Sukses

Hasad Artinya Iri Dengki, Ini Penyebab, Efek Buruk dan Cara Mengatasinya

Hasad artinya adalah iri atau dengki. berikut penjelasan akan penyebab munculnya hasad, efek buruk dari hasad dan cara mengatasinya.

Liputan6.com, Jakarta Hasad artinya adalah iri atau dengki. Memiliki hasad artinya berangan-angan atau berkeinginan, suatu hal berharga yang dimiliki oleh orang lain hilang. Hasad adalah salah satu penyakit hati atau tindakan buruk yang harus dijauhi oleh manusia, hal ini diperkuat dengan larangan menghindari hasad yang dapat dengan mudah ditemui di Al Quran dan Hadist.

Dari penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa hasad artinya adalah perasaan negatif yang muncul saat melihat seseorang bahagia. Terdapat banyak penyebab hasad yang bisa berasal dari lingkungan maupun dari dalam diri sendiri. Kurangnya rasa syukur terhadap apa yang telah dimiliki, adalah salah satunya.

Banyak dibahas dalam Al Quran dan Hadist, hasad adalah sifat tercela yang tidak hanya membuat kita hidup dalam ketidak bahagiaan, namun juga dapat menimbulkan berbagai kerugian bagi diri sendiri dan orang lain. Untuk itu penting untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi hasad dan melindungi diri dari hasad.

Lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Kamis (26/1/2023). Pengertian hasad, penyebab munculnya hasad, efek buruk dari hasad dan cara mengatasinya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Hasad Artinya

Hasad adalah penyakit hati yang jahat yang mengarah pada perilaku kotor dan perilaku buruk. Ini mengarah pada permusuhan, berpikir jahat tentang niat orang lain, memfitnah, mengadu, berbohong, dan meninggalkan Muslim lainnya. 

Hasad dapat menyebabkan pemiliknya melukai fisik orang yang dia iri dan bahkan dapat menyebabkan pembunuhan. Hasad dianggap sebagai salah satu penyakit hati yang paling berbahaya dan merusak diri serta agama seseorang dan kehidupan duniawinya.

Rasulullah (saw) mengatakan:

“Jangan iri satu sama lain; jangan saling membenci; jangan membelakangi satu sama lain (dalam ketidakpuasan); (tetapi) jadilah hamba Allah sebagai saudara.” [Al-Bukhari dan Muslim]

Dan Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk berlindung dari kejahatan orang yang dengki dan dengki pada umumnya ketika Allah berfirman:

وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

“Dan dari kejahatan orang yang dengki ketika dia iri.” (Al Qur'an Al Falaq ayat 5)

Hasad atau dengki jahat adalah keadaan psikologis dimana seseorang menginginkan hilangnya berkah, bakat, atau kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. Ajaran etika Islam menyoroti penyebab dan motif hasad dan efek spiritual, moral dan sosialnya yang berbahaya, dan menawarkan solusi praktis untuk memerangi penyakit spiritual ini.

3 dari 5 halaman

Penyebab Hasad

Selain dari perasaan tidak bersyukur, sifat-sifat lain seperti intelektual, spiritual, dan moral tertentu, atau perbuatan baik dan saleh, atau faktor lahiriah seperti kehormatan, prestise, dan kekayaan dapat menyebabkan hasad. Kemudian sifat negatif yang dibayangkan sebagai pahala bisa menjadi penyebab hasad. Hampir semua penyebab hasad adalah produk dari perasaan rendah diri dan keputusasaan. 

Ketika seseorang menganggap orang lain lebih sempurna dari dirinya, perasaan rendah diri mencengkeramnya, yang dengan bantuan faktor eksternal dan kecenderungan batin, menimbulkan perasaan iri hati di dalam hatinya. Ulama al‑`Allamah al‑Majlisi telah menyebutkan beberapa sebab munculnya hasad. Berikut penjelasannya : 

1. Permusuhan : Hasad bisa menjadi hasil dari permusuhan. Misalnya permusuhan terhadap keluarga, suku atau kelompok lain dapat menyebabkan seseorang iri terhadap keberhasilan yang mereka capai.

