Sukses

Masjid Jami Nurul Muttahidah, Simak Sejarah Masjid Tertua di Kabupaten Mamuju

ulasan Masjid Jami Nurul Muttahidah, yang merupakan Masjid Tertua di Kabupaten Mamuju

Liputan6.com, Jakarta Masjid Jami Nurul Muttahidah mungkin menjadi salah satu nama masjid yang tidak asing, bagi Anda yang mengemari wisata religi dan sejarah di Indonesia. Masjid Jami Nurul Muttahidah merupakan masjid pertama yang berdiri di Kabupaten Mamuju. Dibangun pada 1928, Masjid Jami Nurul Muttahidah telah berdiri kokoh selama 29 tahun.

Tidak hanya dikenal sebagai masjid tertua di Mamuju, Masjid Jami Nurul Muttahidah juga dikenal sebagai saksi bisu berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di Mamuju. Selain itu sejarah pembangunan Masjid Jami Nurul Muttahidah juga memiliki cerita menarik tersendiri, masjid ini diusulkan oleh tokoh berpengaruh pada masa itu.

Dibangun sebagai rumah ibadah muslim pertama, saat ini Masjid Jami Nurul Muttahidah tidak hanya digunakan sebagai rumah ibadah dan pusat kegiatan religi, kini Masjid Jami Nurul Muttahidah juga berperan sebagai destinasi wisata religi dan sejarah, bagi para wisatawan yang datang berkunjung ke Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. 

Lebih lengkapnya, berikut ini ulasan Masjid Jami Nurul Muttahidah yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Selasa (7/2/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Masjid Jami Nurul Muttahidah

Masjid Jami Nurul Muttahidah

Masjid Jami Nurul Muttahidah merupakan salah satu masjid yang berlokasi di Sulawesi Barat. Tepatnya Masjid Jami Nurul Muttahidah berada di Binanga Kecamatan Mamuju Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat 91511 Indonesia.  Masjid Jami Nurul Muttahida sangat terkenal karena merupakan masjid tertua yang ada di Kabupaten Mamuju. 

Menurut catatan yang ada Masjid Jami Nurul Muttahidah telah berdiri sejak tahun 1928. Masjid ini dibangun atas prakarsa KH Muhammad Tahir, yang saat itu merupakan tokoh terkenal yang dikenal dengan Imam Lapeo. Seiring dengan perkembangan dan pembangunan masjid, Masjid Jami Nurul Muttahidah saat ini terdiri dari dua lantai.

Lantai pertama digunakan untuk salat berjamaah sehari-hari, sedangkan lantai dua khusus digunakan hanya untuk salat Jumat atau Shalat Id. Namun, meskipun dari sisi arsitekturnya tidak ada yang istimewa, anda dapat beribadah dengan khusyu dan nyaman di masjid ini. Suasana dingin pun dapat anda rasakan karena adanya fasilitas yang memadai di masjid ini.

 

3 dari 5 halaman

Sejarah Masjid Jami Nurul Muttahidah

Sejarah Masjid Jami Nurul Muttahidah

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Masjid Jami Nurul Muttahida adalah masjid tertua yang ada di Kabupaten Mamuju. Masjid ini dibangun atas prakarsa KH Muhammad Tahir yang saat itu merupakan salah satu tokoh berpengaruh di Mamuju, yang juga dikenal dengan nama Imam Lapeo.

KH Muhammad Thahir lahir pada tahun tahun 1838 di Pambusuang. Beliau juga dikenal dengan nama Imam Lapeo atau Tosalama Imam Lapeo. Imam Lapeo merupakan tokoh sufi yang dikenal akan kecerdasannya, keberaniannya dan sifatnya yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, yang terbukti telah melahirkan sejumlah Ulama.

Imam Lapeo merupakan orang yang paling berjasa dalam penyebaran islam di Tanah Sulawesi Barat. Sosok beliau menjadi panutan dan suri tauladan masyarakat kala itu. Jasa beliau bagi masyarakat Sulbar sangatlah besar. Salah satu cara dakwah beliau adalah dengan membangun masjid. 

Tercatat, 17 masjid yang dibangun olehnya tersebar di seantero Sulbar. Namun jika menurut sejarah, masjid ini punya kisah perjalanan yang panjang dalam perkembangan Islam di Mamuju. Tepatnya pada tahun 1950, Masjid Jami Nurul Muttahidah menjadi saksi bisu aksi Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh Kahar Muzakkar.

Saat itu, gerilyawan DI/TII menyerbu Kayu Langka dan melakukan aksi pembakaran. Kala itu, semua rumah warga terbakar, namun hebatnya dengan kuasa Allah, masjid ini tidak terbakar dan tidak mengalami sedikitpun kerusakan.

Diawal pembangunan masjid Masjid Jami Nurul Muttahida, masjid ini dibangun dalam keadaan darurat dengan sumber daya seadanya, sehingga dinding masih papan dan atapnya atap rumbia, besarnya kira-kira sekitar 10×10 meter. 

Seiring berjalannya waktu, Masjid Jami Nurul Muttahida mengalami berbagai renovasi yang membuat masjid tertua di Mamuju ini, dapat berdiri dengan kokoh dan memiliki bangunan masjid yang modern, sebab bangunan lama masjid ini sudah dihilangkan saat renovasi.

4 dari 5 halaman

Arsitektur dan Fasilitas Masjid Jami Nurul Muttahidah

Arsitektur dan Fasilitas Masjid Jami Nurul Muttahidah

Jika dilihat secara sekilas, mungkin anda tidak akan menemukan sesuai yang istimewa dari arsitektur Masjid Jami Nurul Muttahidah. Bentuk Masjid Jami Nurul Muttahidah seperti kebanyakan masjid, yang memiliki sebuah kubah yang berwarna putih. Dan terdapat juga sebuah menara di bagian depan masjid.

Dibangun dengan dua lantai yang memiliki fungsi yang hampir sama, Masjid Jami Nurul Muttahidah terkenal dengan warna bangunannya yang memiliki gradasi warna antara coklat muda dan coklat tua. Selain itu Masjid Jami Nurul Muttahidah juga memiliki fasilitas penunjang ibadah yang terbilang lengkap.

Fasilitas Masjid Jami Nurul Muttahidah yang bersejarah ini terdiri dari : 

- Tempat Penitipan Sepatu/Sandal

- Sound System dan Multimedia

- Ruang Belajar (TPA/Madrasah)

- Penyejuk Udara/AC

- Kamar Mandi/WC

- Kantor Sekretariat

- Tempat Wudhu

- Taman

- Parkir

5 dari 5 halaman

Lokasi Masjid Jami Nurul Muttahida

Lokasi Masjid Jami Nurul Muttahida

Lokasi Masjid Jami Nurul Muttahida tepatnya berada di Jl Yos Sudarso, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, Sulbar. Masjid ini terletak di depan Anjungan Pantai Manakarra. Letaknya yang dekat pantai, menjadikan masjid ini selalu ramai oleh wisatawan yang beristirahat sekaligus beribadah.

Untuk menuju ke Masjid Jami Nurul Muttahida, anda bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun umum. Jika anda datang dari Terminal Bus Simbuang Mamuju, anda dapat melalui Jl. Poros Majene - Mamuju, dimana jarak yang harus ditempuh yakni sekitar 4,0 kilometer atau berkisar 10 menit untuk sampai di Masjid Jami Nurul Muttahidah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.