Sukses

Peran Kampung KB di Purworejo dan Semarang Turunkan Angka Stunting

Dengan adanya Kampung KB, kesadaran masyarakat untuk hidup lebih baik, lebih terorganisasi dan terukur semakin menguat.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam percepatan penurunan stunting salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah pembentukkan Kampung KB atau Kampung Keluarga Berkualitas.

Ini adalah program yang diterapkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di beberapa daerah di Indonesia. Di kampung-kampung yang dinobatkan sebagai Kampung KB, edukasi soal kependudukan, stunting, dan kontrasepsi digalakkan.

Dengan adanya Kampung KB, kesadaran masyarakat untuk hidup lebih baik, lebih terorganisasi dan terukur semakin menguat.

Salah satu Kader PKK di Kabupaten Purworejo Ririn Susrini mengatakan bahwa keberadaan Kampung KB membawa berdampak positif. 

Ia menjelaskan dampak positif itu terlihat dengan adanya kegiatan–kegiatan yang lebih terorganisasi dengan baik.

“Bagaimana Kampung KB bisa berperan aktif menurunkan stunting, bermula dari kegiatan yang terorganisasi baik di Kampung KB. Kemudian berdampak pada perubahan pola prilaku masyarakat ke arah yang positif. Baik itu dalam hal pembinaan keluarga balita, ataupun pengawalan remaja dan calon pengantin,” papar Ririn mengutip keterangan pers BKKBN, Kamis (21/9/2023).

Ia menceritakan bagaimana kini aktivitas warga desa menjadi lebih produktif dan aktif ketimbang sebelumnya.

“Aktivitas di Kampung KB Desa Bugel (Purworejo, Jawa Tengah) sudah berjalan meliputi berbagai kegiatan seperti PKK, Posyandu Balita, Posyandu Lansia, Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), bank sampah, kerja bakti, pengajian rutin, sekolah lansia, kelompok tani yang dilaksanakan sebulan sekali,” ungkap Ririn.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kampung KB Berdampak pada Sektor Ekonomi dan Sosial

Berdasar penuturan Kader PKK tersebut, adanya Kampung KB juga berdampak pada sektor ekonomi dan sosial. 

“Di desa kami kegiatan untuk mendukung kesejahteraan keluarga mulai bertambah, meningkat. Misal, kerja bakti rutin yang tidak hanya sekadar membersihkan lingkungan, tetapi ada kegiatan menanam tanaman yang bermanfaat di setiap pekarangan rumah warga,” kata Ririn.

“Dampak ekonominya dengan menanam tanaman tadi, ketika panen kita bisa mengambil hasil dan bisa mencukupi tambahan kebutuhan keluarga,” cerita Ririn di sela kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Kampung KB, Kabupaten Purworejo, Senin 11 September 2023.

3 dari 4 halaman

Meningkatkan Kapasitas Pengelolaan Kampung KB untuk Atasi Stunting

Kini, BKKBN melalui kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Kampung KB, terus berupaya meningkatkan kapasitas pengelolaan Kampung KB terkait Percepatan Penurunan Stunting. Termasuk juga meningkatkan capaian pembentukan Kampung KB dan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).

Terkait kasus stunting, Kabupaten Purworejo, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensinya masih berada di atas rata-rata Jawa Tengah. Dengan prevalensi stunting berada di 21,3 persen. Maka dari itu, kerja bersama masih ditingkatkan untuk mencapai target 14 persen di tahun 2024.

Kampung KB di Semarang

Sementara di Semarang, Kampung KB disulap menjadi ekowisata baru yang disebut Kampung KB Kokolaka. Tempat ini berada di Kelurahan Jatirejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.

Dengan begitu, kampung ini berhasil memaksimalkan potensi wilayahnya dengan menjadi kampung tematik.

Di wilayah RW 01 dikembangkan usaha kolang kaling. Di RW 02 dikembangkan usaha kuliner olahan cabe rawit, RW 3 dengan jahe merahnya, dan RW 4 dengan produksi jambu kristal sebagai produk andalannya.

4 dari 4 halaman

Kegiatan Berbasis Keluarga

Kegiatan yang berbasis keluarga juga rutin diadakan, baik itu Posyandu balita, BKR, Bina Keluarga Lansia (BKL), Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R), dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA).

Dari beragam kegiatan itu, kegiatan BKB mendominasi. Pasalnya, sebesar 84,2 persen atau sejumlah 128 keluarga dari 152 keluarga memiliki balita.

Pola pengasuhan menjadi salah satu penyebab terjadinya stunting. Di saat semua terfokus untuk membenahi gizi yang masuk di 1.000 hari pertama kehidupan beserta langkah preventif lainnya, pola pengasuhan yang salah juga termasuk yang sangat mengambil peran akan terjadinya stunting.

Adanya posyandu, Bina Keluarga dan sederet kegiatan di Kampung KB dapat memberikan bantuan dalam upaya pencegahan. Juga penanggulangan stunting di masyarakat.

Dalam hal air dan sanitasi, Kampung KB Kokolaka mengaturnya dengan adanya selokan jenis terbuka dan tertutup di sisi jalan Kampung KB Kokolaka. Kampung ini juga memiliki sumber pasokan air yang berasal dari Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Dan seluruh Masyarakat di Kampung KB Kokolaka mendapatkan akses air bersih dari Pamsimas yang dikelola Kelurahan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.