Sukses

Sejarah Induk Organisasi Bola Voli Indonesia adalah Dibentuk 22 Januari 1955

Induk organisasi bola voli Indonesia adalah PBVSI.

Liputan6.com, Jakarta - Memahami induk organisasi bola voli Indonesia adalah Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia, disingkat PBVSI. Kemudian bagaimana dengan sejarah induk organisasi bola voli Indonesia adalah PBVSI?

Sejarah induk organisasi bola voli Indonesia adalah dibentuk pada tahun 1955, tepatnya pada tanggal 22 Januari 1955.

Momen bersejarah dibentuknya induk organisasi bola voli Indonesia adalah berdasarkan pada pertemuan antara Ikatan Perhimpunan Volleyball Soerabaia (IPVOS) dan Persatuan Volleyball Indonesia Djakarta (PERVID) pada tahun 1954.

Pertama kali dibentuk, ketua umum induk organisasi bola voli Indonesia adalah Wim J. Latumeten sampai tahun 1965. Kini induk organisasi bola voli Indonesia adalah menjadi bagian Konfederasi Bola Voli Asia (AVC) dan ikut Kejuaraan Bola Voli Asia sejak 1975.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam sejarah induk organisasi bola voli Indonesia, kepengurusan, dan peranannya, Selasa (31/5/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sejarah Induk Organisasi Bola Voli Indonesia adalah Dibentuk Tahun 1955

Memahami induk organisasi bola voli Indonesia adalah PBVSI. Kepanjangan nama induk organisasi bola voli Indonesia adalah Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia. Bagaimana sejarah induk organisasi bola voli Indonesia adalah PBVSI?

Sejarah induk organisasi bola voli Indonesia adalah dibentuk pada tahun 1955, tepatnya pada tanggal 22 Januari 1955.

Momen yang menjadikannya sejarah induk organisasi bola voli Indonesia adalah dimulai dengan diadakannya pertandingan bola voli secara resmi di Pekan Olahraga Nasional (PON) II Jakarta pada tahun 1951 untuk pertama kalinya.

Kemudian setelah diadakannya PON II, adanya sejarah sejarah induk organisasi bola voli Indonesia adalah disusul dengan pertandingan bola voli secara nasional yang diadakan kembali untuk yang kedua kalinya di PON III Medan.

Sejak pelaksanaan PON III Medan, Ikatan Perhimpunan Volleyball Soerabaia (IPVOS) terus menggemborkan bahwa diperlukannya pembentukan perhimpunan bola voli dalam lingkup nasional, inilah puncak dari sejarah induk organisasi bola voli Indonesia adalah mulai direncanakan dan akan dibentuk.

Sambutan hangat didapatkan dari Persatuan Volleyball Indonesia Djakarta (PERVID). Kemudian sejarah induk organisasi bola voli Indonesia adalah mulai terbentuk lebih matang pada tahun 1954 di mana IPVOS dan PERVID melakukan sebuah pertemuan.

Pertemuan itu yang menjadi bagian dari sejarah penting dibentuknya induk organisasi bola voli Indonesia adalah PBSI. Hal yang dibahas dalam pertemuan kedua organisasi besar tersebut adalah pembentukan induk organisasi bola voli Indonesia adalah seperti PBVSI yang ada saat ini.

Gayung bersambut, sejarah induk organisasi bola voli Indonesia adalah lahir atau dibentuk serta diresmikan tepat pada tanggal 22 Januari 1955, dengan nama resmi Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI).

3 dari 4 halaman

Kepengurusan dan Peranan Induk Organisasi Bola Voli Indonesia adalah PBVSI

Pertama kali PBVSI dibentuk, ketua umum induk organisasi bola voli Indonesia adalah Wim J. Latumeten sampai tahun 1965. Saat itu, Latumeten mendapat sebuah mandat formatur kepengurusan pada awal terbentuknya organisasi tersebut.

Saat ini induk organisasi bola voli Indonesia adalah diketuai oleh Komisaris Jenderal Polisi (PURN) Drs. Imam Sudjarwo, M. Si. Selain berhasil menjadi bagian dari internasional di FIVB, kini induk organisasi bola voli Indonesia adalah tercatat sebagai bagian dari Konfederasi Bola Voli Asia (AVC) dan ikut serta dalam Kejuaraan Bola Voli Asia sejak 1975.

Apabila sudah memahami sejarah dan kepengurusan dalam induk organisasi bola voli Indonesia adalah PBVSI, ketahui peranan organisasi bola voli nasional ini. Peranan organisasi bola voli Indonesia adalah menjadi pengembang olahraga voli khususnya di negara Indonesia.

