Sukses

Aturan Buka Puasa di MRT, KRL dan Transjakarta Selama Bulan Ramadhan 2023

Simak beberapa aturan buka puasa di MRT, KRL dan Transjakarta selama bulan Ramadhan 2023 berlangsung.

Liputan6.com, Jakarta Selama Bulan Ramadhan 2023, moda transportasi seperti MRT, KRL, dan Transjakarta memberikan kelonggaran terhadap peraturan makan dan minum di dalam rangkaian kereta saat waktu berbuka puasa.

Sebelumnya, para penumpang dilarang makan dan minum selama berada di MRT, KRL, maupun Transjakarta. Kini, para penumpang diperbolehkan untuk membatalkan puasa dengan minum dan makan makanan ringan seperti kurma.

Aturan buka puasa di MRT, KRL dan Transjakarta ini disampaikan langsung dalam akun Instagram dan website resmi dari masing-masing moda transportasi. Lantas, seperti apa aturan buka puasa di MRT, KRL dan Transjakarta?

Berikut Liputan6.com ulas mengenai aturan buka puasa di MRT, KRL, dan Transjakarta selama bulan Ramadhan 2023 yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (23/3/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Aturan Buka Puasa di MRT

Dikutip dari jakartamrt.co.id, PT MRT Jakarta (Perseroda) menerapkan kebijakan khusus selama bulan Ramadan, khususnya saat berbuka puasa. Para penumpang diperbolehkan untuk membatalkan puasa saat berada di dalam ratangga maupun area berbayar (seperti peron atau beranda peron/paid concourse) saat waktu berbuka telah tiba dan melanjutkan kegiatan membatalkan puasa di area beranda peron tidak berbayar (unpaid concourse).

Meski demikian, para penumpang hanya diperbolehkan membatalkan puasa dengan air putih dan buah kurma serta maksimum 10 menit setelah setelah azan Magrib (apabila masih di dalam ratangga atau area berbayar). Para penumpang tidak diperbolehkan untuk membatalkan puasa dengan minuman selain air putih (seperti teh, kopi, sirup, soda, dll) dan kudapan selain buah kurma (seperti nasi dan lauk pauk, makanan kecil atau sejenisnya, serta makanan siap saji atau sejenisnya)

Selain itu, masker dapat dibuka sementara saat berbuka dan digunakan kembali setelah membatalkan puasa selesai. Selama membuka masker, para penumpang tetap harus menerapkan protokol kesehatan dengan tidak berbicara baik satu maupun dua arah. Para penumpang juga diminta untuk tetap menjaga kebersihan ratangga dan area stasiun dengan membawa kembali sampahnya saat meninggalkan ratangga atau peron berbayar.

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan para pengguna MRT saat berbuka puasa, yakni:

a. Tetap menerapkan protokol kesehatan yang ada untuk keamanan dan kenyamanan bersama.

b. Diimbau untuk tetap tidak berbicara saat membuka masker.

c. Tetap menjaga kebersihan di area stasiun dan kereta.

d. Menyimpan dan tidak membuang sampah sampai menemukan tempat sampah terdekat.

3 dari 5 halaman

Aturan Buka Puasa di KRL

Melansir dari akun Instagram resmi @commuterline menjelaskan tentang aturan buka puasa di KRL yang telah dikeluarkan oleh PT Kereta Api Commuter Indonesia, yakni:

a. Diperbolehkan berbuka puasa di commuterline dan kereta lokal hingga satu jam setelah Adzan Magrib.

b. Menjaga kebersihan di dalam kereta dan kenyamanan bersama dengan tidak membuang sampah sembarangan serta membuang sampah di stasiun tujuan akhir.

c. Diperbolehkan untuk makan dan minum, namun hindari makanan dan minuman yang berbau menyengat.

4 dari 5 halaman

Aturan Buka Puasa di Tranjakarta

Dikutip dari akun Instagram resmi @pt_transjakarta yang juga memperbolehkan para penumpangnya untuk membatalkan puasa dengan minum dan makan. Begini aturan buka puasa di moda transportasi Transjakarta, yakni:

a. Tetap terapkan protokol kesehatan demi keamanan dan kenyamanan bersama.

b. Makan dan minum diperbolehkan pada saat membatalkan puasa dengan maksimal waktu 10 menit sejak adzan Magrib.

c. Para penumpang dapat berbuka dengan air minum dan kurma atau makanan ringan.

d. Tidak diperkenankan mengkonsumsi nasi dan lauk pauk, makanan yang menyengat, dan makanan siap saji lainnya.

e. Masker dapat dibuka sementara waktu hanya pada saat berbuka puasa.

f. Pada saat melepas masker, tidak diperkenankan berbicara, baik secara langsung maupun via telfon.

g. Tetap menjaga kebersihan dan ketertiban bersama.

h. Gunakan masker kembali setelah makan dan minum selesai.

5 dari 5 halaman

Adab Berbuka Puasa Sesuai Sunnah

Adapun beberapa adab berbuka puasa sesuai sunnah yang perlu diketahui oleh umat Muslim, yakni:

a. Menyegerakan berbuka puasa

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

Artinya: "Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari no. 1957 dan Muslim no. 1098)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لاَيَزَالُ الدِّيْنُ ظَاهِرًا مَا عَجَّلَ النَّاسُ الْفِطْرَ، لِأَنَّ الْيَهُوْدَ وَ النَّصَارَى يُؤَخِرُوْنَ

Artinya: "Agama ini akan senantiasa menang selama manusia menyegerakan berbuka, karena orang-orang Yahudi dan Nasrani mengakhirkannya." [HR. Abu Dawud 2/305, Ibnu Hibban 223, sanadnya Hasan]

Dengan demikian, ketika waktu berbuka tiba, umat Muslim dilarang untuk menunda-nunda berbuka karena hal ini lebih mendekati kebaikan. Meski, kondisi badan yang masih kuat bukan alasan untuk mengakhirkannya.

b. Berdoa sebelum memulai berbuka

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Artinya: "Tiga orang yang doanya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang dizalimi." (HR. Ahmad 2: 305. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadis ini sahih dengan berbagai jalan dan penguatnya)

Maka jangan lewatkan kesempatan ini untuk berdoa. Alangkah lebih baiknya daripada melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat, sempatkan waktu untuk berdoa. Selain doa berbuka puasa dapat berdoa apa pun untuk segala hajat.

c. Berbuka dengan kurma

Dianjurkan untuk mengawali berbuka dengan beberapa biji kurma basah (ruthab), jika tidak ada boleh berbuka dengan biji kurma kering (tamr), dan jika tidak ada maka berbuka dengan minum air putih.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ عَلَى رُطَبَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتُمَيْرَاتٌ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تُمَيْرَاتٌ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

Artinya: "Dari Anas bin Malik, ia berkata, 'Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum salat dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada ruthab maka beliau berbuka dengan tamar (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air'." (HR. Abu Dawud (no. 2356), Ad-Daruquthni (no. 240) dan Al-Hakim (I/432 no. 1576). Dihasilkan oleh Imam Al-Albani dalam Irwaul Ghalil fi Takhrij Ahadith Manaaris Sabiil IV/45 no. 922)

Membuka dengan yang manis memiliki manfaat untuk mengembalikan tenaga dengan cepat sehingga tubuh memiliki kekuatan untuk kembali melakukan ibadah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.