Sukses

Menteri Bintang Ajak Pemilih Pemula Jalankan Peran Pelopor dan Pelapor dalam Pemilu 2024

Jelang pesta demokrasi pada 14 Februari 2024, Menteri PPPA, Bintang Puspayoga mengajak para pemilih pemula untuk menjadi pemilih cerdas.

Liputan6.com, Jakarta - Para pemuda yang sudah cukup usia akan menggunakan hak pilih di Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 sebagai pemilih pemula.

Jelang pesta demokrasi pada 14 Februari 2024, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengajak para pemilih pemula untuk menjadi pemilih cerdas. Dengan meningkatkan pemahaman terkait hak pilih dan menggunakan hak pilih tersebut.

“Kematangan politik sebuah bangsa memerlukan proses pembelajaran yang sangat panjang. Karena itu, proses pembelajaran tersebut perlu dimulai sejak dini sesuai dengan tahapan perkembangan dan kecerdasan anak,” kata Bintang dalam keterangan pers dikutip Rabu (7/2/2024).

Dengan begitu, lanjutnya, anak-anak dapat tumbuh dengan perspektif positif tentang politik dan berkontribusi menciptakan kehidupan bernegara yang lebih baik.

Bintang berpesan, sebagai pemilih pemula untuk menjadi warga negara aktif, anak-anak diminta senantiasa menjalankan perannya sebagai 2P (Pelopor dan Pelapor) pada Pemilu 2024.

“Gairah anak muda sebagai pemilih pemula harus terus ditingkatkan sehingga dapat berperan sebagai 2P dengan menjadi Pemilih Cerdas dalam Pemilu 2024 dan berperan aktif turut mengawasi jalannya Pemilu,” ucap Bintang.

Sebagai pelopor, dia berharap semua anak yang menjadi pemilih pemula dapat mempelopori teman-temannya untuk menggunakan hak pilihnya dengan cerdas sebagai warga negara, dan tidak golput (golongan putih).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ikut Awasi Jalannya Pemilu

Sebagai pelapor, Forum Anak dan anak-anak muda diharapkan juga dapat membantu mengawasi jalannya Pemilu secara jujur dan adil.

“Perlu kalian yakini bahwa lima menit waktu kalian memilih di bilik suara nanti akan menentukan masa depan bangsa Indonesia,” ujar Bintang.

Menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU) (2023), dari 204,8 juta pemilih di tahun 2024, sebesar 25 juta adalah pemilih pemula (usia 17-25 tahun). Namun dari sejumlah riset, antara lain yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia (2021) menunjukkan pandangan anak muda terhadap politik yang cenderung pesimis.

Bintang menuturkan, hasil riset tersebut mengungkap anggapan anak muda bahwa politisi dan partai politik tidak terlalu baik dalam mewakili aspirasi masyarakat. Hal ini dapat berpotensi untuk menurunkan gairah dan minat pemilih pemula mengikuti pesta demokrasi.

3 dari 4 halaman

Hal yang Membuat Pemilih Pemula Kurang Tertarik dengan Pemilu

Saat ini, remaja atau anak muda yang tergolong sebagai pemilih pemula dapat tidak memiliki ketertarikan pada Pemilu akibat beberapa hal, seperti:

  • Masih minimnya pengetahuan komprehensif remaja dan anak muda termasuk para pemilih pemula tentang kehidupan bernegara
  • Minimnya pengetahuan soal hak sebagai warga negara
  • Kurang memahami soal manfaat politik, demokrasi dan Pemilu.

Untuk itu, perlu dilakukan upaya khusus untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi anak-anak muda dalam proses demokrasi.

Wakil Ketua Forum Anak Nasional (FAN) Periode 2023-2025, Nabiel, mengajak seluruh pemilih pemula untuk menggunakan hak suaranya saat Pemilu tanggal 14 Februari mendatang.

“Sebagai seorang anak, pemilu merupakan momentum di mana kita bisa memilih pemimpin yang dapat mewakili suara kita. Oleh karena itu, kita harus dapat menghargai perbedaan pendapat, dalam pelaksanaan pemilu terdapat nilai-nilai Pancasila.”

“Besar harapan saya untuk 2024, dapat mewujudkan pemilu yang adil dan transparan, dan pemilih pemula dapat ikut aktif dalam proses pemilu seraya menyuarakan pemilu ramah anak,” ujar Nabiel.

4 dari 4 halaman

Jadi Pemilih Pemula yang Cerdas dan Berdaya

Sementara itu, Pengamat politik dari Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Heroik Mutaqin mengajak para pemilih pemula untuk menjadi pemilih yang cerdas dan berdaya.

Mereka harus memiliki bekal ilmu dan pengetahuan yang cukup tentang politik, demokrasi, dan Pemilu. Sehingga ketika tiba saatnya mereka memiliki hak memilih, mereka siap berpartisipasi dan menggunakan hak pilihnya dengan cerdas sesuai hati nuraninya.

“Walaupun pemilih muda, jangan mau diintimidasi oleh oknum-oknum yang terlibat dalam politik. Karakter pemilih pemula harus menjadi pemilih yang kritis, cerdas, dan berintegritas. Di indonesia menggunakan hak pilih sifatnya voluntary. Oleh karena itu, mari kita datang ke TPS, gunakan hak suara kita yang hanya lima menit tapi untuk lima tahun ke depan bagi bangsa Indonesia,” tutup Heroik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.