Sukses

[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: Check Up Tuberkulosis di Pemerintahan Selanjutnya

Pemerintahan Prabowo-Gibran rencananya bakal melakukan medical check up atau pemeriksaan kesehatan termasuk diantaranya tuberkulosis (TB). Ini tiga hal yang perlu diperhatikan bila program tersebut dijalankan.

Liputan6.com, Jakarta Sehubungan berita di media massa bahwa pemerintah baru akan memprogramkan pemeriksaan (check up) pada rakyat termasuk berhubungan dengan tuberkulosis, maka tiga hal yang dapat disampaikan.

Pertama, tuberkulosis (TB) jelas masalah kesehatan penting dimana Indonesia adalah negara dengan jumlah kasus TB terbesar kedua di dunia. Terkait itu saya dan kita semua tentu sangat mendukung bila pemerintah baru akan memberi prioritas penting bagi pengendalian TB.

Kedua, program pengendalian TB seperti penyakit menular lainnya bermula dari:

  1. Promotif berupa penyuluhan kesehatan dan lain-lainnya
  2. Preventif atau mencegah antara lain dengan terapi pencegahan TB - TPT (TB Preventive Treatment), vaksinasi dan peningkatan daya tahan tubuh seperti mengonsumsi makanan bergizi.
  3. Deteksi, baik dengan check up seperti yang direncanakan, pemeriksaan kontak dan risiko tinggi.K
  4. Kuratif yakni pengobatan sampai tuntas, baik pada orang dengan TB sensitif obat maupun yang resisten obat, Multidrug Resistant (MDR), Extensively Drug Resistant (XDR).
  5. Aspek pencegahan penularan di masyarakat, aspek sosial ekonomi pasien dan keluarganya, aspek sosio budaya, kesempatan kerja, dan lainnya.

Artinya, semua kegiatan, dari promotif, preventif, deteksi, kuratif dan aspek lain yang disampaikan di atas, memang bagus dan penting dilakukan. Keseluruh aspek tersebut berdampak penting pada pengendalian TB di negara kita.

 

2 dari 2 halaman

Ketiga, Check Up Paru Dihubungkan dengan Deteksi Penyakit Paru Lain

Ketiga, masalah penyakit paru yang bukan tuberkulosis (infeksi lain, kanker paru, penyakit paru obstruktif, penyakit paru akibat kerja) juga menjadi tantangan Indonesia maka akan baik kalau dilakukan check up paru maka sedapat mungkin dihubungkan juga dengan deteksi penyakit paru yang lain.

Misalnya, di Jepang dulu pernah dilakukan pemeriksaan rontgen untuk mendeteksi tuberkulosis tapi belakangan (apalagi kasus di Jepang sudah jauh menurun) pemeriksaan yang sama digunakan juga untuk mendeteksi kanker paru.

Sebagai penutup, sekali lagi kita sambut baik dan kita dukung bahwa pengendalian TB akan jadi salah satu prioritas pemerintah mendatang, semoga sukses demi kesehatan anak bangsa.

 

**Penulis Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)/Direktur Pascasarjana Universitas YARSI/ Guru Besar FKUI