Sukses

Hari Stroke Sedunia Jatuh Setiap 29 Oktober, Ketahui Gejala hingga Pengobatan Guna Minim Kecacatan

Hari Stroke Sedunia atau World Stroke Day diperingati setiap 29 Oktober. Penting untuk tahu gejala sehingga sesegara mungkin dibawa ke RS demi dapat pengobatan sesegera mungkin.

Liputan6.com, Jakarta Hari Stroke Sedunia atau World Stroke Day setiap tahun diperingati tanggal 29 Oktober. Pada tahun ini tema yang diambil adalah 'Be Greater Than Stroke'.

"Tahun ini, kami memobilisasi komunitas stroke global untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong tindakan mencegah stroke. Ayo terlibat dan tunjukkan bersama bahwa kita bisa lebih hebat dari stroke," seperti mengutip laman resmi World Stroke Day 2023.

Edukasi mengenai stroke memang perlu diketahui masyarakat lantaran data menunjukkan satu dari empat orang di dunia mengalami stroke. Padahal, 90 persen kasus stroke bisa dicegah dengan menekan faktor risiko seperti menjaga tekanan darah, menghindari merokok, serta menjaga pola makan dan rutin berolahraga.

Fakta lainnya, kasus stroke di dunia maupun Indonesia juga terus meningkat. Pertumbuhan kasus ada 2,2 juta per tahun.

"Saat ini diperkirakan dalam setiap tiga detik ada satu pasien stroke baru di dunia," kata dokter spesialis neurologi konsultan, Mohammad Kurniawan saat press briefing Hari Stroke Sedunia 2023 bersama Kementerian Kesehatan.

Tentang Stroke

Stroke adalah permasalahan pada pembuluh darah di otak, bisa karena sumbatan maupun pecah di bagian tersebut.

Gejala stroke itu memang terjadi secara akut atau mendadak. "Kalau gejala stroke itu (terjadi) suddenly, tiba-tiba sekali," kata dokter Sigit Dewanto H., Sp.N, FINS, FINA dari RS Pondok Indah - Puri Indah Jakarta beberapa saat lalu.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Gejala Stroke

Gejala stroke yang diketahui masyarakat adalah pelo dan kelemahan atau kesemutan di salah satu sisi tubuh. Namun, bukan cuma itu.

Berikut selengkapnya gejala stroke yang bisa muncul:

  1. Kelemahan atau rasa kesemutan pada wajah, tangan dan kaki. Biasanya hanya terjadi pada satu sisi tubuh. "Kelemahan atau kesemutan pada wajah, tangan dan kaki, biasanya satu sisi dulu, jadi kanan atau kiri. Kalau kesemutan empat-empatnya, tangan dua, kaki dua, itu bukan stroke. Atau kesemutan tangan saja, itu juga bukan stroke," terang Sigit.
  2. Kebingungan
  3. Kesulitan bicara (pelo) atau sulit memahami pembicaraan
  4. Kesulitan melihat
  5. Kesulitan berjalan atau mengalami gangguan keseimbangan
  6. Pusing berputar
  7. Nyeri kepala hebat. "Menurut literatur pada kasus stroke dideskripsikan sebagai nyeri kepala yang hebat sekali. Yang rasa sakitnya tidak pernah dirasakan sebelumnya oleh pasien, berbeda dengan pusing-pusing yang pernah dirasakan," jelas pakar neurologi lulusan Universitas Diponegoro itu.
  8. Pingsan atau tidak sadar

 

 

3 dari 5 halaman

Ada Gejala Stroke, Segera Bawa ke RS

Bila seseorang memperlihatkan gejala stroke di atas, Sigit menekankan untu segera membawa ke rumah sakit. Sebisa mungkin sebelum empat jam sesudah gejala pertama kali muncul.

Jika tak kunjung dapat penanganan di rumah sakit saat golden period memiliki risiko kecacatan tinggi. 

"Stroke menyebabkan terputusnya asupan oksigen dan nutrisi ke jaringan otak, sehingga jaringan otak menjadi rusak," kata Sigit.

 

4 dari 5 halaman

Dokter Bakal Tegakkan Diagnosis

Pasien yang datang ke rumah sakit dengan gejala mengarah ke stroke, maka dokter akan segera melakukan pemeriksaan. 

Mulai dari melakukan pemeriksaan anamnesis atau menanyakan ke pasien atau keluarga mengenai keluhan yang timbul. Lalum pemeriksaan fisik dan laboratorium.

Guna mengetahui gambaran yagn terjadi pada tubuh diperlukan pemeriksana pencitraan/imaging. Bisa dengan MSCT Brain/MRI Brain dan Digital Subtraction Angiography (DSA).

Setelah diketahui hasilnya, dokter akan melakukan tindakan selanjutnya. 

5 dari 5 halaman

Penanganan Stroke Harus Sesegera Mungkin

Seperti disampaikan di atas, stroke bisa terjadi karena ada sumbatan pada pembuluh darah (stroke iskemik) dan pecah pembuluh darah (stroke hemoragik). Sebagian besar kasus stroke karena sumbatan pembuluh darah (stroke iskemik).

Pada stroke iskemik, pengobatan dilakukan dengan menyumbat pembuluh darah dan membersihkan darh yang menekan sel-sel otak. Sementara itu, pada stroke iskemik, teknologi yang maju memungkinkan pasien bisa mendapatkan penanganan tepat sehingga saat keluar rumah sakit tidak lagi dalam kondisi cacat.

Sigit menerangkan bahwa waktu kedatangan pasien setelah gejala pertama stroke muncul menentukan terapi yang digunakan.

Pertama, pemberian obat untuk 'menghancurkan' sumbatan dengan memasukkan obat trombolitik lewat infus. Tindakan ini memerlukan waktu sekitar satu jam dan bisa dilakukan di UGD. Hal ini dikenal dengan Intra-Vena Thrombolysis.

"Tindakan ini bisa dilakukan asal pasien datang kurang dari 4,5 jam sejak gejala  pertama muncul. Sehingga masih ada harapan masuk rumah sakit dalam kondisi cacat tapi keluar sudah bisa berjalan lagi," kata Sigit.

Kedua, tindakan bernama Intra-Arterial Thrombolysis. Tindakan ini bisa dilakukan ke pasien stroke iskemik yang gejala pertama muncul 4,5 jam hingga enam jam.

Dokter akan memasukkan kateter lalu menyemprotkan obat penghancur sumbatan. Pasien mendapatkan tindakan dengan berbaring di atas meja cathlab selama sekitar satu jam. Namun lama atau sebentar tergantung dari pengalaman dokter.

Ketiga, Mechanical Thrombectomy. Tindakan ini dilakukan bila pasien datang ke rumah sakit lebih dari enam jam dan kurang dari 24 jam setelah gejala pertama stroke muncul.

"Menggunakan kateter untuk menyedot plak-plak yang menyumbat," terang Sigit soal metode Mechanical Thrombectomy.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini