Sukses

Ketahui Klasifikasi Ambeien atau Wasir dan Cara Penanganannya dengan Metode HAL-RAR

Faktor risiko utama terjadinya gangguan hemorrhoid, yaitu konstipasi dan sering mengejan dalam waktu yang lama, kemudian diklasifikasikan menjadi dua jenis hemorrhoid, yaitu interna dan eksterna.

Liputan6.com, Jakarta Ambeien atau wasir. Itu adalah dua nama yang umum dikenal masyarakat, untuk menggambarkan penyakit yang terjadi di sekitar area anus. Dokter Spesialis Bedah-Subspesialis Bedah Digestif dari RS EMC Pekayon, dr. Felmond Limanu, Sp.B. SubSp. BD(K) menjelaskan, dalam istilah kedokteran ambeien atau wasir juga disebut dengan penyakit hemorrhoid. 

Kata Hemorrhoid berasal dari bahasa Yunani 'haemorrhoides', yang berarti aliran dari darah (haem = darah, rhoos = aliran). Penyakit hemorrhoid adalah suatu penyakit dimana terjadi pembesaran dan menonjolnya jaringan hemorrhoid keluar anus, dimana hemorrhoid ini merupakan suatu jaringan berisi pembuluh darah, yang normal ditemukan pada daerah anus. Hemorrhoid mempunyai fungsi sebagai bantalan dan perasa sensasi pada saat proses defekasi (buang air besar).

Menurut data Departemen Kesehatan (DEPKES) pada 2015, prevalensi hemorroid di Indonesia adalah 5,7% dari total populasi atau sekitar 10 juta orang. Data RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) 2007 menyebutkan ada 12,5 juta jiwa penduduk Indonesia mengalami penyakit hemorrhoid. Johanson et al tahun 1990, menunjukkan ada 10 juta orang di Amerika yang menderita gangguan hemorrhoid, dengan angka prevalensi 4,4 %, di usia 45-65 tahun. Di Inggris, penyakit hemorrhoid dilaporkan pada 13-35 % dari total populasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Klasifikasi Hemorrhoid

Sebelum membahas ke klasifikasinya, ada baiknya Anda mengetahui dulu faktor risiko utama terjadinya gangguan hemorrhoid, yaitu konstipasi dan sering mengejan dalam waktu yang lama. Beberapa faktor lain yang juga berpengaruh adalah diare, kehamilan, peningkatan tekanan dalam perut, usia dan genetik.

Nah dari faktor risiko tersebut, dapat diklasifikasikan bahwa ada dua jenis hemorrhoid, yaitu interna dan eksterna. Untuk tujuan praktis, hemorrhoid interna dibagi lagi menjadi 4 grade (Goligher’s Classification), yaitu: 

  • Grade 1 adalah hemorrhoid berdarah tapi tidak menonjol keluar anus
  • Grade 2 adalah hemorrhoid menonjol keluar anus, tapi masih bisa masuk secara spontan
  • Grade 3 adalah hemorrhoid menonjol keluar anus dan tidak bisa masuk secara spontan, dan
  • Grade 4 adalah hemorrhoid keluar melalui anus dan tidak dapat masuk kembali.

Untuk mengatasi penyakit hemorrhoid, biasanya ada dua cara, yaitu secara konservatif atau operasi. Penanganan secara konservatif umumnya dikhususkan untuk Grade 1 dan Grade 2, seperti modifikasi gaya hidup, pemberian obat, mengubah kebiasaan defekasi, dan memperbaiki pola diet. Sementara penanganan dengan cara operasi, adalah penyakit hemorrhoid Grade 3 dan 4. 

3 dari 3 halaman

Atasi dengan Teknik Minimal Invasif

Dengan perkembangan ilmu kedokteran yang sangat pesat, saat sekarang sudah banyak dikenal teknik operasi penyakit hemorrhoid dengan prinsip minimal invasif. Salah satunya dengan teknik HAL-RAR (Hemorrhoid Arterial Ligation and Recto Anal Repair). 

Teknik HAL-RAR ini pertama kali diaplikasikan oleh dr. Kazumassa Morinaga di Jepang, pada 1995. Pada metode ini, dokter menggunakan suatu alat ultrasound doppler khusus untuk mendeteksi pembuluh darah hemorrhoid, sehingga bisa dilakukan penjahitan dan diharapkan jaringan hemorrhoid akan mengecil. Kemudian dilanjutkan dengan tindakan RAR, dimana lapisan mukosa dari hemorrhoid dijahit dan diikat ke atas, sehingga bisa berfungsi lagi secara normal.

Selain itu, dr. Felmond juga menjelaskan bahwa tindakan HAL-RAR mempunyai banyak keunggulan, dibandingkan dengan teknik operasi penyakit hemorrhoid yang lain, di antaranya adalah rasa nyeri yang sangat ringan karena operasi dilakukan tanpa menggunakan pisau.

Kemudian jaringan hemorrhoid tidak dibuang sehingga fungsinya tidak hilang, proses operasi yang cepat, waktu rawat inap di rumah sakit menjadi singkat, dan 24-48 jam setelah operasi pasien sudah dapat beraktifitas. Komplikasi operasi yang mungkin terjadi adalah perdarahan, rasa tidak lampias setelah buang air besar (tenesmus), sulit buang air kecil, dan nyeri. 

Meski demikian, komplikasi-komplikasi tersebut biasanya bersifat sangat ringan, dan dapat diatasi dengan pengobatan. Saran untuk pasien setelah dilakukan operasi adalah makan makanan tinggi serat, Sitz bath untuk mengurangi rasa tidak nyaman, dan menjaga kebersihan daerah anus. 

Nah, bagi Anda yang memiliki gejala ambeien atau wasir, bisa segera periksa atau berkonsultasi ke Dokter Spesialis Bedah-Subspesialis Bedah Digestif dari RS EMC Pekayon, dr. Felmond Limanu, Sp.B. SubSp. BD(K). Jadwal prakteknya di RS EMC Pekayon, yaitu pada Senin-Sabtu. 

 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini