Sukses

Pentingnya Pendidikan Bukan Sebatas untuk Cari Kerja tapi Bangun Karakter Manusia

Pendidikan itu tentang berperilaku, menghormati orang lain, dan menjaga integritas.

Liputan6.com, Jakarta Jaringan Pendidikan Semua Murid Semua Guru (SMSG) mengingatkan soal mendesaknya kebutuhan pendidikan karakter dan perilaku, pengembangan soft skills, dan lain-lain.

Untuk mengupas isu ini, sejumlah pemimpin dari ragam sektor berkumpul bersama dalam sesi Ngobrol Publik yang mengangkat fokus “Semua Punya Peran Nyata untuk Pendidikan Indonesia”.

Dalam sesi ini, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyampaikan soal pentingnya memahami esensi pendidikan.

“Pendidikan itu tentang berperilaku, menghormati orang lain, dan menjaga integritas. Oleh karena itu, pendidikan dan budaya memang saling terkait, di mana keduanya dapat membentuk dan menuntun seseorang dalam menjalani kehidupan,” kata Ganjar mengutip keterangan pers, Senin (31/7/2023).

“Saat ini pendidikan terkesan seperti pabrik yang ‘mencetak’ manusia untuk bekerja, dengan dibekali hard skill. Sementara, ada kecerdasan lain yaitu emosional dan spiritual yang juga melengkapi seorang manusia secara utuh, dengan berbekal pendidikan karakter serta penanaman nilai kebudayaan,” tambahnya.

Pentingnya Keinginan Belajar Seumur Hidup

Selaras dengan Ganjar, CEO Nurhayati Subakat Entrepreneurship Institute (NSEI) Salman Subakat, menyatakan pentingnya keinginan belajar seumur hidup.

 “Agar bisa sustain, seseorang harus bekerja dengan hati, karena dalam bekerja ada pembelajaran yang bisa didapatkan. Di dunia pekerjaan, pemimpin yang hebat adalah guru yang baik. Oleh karena itu, perusahaan harus memberikan contoh praktik baik,” kata Salman dalam keterangan yang sama.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kesenjangan Antar Generasi

Salman menambahkan, saat ini tantangan pembelajaran menjadi semakin berat karena terjadi kesenjangan antar generasi.

Generasi muda lebih paham akan permasalahan yang terjadi dibandingkan generasi tua. Namun, tidak bisa terjadi reverse teaching atau pembelajaran terbalik karena generasi tua enggan belajar dari yang muda.

“Begitu pula perusahaan yang tidak dapat belajar dari karyawannya, mereka tidak bisa bertahan lama. Harapan saya, kita dapat menciptakan guru-guru muda serta murid-murid - belajar setiap saat,” kata Salman.

3 dari 4 halaman

Tujuan Akhir Pendidikan Bukan Hanya untuk Penuhi Tuntutan Ekonomi

Masih seputar pendidikan dalam dunia kerja, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Shinta Kamdani turut mengutarakan pandangannya.

Menurutnya, tujuan akhir dari pendidikan bukanlah untuk sekedar memenuhi tuntutan ekonomi semata. Melainkan membangun seorang manusia.

“Oleh karena itu, pendidikan menjadi aspek yang penting, utamanya dalam menumbuhkan kreativitas dan menciptakan inovasi,” ucap Shinta.

Pendidikan juga harus komprehensif, lanjutnya, dan dimulai sejak awal dari lingkungan pertama tempat manusia bertumbuh yaitu dari keluarga.

Meski pada akhirnya dunia pendidikan secara formal perlu menggunakan standar penilaian tertentu untuk mengukur keberhasilan belajar. Hal itu menjadi suatu tugas dan tantangan bagi semua orang untuk dapat menerapkan pendidikan yang telah didapatkan ke dalam pekerjaan masing-masing.

4 dari 4 halaman

Upaya Kemendikbudristek

Sementara, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nadiem Makarim, menyampaikan tentang upaya yang sudah dilakukan Kemendikbud dan pembelajaran pemerintah dalam menangani isu-isu pendidikan.

“Dalam proses belajar, saya justru lebih banyak mendapatkan pembelajaran di luar sekolah. Sehingga melalui program Kampus Merdeka, kami melepaskan mahasiswa/i untuk mendapatkan pembelajaran dari luar lingkungan sekolah,” kata Nadiem.

“Saya sendiri percaya kalau cara terbaik untuk belajar bukanlah hanya dari pakar tapi juga melalui sesi berbagi dengan berbagai pihak. Salah satunya melalui media sosial.”

Namun, Nadiem mengakui masih ada tantangan yang dihadapi, antara lain menganggap pendidikan sebagai beban dan bukan sebagai sebuah proses pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.

“Pemerintah belajar dari hal tersebut dan mencetuskan kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk menjawab isu-isu prioritas di bidang pendidikan.“

“Untuk dapat mencapai hal tersebut, dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Oleh karena itu diperlukan kolaborasi semua pihak untuk memajukan pendidikan Indonesia menjadi lebih baik lagi,” tutup Nadiem.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.