2. Rasa supremasi seseorang : Hasid (orang yang iri hati) mengharapkan kebanggaan mahsud karena kelebihan yang dinikmati mahsud. Karena tidak memiliki kesabaran untuk menahan kesombongan ini, hasid merasakan rasa superioritas dan dengan sungguh-sungguh menginginkan hilangnya pahala ini.

3. Kibr (kebanggaan) : Hasid dengan sewenang-wenang memperlakukan orang yang dianugerahi beberapa jasa, bantuan, atau bakat, dan mungkin heran melihat berkah besar yang dinikmati oleh objek kecemburuannya. Misalnya, seorang individu kaya secara lahiriah memandang rendah rasa hormat yang dinikmati oleh orang miskin yang percaya bahwa dia pantas menjadi penerima kekaguman tersebut.

4. Ketakutan dan Kecintaan: Selain itu, orang yang iri hati takut akan gangguan di pihak orang yang menikmati keuntungan atau bakat atau jasa yang dapat menggagalkan tujuan yang disayanginya. Ketakutan seperti itu memanifestasikan dirinya ketika memperoleh atau mempertahankan otoritas atas orang lain mengharuskan tidak ada yang berbagi keuntungan atau kelebihannya. Misalnya, seseorang yang ingin terpilih kembali sebagai pemimpin organisasi mungkin menginginkan agar tidak ada anggota lain yang maju dan menunjukkan keterampilan kepemimpinan seperti kefasihan berbicara dan efisiensi organisasi dan mobilisasi.

5. Watak Jahat : Manusia yang berwatak jahat tidak suka melihat orang lain menikmati kebaikan apa pun. Orang seperti itu selalu menyambut kabar baik orang lain misalnya dalam pendidikan atau bisnis, dengan sarkasme, pesimisme, dan ejekan atau dengan taktik atau perilaku tidak etis lainnya.

4 dari 5 halaman

Efek Buruk Hasad

Hasad artinya salah satu penyakit hati yang paling mematikan dan menghasilkan keburukan tambahan seperti kemunafikan, fitnah, fitnah, makian, ejekan, dan siksaan, yang semuanya adalah dosa besar. Kondisi yang mengerikan ini membuat hati manusia begitu sempit dan suram sehingga pengaruhnya merasuki alam lahir dan batin seseorang. Ketakutan dan kesedihan hasid berputar di sekitar orang yang dia iri.

Hasad yang dia simpan di dalam hatinya membutakannya dari kebajikan orang yang dicemburui, dan dia menjadi tidak bahagia atas nikmat Allah yang diberikan kepada mahsud . Cahaya ruhani dan pancaran keimanan yang membuat hati manusia lebih agung dari apa pun di dunia tidak dapat mengikuti kegelapan dan kesempitan yang disebabkan oleh hasad . Hati menjadi sedih dan tertekan, dada menjadi sempit dan sesak, dan wajah muram dan cemberut.

Semakin kuat keadaan ini, semakin memudarkan kecemerlangan iman, sedangkan iman ini adalah sumber keselamatannya di akhirat dan kehidupan serta kekuatan hatinya. Akhirnya penyakit ini mereduksi hasid menjadi celaka tak berdaya.

Nabi Muhammad SAW bersabda: “ Waspadalah! Jangan memusuhi nikmat Allah. Ketika ditanya tentang orang-orang yang memusuhi nikmat Allah, beliau (s) menjawab: “ Orang-orang yang dengki. ” (Al-Mu`tazali, Sharh Nahj al-Balagha , vol.1, hal. 315)

Imam Ali RA berkata: " Iri hati adalah perangkap setan yang hebat ." (Al-Amadi, Gharar al-Hakam wa Darar al-Kalam , hadits no. 1133)

Imam Ali RA berkata: “ Seorang hasid adalah orang yang sakit meskipun secara fisik (mungkin) tampak sehat. ( Gharar , hadits no. 1963)

