Sukses

Kerusakan Hati Bisa Disebabkan Obat Tertentu, Ini Faktor Risiko dan Gejalanya

Jangan Asal Minum Obat, Nanti Anda Mengalami Kerusakan Hati

dr Dinda Meraih Gelar Medical Bachelor, Bachelor of Surgery (M.B.B.S) dan Merampungkan Program Post Graduate Obstetric and Gynecology di Suzhou University, Suzhou, China pada 2014. Lalu Menjadi Dokter Adaptasi di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.

Liputan6.com, Jakarta - Masalah pada organ hati dapat dipicu oleh konsumsi obat tertentu. Kerusakan hati yang disebabkan oleh obat dikenal pula dengan drug-induced liver disease. Obat-obatan yang bisa memicu cedera pada hati mencakup obat resep dan obat bebas.

"Mengonsumsi obat yang tidak lagi dianggap aman atau menggunakan obat tertentu secara berlebihan, seperti Tylenol (acetaminophen), dapat melukai hati Anda. Jika Anda memiliki penyakit liver, mengonsumsi obat-obatan tertentu bisa berisiko," mengutip Verywell Health pada Jumat (1/12/2023)

Seperti diketahui, hati berperan penting dalam memproses nutrisi dan obat-obatan, serta membersihkan darah.

Jika hati tidak berfungsi dengan baik, hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, bahkan mengancam jiwa. Cedera hati akibat obat adalah kerusakan yang terjadi akibat penggunaan obat atau suplemen secara berlebihan.

Penyebab kerusakan hati akibat obat meliputi:

  • Mengonsumsi obat yang membuat hati lebih mungkin rusak
  • Sudah menderita penyakit hati ditambah mengonsumsi obat-obatan yang dapat merusak hati
  • Mengonsumsi obat yang tadinya dianggap aman tapi kini dianggap berbahaya untuk digunakan

Faktor Risiko Cedera Hati Akibat Obat

Risiko cedera hati akibat obat juga semakin tinggi jika ada faktor-faktor berikut:

  • Hepatitis
  • Penyakit celiac
  • Virus Epstein-Barr
  • Virus herpes simpleks
  • Gangguan penggunaan alkohol

Tanda Awal Kerusakan Hati Akibat Obat

Memerhatikan gejala-gejala pada tubuh adalah salah satu cara untuk mengetahui apakah hati mengalami kerusakan akibat pengobatan. Tanda-tanda awal kerusakan hati atau cedera akibat pengobatan termasuk:

  • Sakit perut
  • Demam
  • Diare
  • Urine berwarna gelap
  • Mual dan muntah
  • Kelelahan atau kantuk yang parah
  • Ruam
  • Feses berwarna putih
  • Penyakit kuning, suatu kondisi yang terjadi ketika zat yang disebut bilirubin menumpuk di dalam darah dan menyebabkan kulit dan bagian putih mata tampak kuning.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Komplikasi Kerusakan Hati Akibat Obat

Secara umum, gejala kerusakan hati akibat pengobatan dapat muncul antara lima hari hingga tiga bulan setelah mulai mengonsumsi obat pemicu kerusakan hati.

Tingkat keparahannya pun tergantung pada kondisi masing-masing orang dan jenis obat apa yang dikonsumsi.

Kerusakan hati akibat obat juga dapat menimbulkan komplikasi seperti:

Masalah Filtrasi

Kerusakan hati akibat obat bisa memicu masalah filtrasi atau penyaringan pada hari. Organ ini berfungsi menghilangkan zat-zat yang tidak aman (racun) dari tubuh.

Racun dikeluarkan dari tubuh melalui urine atau feses, atau dipecah menjadi zat yang lebih aman.

"Jika hati tidak bekerja dengan baik, racun ini bisa menumpuk."

Masalah Metabolisme

Selain masalah filtrasi, kerusakan hati akibat obat juga bisa memicu masalah metabolisme.

Hati adalah bagian dari banyak proses metabolisme yang membantu tubuh memproses energi. Jika hati tidak berfungsi, proses-proses ini tidak akan berjalan dengan baik.

Masalah Pembekuan Darah

Hati juga membantu sel darah menggumpal untuk menghentikan pendarahan (pembekuan darah). Seseorang yang tidak memiliki hati yang sehat berisiko mengalami masalah pendarahan.

 

3 dari 3 halaman

Mencegah Kerusakan Hati Akibat Obat

Salah satu tugas hati yang paling penting adalah memecah dan memproses (memetabolisme) obat-obatan.

Namun, obat dan suplemen tertentu berpotensi menyebabkan kerusakan pada sel hati, aliran empedu, atau keduanya.

"Maka dari itu, sebelum mengonsumsi obat, baik obat resep maupun obat bebas, maka sebaiknya konsultasi terlebih dahulu dengan penyedia layanan kesehatan Anda."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.