Sukses

Heboh Bocah di Pontianak Alami Penis Terbakar Saat Sunat Laser, Begini Penjelasan Dokter Bedah tentang Metode Khitan Populer Ini

Sebenarnya apa sih sunat laser? Heboh gara-gara kasus penis terbakar pada anak di Pontianak

Liputan6.com, Jakarta - Sunat laser belakangan ini menjadi metode khitan yang viral setelah munculnya kasus seorang anak di Pontianak, Kalimantan Barat, yang mengalami penis terbakar setelah sunat dengan metode laser.

Sempat viral di media sosial pemberitaan mengenai anak berumur 9 tahun di Pontianak diduga menjadi korban malapraktik yang menyebabkan penisnya terbakar saat menjalani sunat laser.

Sebenarnya, peristiwa penis terbakar saat sunat terjadi pada April 2022. Sayangnya, hingga kini tidak jelas nasib proses hukumnya.

Padahal, akibat dari kejadian tersebut, bocah berumur 9 tahun tersebut mengalami kerusakan fisik pada penis, serta lubang saluran berpindah ke bagian bawah.

Sunat Laser Metode Cukup Umum

Insiden ini cukup menyita perhatian dr Mahdian Nur Nasution SpBS dan kalangan tenaga medis lainnya.

Bagaimana tidak? Mahdian, menjelaskan, metode laser ini cukup umum digunakan untuk tindakan sunat atau sirkumsisi.

Penyebab Penis Terbakar Saat Sunat

Dijelaskan Mahdian, penis terbakar merupakan kejadian yang tidak jarang terjadi dan merupakan masalah yang cukup serius.

Kondisi ini tentu akan membuat pasien mengalami beberapa dampak jangka pendek maupun panjang.

"Peristiwa yang dialami seorang anak di Pontianak ini tentunya akan menjadi kekhawatiran bagi setiap orangtua, apalagi jika memiliki niat untuk menyunatkan sang anak dalam waktu dekat," ujar Mahdian dalam keterangan yang diterima Health Liputan6.com pada Selasa 13 Juni 2023.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sunat Laser Itu Seperti Apa Sih?

Lebih lanjut Mahdian, menjelaskan, istilah 'sunat laser' yang beredar di masyarakat Indonesia sebenarnya keliru.

Menurut Mahdian, dalam 'sunat laser' yang digunakan itu sebenarnya adalah alat berupa lempengan logam yang dipanaskan atau disebut sebagi electrocauter. Jadi, kata dia, bukan sinar laser sesungguhnya.

"Karena berupa lempeng logam yang dipanaskan dengan aliran listrik sehingga memang bisa dipakai untuk memotong. Akan tetapi, alat tersebut tidak stabil dan tidak memotong dengan presisi," ujarnya.

"Selain itu, karena mengeluarkan panas dan penggunaannya yang tidak tepat, bisa terjadi risiko luka bakar pada kulit," Mahdian menambahkan.

Dilanjutkannya, jika terjadi luka bakar, bisa menyebabkan pembuluh darah di sekitarnya akan mati. Sehingga akhirnya dengan berjalannya waktu bisa menyebabkan risiko kulitnya yang akan membusuk.

 

3 dari 3 halaman

Begini Sunat Laser Sesungguhnya

Lantas, bagaimana dengan sunat laser yang sesungguhnya?

Mahdian, menjelaskan, teknologi sinar laser yang sesungguhnya telah sejak lama diadaptasi untuk pengobatan medis dan perawatan kecantikan. Gelombang dari sinar laser memiliki panjang tertentu dan disesuaikan dengan keperluan tindakan medis.

"Jadi, kalau mau sunat laser, pertama memang harus benar-benar menggunakan laser medis bukan lempengan logam yang dipanaskan," katanya.

"Kedua, praktisinya harus benar-benar terlatih. Misalnya, untuk mengukur efek potong dari laser itu harus dengan gelombang yang tepat bergantung pada jenis lasernya," ujar Mahdian.

Tugas praktisinya berikutnya adalah harus paham bagaimana suhu penempatannya pada kulit, kemudian frekuensi yang digunakan dan lain-lain.

"Sudah sepatutnya kasus seperti ini membuka mata dan kesadaran kita akan bahaya sunat dengan menggunakan electrocauter ini. Sangat penting bagi para orangtua untuk mencari tahu dulu tentang metode yang cocok dan sesuai dengan kondisi sang anak," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.