikan makanan dan air yang dikonsumsi dalam keadaan bersih dan aman.

Selain itu, mengelola kondisi kesehatan tertentu juga dapat membantu mencegah penyakit kuning. Orang dengan penyakit hati kronis atau gangguan autoimun harus memastikan untuk mengelola kondisi kesehatan mereka dengan baik agar tidak meningkatkan risiko terkena penyakit kuning.

Dengan melakukan langkah-langkah pencegahan tersebut, diharapkan dapat mengurangi risiko terkena penyakit kuning dan mencegah penyebaran virus hepatitis yang dapat berpotensi menyebabkan penyakit ini.

Komplikasi Penyakit Kuning

Penyakit kuning, atau disebut juga sebagai jaundice, merupakan kondisi medis yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin dalam tubuh. Prognosis penyakit kuning tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi, prognosisnya biasanya baik dengan pengobatan yang tepat dan tepat waktu. Namun, jika penyebabnya adalah gangguan hati yang lebih serius seperti sirosis atau kanker hati, prognosisnya bisa menjadi kurang baik. Komplikasi yang mungkin terjadi jika kondisi tidak diobati atau tidak dikelola dengan baik termasuk kerusakan hati yang parah, gagal hati, dan dalam kasus yang paling parah, kematian.

Oleh karena itu, penting untuk segera mencari bantuan medis jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala penyakit kuning. Pengobatan yang tepat sangat diperlukan untuk mengatasi kondisi tersebut dan mencegah komplikasi yang lebih serius. Selain itu, pencegahan juga penting untuk mencegah terjadinya penyakit kuning, seperti menjaga pola makan yang sehat, menghindari konsumsi alkohol berlebihan, dan mendapatkan vaksin hepatitis jika diperlukan.

Itu tadi penjelasan tentang penyakit kuning yang tidak boleh disepelekan dan harus diwaspadai oleh siapapun, meskipun penyakit kuning sendiri sebenarnya bukan termasuk ke dalam penyakit. Namun kondisi ini merupakan gejala dari penyakit lain yang bisa saja Anda alami. Maka untuk mengobatinya, Anda harus tahu apa akar dari kondisi tersebut. Jika Anda mengidap penyakit hepatitis, kulit Anda berubah menjadi kuning dan cara untuk mengatasinya adalah dengan mengobati penyakit hepatitis tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini