Sukses

Tabung Rp1.000 Sehari Sejak 1986, Petugas Kebersihan Ini Akhirnya Berangkat Haji

Petugas kebersihan Legiman nabung Rp1.000/hari sejak 1986, akhirnya berangkat haji di usia 66 bersama istri berkat kerja keras dan ketekunan.

OlehAditya Eka PrawiraDiperbarui 09 Mei 2025, 16:47 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2025, 16:46 WIB

Liputan6.com, Jakarta- Tekad kuat membawa Legiman (66), seorang petugas kebersihan asal Dusun Glagahombo, Kelurahan Ngampin, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, berhasil menunaikan ibadah haji tahun ini.

Sejak 1986, Legiman konsisten menabung Rp1.000 per hari demi mewujudkan impian naik haji.

Setiap pagi, Legiman menjalankan tugasnya mengangkut sampah rumah tangga dari sekitar 50 rumah warga menggunakan sepeda motor dan gerobak. Profesi ini sudah dia geluti sejak 1976.

Dari penghasilan itulah, dia menyisihkan sebagian kecil untuk tabungan haji. "Awalnya menabung untuk berjaga-jaga karena pendapatan tidak menentu. Tapi Alhamdulillah, pada 2012 terkumpul Rp55 juta dan saya gunakan untuk daftar haji," ujar Legiman, dikutip dari laman resmi Kementerian Agama Republik Indonesia pada Kamis, 8 Mei 2025.

Setelah mendaftar haji pada 2012, dia bersama sang istri, Baniyah (66), makin semangat menabung. Selain menyisihkan uang dari hasil mengangkut sampah, Legiman juga menjual barang-barang rongsokan.

"Kalau menabung itu kalau semua kebutuhan rumah sudah cukup. Sebab, kewajiban laki-laki itu mencukupi kebutuhan istri dan anak," ujarnya.

 

2 dari 2 halaman

Perjuangan untuk Naik Haji Terwujudu

Perjuangan panjang itu akhirnya membuahkan hasil. Tahun ini, Legiman dan Baniyah tercatat sebagai jemaah haji kloter 35, bergabung dengan jemaah asal Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Mereka termasuk dalam jemaah cadangan yang dinyatakan berhak lunas karena masih tersedia kuota.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang, Ta’yinul Biri Bagus Nugroho, mengapresiasi perjuangan Legiman.

"Alhamdulillah tentu kami turut gembira. Karena dari kisah Mbah Legiman ini kita belajar bahwa haji itu tidak semata panggilan Allah yang harus diperjuangkan, akan tetapi juga butuh pengorbanan," ujar Bagus.

Kisah inspiratif Legiman menjadi bukti bahwa dengan niat dan ketekunan, ibadah haji bisa dicapai oleh siapa saja, tanpa memandang latar belakang profesi.