Muhammad ibn Muslim meriwayatkan bahwa al-Imam al-Baqir berkata: “Seseorang dapat diampuni untuk sesuatu yang dilakukan dalam keadaan marah, tetapi hasad melahap iman sebagaimana api memakan kayu .” (Al-Kulayni, Usul al-Kafi , vol. 2, hal. 306, Bab al-Hasad , hadits no. 1)

Imam Ja`far al-Sadiq diriwayatkan telah mengatakan: “Setan berkata kepada tentaranya: “ Menanamkan hasad dan ketidaktaatan kepada Allah di antara mereka (bani Adam) karena ini sama dengan syirik (politeisme) di mata Allah." (Al-Kulayni, Usul al-Kafi , vol. 2, hal. 327, Bab al-Baghy , hadits no. 2)

Imam Ja`far al-Sadiq mengatakan bahwa Luqman berkata kepada putranya: “Tanda-tanda seorang Hasid ada tiga : (1) Dia adalah menggunjing di belakang (2) Dia adalah seorang penyanjung di depan dan (3) Ia bergembira ketika ditimpa musibah ( yang dicemburui ). (Al-Saduq, Al-Khisal , hal. 121, hadits no. 113)

5 dari 5 halaman

Cara Mengatasi Hasad

Hasad artinya merupakan sifat tercela Jika anda menderita penyakit hati ini, renungkan dengan serius betapa dahsyatnya pengaruhnya yang menghancurkan iman dan kehidupan anda. Pertimbangkan untuk mengambil langkah-langkah berikut untuk membersihkannya dari hati anda:

1. Ketahuilah bahwa iri hati tidak membahayakan mahsud anda, juga tidak membuatnya kehilangan nikmat dan pahala. Anda akan selalu menderita dalam kesedihan, kesakitan, dan kesedihan sementara mahsud dalam keadaan bahagia dan gembira. Kedengkianmu di akhirat juga akan bermanfaat bagi mahsudmu, apalagi jika itu mengakibatkan fitnah atau fitnah karena amal kebaikanmu akan dilimpahkan kepada mahsud.

2. Paksakan diri untuk berdamai dengan mahsud. Tujuan dari kebaikan anda seharusnya untuk menyembuhkan diri anda dari rasa iri. Batin anda akan meminta anda untuk memperlakukannya dengan buruk atau menyakitinya, tetapi anda harus bertindak melawan kecenderungan ini dan bersikap ramah padanya. Anda harus menghormatinya dan secara bertahap meyakinkan hati anda untuk menghormatinya.

3. Coba lihat sendiri kebaikannya dan pikirkan bahwa ini adalah nikmat Allah padanya. Paksa diri anda untuk memujinya dan membuat sifat baiknya diketahui orang lain. Meskipun perilaku anda pada awalnya tidak wajar, karena tujuan anda adalah perbaikan diri, lambat laun perilaku itu akan menjadi kurang artifisial. Hari demi hari ini akan menjadi kenyataan dan hatimu akan mengikuti lidahmu untuk menghargai kebajikan dan kualitas baiknya.

4. Anda harus meyakinkan diri sendiri dan membuatnya mengerti bahwa mahsud anda adalah makhluk Tuhan Yang Maha Besar mungkin itu adalah anugerah Tuhan yang telah dipilihnya untuk kelebihan dan berkah yang dia nikmati yang tidak anda miliki.

5. Jangan berpikir bahwa keburukan moral ini tidak dapat disembuhkan. gagasan keliru ini diilhami oleh Setan, yang ingin menggagalkan upaya anda untuk menyembuhkan diri sendiri. Berpengharapanlah kepada Tuhan Yang Maha Esa Yang telah berjanji bahwa Dia akan membimbing mereka yang berjuang dan membantu mereka melalui rahmat-Nya yang tak terlihat dan meningkatkan kemampuan mereka. (Imam Al-Khomeini, Empat Puluh Hadits , bab 5 'Hasad')

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.