PBVSI berperan penting melakukan edukasi sampai menyelenggarakan sebuah kompetisi. Sejarah mencatat kompetisi bola voli profesional di tingkat nasional bernama Proliga digelar untuk kali pertama pada 2002, yang diikuti oleh masing-masing delapan tim kategori putra dan putri.

Adanya berbagai kompetisi yang selalu dilakukan berkala secara reguler, bola voli di tingkat nasional akhirnya memiliki wadah untuk membina dan mengukur prestasi. Ini mengapa induk organisasi bola voli Indonesia adalah menyiapkan tim nasional cabang bola voli untuk bertanding di berbagai ajang tingkat regional maupun internasional.

Induk organisasi bola voli Indonesia adalah PBVSI mulai aktif mengembangkan kegiatan, perkembangan cabang olahraga bola voli di Indonesia menjadi sangat menonjol menjelang Asian Games IV 1962 dan GANEFO I 1963 (Pesta Olahraga Negara-Negara Berkembang) di Jakarta.

 

4 dari 4 halaman

Pertandingan Bola Voli dan Aturannya

Dalam buku berjudul Peraturan Federasi Bola Voli Internasional (FIVB), lapangan bola voli harus memiliki panjang 18 meter dan lebar 9 meter. Dalam permainan bola voli masing-masing tim dapat diperkuat oleh 10 pemain.

“Enam pemain utama yang terdiri dari tosser, libero, spiker, dan defender, serta empat orang pemain yang menghiasi bangku cadangan,” dijelaskan.

Tosser atau pengumpan bertugas untuk memberikan umpan matang kepada rekan satu tim dan mengatur jalannya permainan. Libero bertugas untuk mengontrol pertahanan, spiker bertugas untuk memukul bola ke area lawan, dan defender bertugas untuk mengeblok serangan lawan.

Untuk memperoleh poin pada pertandingan bola voli, FIVB telah memiliki ketentuan paten yang bernama reli poin (rally point system). Mudahnya, untuk mendapatkan sebuah poin, kedua tim harus berlomba memenangkan reli.

Reli adalah rangakaian permainan yang dimulai dari sebuah servis. Biasanya sebelum memulai pertandingan, wasit akan menentukan tim mana yang berhak mendapatkan kesempatan pertama untuk melakukan servis.

Bagi tim yang mendapatkan servis perdana, pemain yang ditunjuk untuk mengeksekusi bola servis dituntut memberikan bola yang sulit dikembalikan. Mengingat, untuk memenangkan sebuah reli, bola yang diservis harus menghujam lantai permainan tim lawan.

Selain menjatuhkan bola ke wilayah lawan, reli juga dapat dimenangkan bila tim lawan tidak dapat mengembalikan bola secara sempurna. Misalnya, bola yang dikembalikan keluar lapangan permainan atau tidak melewati bibir net.

Kemudian, bagi tim yang berhasil memenangkan reli, berhak mendapatkan satu poin dan berkesempatan melakukan servis kembali. Sementara, bila tim yang mendapatkan servis gagal memenangi reli, maka servis pun berpindah kepada tim lawan.

Dalam permainan bola voli, maksimal akan ada lima set yang dipertandingkan. Dalam satu set permainan, masing-masing tim berlomba untuk mencetak 25 poin.

Tim yang paling cepat mencapai target angka, dengan maksimal selisih 2 poin, otomatis dinyatakan memenangi set tersebut. Idealnya, sebuah tim dinyatakan memenangi sebuah set dengan skor akhir 25-23.

Apabila pertandingan berjalan sengit dan papan skor menunjukkan angka 24-24, maka set tersebut akan diperpanjang hingga salah satu tim unggul dengan selisih 2 angka. Misalnya 26-24, 27-25, 30-28, dan seterusnya.

Lalu, permainan akan dihentikan bila salah satu tim dapat memenangi tiga set permainan (3-0). Bila pertandingan berakhir seri atau masing-masing tim dapat memenangi dua set laga (2-2), maka set kelima otomatis menjadi set penentu kemenangan dari pertandingan tersebut.

Bedanya, dalam set terakhir, pemenang akan ditentukan bila salah satu tim mencetak 15 poin dengan selisih yang serupa, yakni 2 poin. Bila terjadi deuce atau seri, pertandingan akan dilanjutkan hingga salah satu tim unggul 2 angka. Misalnya 16-14, 20-18. 22-20, dan seterusnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.