Sukses

Dari Gusi Berdarah hingga Gigi Tanggal, Waspadai Penyakit Gusi

Bakteri dari gusi yang terinfeksi dapat masuk ke aliran darah dan meningkatkan risiko penyakit sistemik seperti jantung, stroke, diabetes, hingga infeksi pernafasan dan komplikasi kehamilan.

Diterbitkan 21 September 2025, 20:00 WIB
Share
Copy Link
Batalkan

Liputan6.com, Jakarta Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI), Usman Sumantri mengatakan penyakit gusi adalah permasalahan gigi kedua terbesar di Indonesia setelah gigi berlubang. Sayangnya hal tersebut masih kerap diabaikan oleh masyarakat. 

"Kerap disebut silent killer karena gejalanya muncul secara samar dan tidak menimbulkan rasa sakit terutama di tahap awal," kata Usman dalam konferensi pers Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2025 di Jakarta.

Padahal jika dibiarkan, penyakit gusi tidak hanya akan mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Kondisi ini bisa menjadi bahaya tersembunyi untuk kesehatan tubuh secara menyeluruh.

Ditambahkan Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) Prof. drg. Suryono mengatakan penyakit gusi memiliki dua tahapan. 

Pertama, gingivitis. Hal ini ditandai dengan gejala gusi bengkak, merah, atau mudah berdarah. Pada tahap ini, masalah gusi masih dapat diatasi dan bahkan bisa menjadi kembali sehat dengan perawatan yang tepat.

Kedua, periodontitis. Di tahap ini kerusakan sudah sampai ke tulang dan jaringan pendukung gusi,seringkali bersifat irreversible, dimana gigi menjadi goyang dan akhirnya tanggal.

"Yang sangat perlu kita waspadai adalah, bakteri dari gusi yang terinfeksi dapat masuk ke aliran darah dan meningkatkan risiko penyakit sistemik seperti jantung, stroke, diabetes, hingga infeksi pernafasan dan komplikasi kehamilan," jelas Suryono.

 

2 dari 3 halaman

Sikat Gigi dan Scalling untuk Jaga Gigi dan Gusi Sehat

Menyikat gigi di waktu yang tepat secara rutin dua kali sehari merupakan upaya untuk menjaga gigi sekaligus gusi sehat. Selain itu, perlu juga dilakukan scalling atau pembersihan karang gigi. Hal tersebut bakal terus disampaikan ke masyarakat termasuk dalam gelaran BKGN 2025.

"RSGMP (Rumah Sakit Gigi dan Mulut) juga siap mengedukasi masyarakat untuk terus menjaga kesehatan gusi dengan menyikat gigi dua kali sehari setelah sarapan dan sebelum tidur menggunakan pasta gigi khusus untuk kesehatan gusi, melakukan pembersihan karang gigi secara teratur, serta kontrol rutin ke dokter gigi setidaknya enam bulan sekali," kata Ketua ARSGMPI Dr. drg. Julita Hendrartini, M.Kes, AAK.

3 dari 3 halaman

BKGN 2025: Cek Gigi dan Gusi Bebas Biaya, Bebas Cemas, Bebas Ribet

Kali ke-16 Bulan Kesehatan Gigi Nasional digelar Pepsodent bersama Persatuan Dokter GigiIndonesia (PDGI), Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI), dan Asosiasi Rumah Sakit Gigi danMulut Pendidikan Indonesia (ARSGMPI).

Mengangkat tema “Cek Gigi dan Gusi – Bebas Biaya, Bebas Cemas, BebasRibet”, kali ini BKGN 2025 berfokus pada edukasi serta pelayanan kesehatan gigi dan gusi, mengingat permasalahan gusi masih seringkali terabaikan oleh masyarakat.

“BKGN 2025 akan memberikan perawatandan konsultasi gigi dan gusi gratis bagi 28.000 masyarakat, diselenggarakan di 30 Fakultas Kedokteran Gigi danRumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan di seluruh Indonesia," kata drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc., Personal Care Community Lead Unilever Indonesia.

Layanan di BKGN meliputi pembersihan karang gigi, penambalan gigi dan aplikasi fluoride atau fissure sealant, serta pencabutan gigi.

Selain itu sebagai upaya promotif preventif, sebanyak 55 PDGI Cabang akan melakukan edukasi kesehatan gigi dan gusi bagi siswa sekolah di berbagai wilayah Indonesia, hingga menjangkau area-area terpencil seperti Simeulue Aceh, Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah, Jeneponto Sulawesi Selatan, dan Sorong Papua.

EnamPlus