Sukses

Pantangan Saat Minum Obat Kemoterapi, Tidak Boleh Digerus Apalagi Dikonsumsi Bareng Pisang

Teknik menggerus dan mengunyah obat bareng dengan pisang tidak boleh diterapkan untuk minum obat kemoterapi oral.

Liputan6.com, Jakarta - Anda mungkin salah satu yang tidak asing dengan teknik minum obat digerus dan dikunyah bareng dengan pisang. Biasanya, beberapa orang akan menggunakan teknik tersebut agar obat bisa lebih mudah ditelan.

Namun, teknik menggerus maupun mengunyah obat bareng dengan pisang tidak boleh diterapkan untuk minum obat kemoterapi oral. Seperti diketahui, saat ini pengobatan kanker dengan kemoterapi sudah ada yang bisa dilakukan oral melalui obat.

Apoteker klinis, Yovita Diane Titisari, M.Sc mengungkapkan bahwa penting untuk tidak menggerus obat sembarangan, apalagi dengan ulekan yang biasa digunakan memasak. Selain itu, mengonsumsi obat kemoterapi bersamaan dengan pisang pun tidak dianjurkan.

"Enggak semua obat kemoterapi oral bisa digerus, karena apa? Nanti efeknya berkurang. Sayang sudah beli mahal-mahal," ujar Yovita saat acara Kampanye 10 Jari Kanker Ovarium bersama AstraZeneca, Cancer Information and Support Center (CISC), dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI ditulis Kamis, (1/6/2023).

"Apalagi kalau makannya pakai pisang, itu juga gak boleh. Kalau gak bisa telan gimana? Tenang, instruksinya bisa dibantu apoteker," sambungnya.

Obat Kemoterapi Tidak Boleh Dibagi

Selain itu, Yovita menegaskan agar jangan sampai pasien kanker mengonsumsi obat kemoterapi yang tidak sesuai dengan resep dari dokternya langsung. Sebab, masih ditemukan ada pasien kanker yang berbagi obat.

"Jangan bagi-bagi obat. Ada ibu-ibu yang kanker payudara, aku sering ketemu baru ada benjolan sudah minum obat sendiri dari teman yang kanker payudara juga. Padahal obat kemoterapi itu sangat-sangat specialized (khusus). Gak boleh berbagi dengan yang lain yang punya kondisi sama," kata Yovita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Obat Kemoterapi Tidak Boleh Dihentikan Mendadak

Lebih lanjut Yovita mengungkapkan bahwa biasanya saat mengonsumsi obat kemoterapi, pasien akan merasakan efek samping tertentu. Yovita pun mengingatkan agar jangan sampai konsumsi obatnya dilakukan tiba-tiba saat muncul efek samping.

"Kalau misal terjadi efek samping, jangan menghentikan sendiri (konsumsinya). Kalau memang sudah gak tahan banget, please dalam satu dua hari kembali lagi ke dokter," kata Yovita.

"Siklus pertama dan kedua kemoterapi memang biasanya paling challenging ceunah kalau kata anak-anak sekarang," tambahnya.

Seperti diketahui, efek samping kemoterapi yang dilakukan dengan meminum obat biasanya akan sama dengan kemoterapi lewat jarum infus. Mengingat khasiatnya memang juga sama.

"Efek sampingnya tetap sama. Panas, mual, muntah, gak enak semua. Makanya kita harus tetap perhatikan, jangan tiba-tiba gak mau minum lagi," ujar Yovita.

3 dari 4 halaman

Hal Lain yang Tidak Boleh Dilakukan

Dalam kesempatan yang sama, Yovita mengungkapkan bahwa caregiver (pengasuh) maupun pasien kankernya tidak boleh memegang obat dengan tangan kosong.

"Kalau bisa caregiver itu enggak megang langsung obatnya. Kalau pasiennya, tentu harus cuci tangan dulu. Harus pakai handscoon (sarung tangan) kalau ada. Kalau enggak ada, ya minimal cuci tangan agar masuk ke tubuh kitanya bersih," ujar Yovita.

Selain itu, dilarang untuk menyentuh apapun usai memegang obat kemoterapi. Sebaiknya, pasien kanker atau siapapun yang memegang obat kemoterapi segera cuci tangan sebelum atau sesudah mengonsumsinya.

"Kalau kata orang Sunda meper-meper. Cuci tangan sebelum dan sesudah," kata Yovita.

4 dari 4 halaman

Aturan Minum Obat Harus Benar-Benar Dipatuhi

Penting pula untuk memerhatikan aturan minum obat kemoterapi yang diberikan. Yovita menjelaskan, obat kemoterapi tidak bisa dikonsumsi asal-asalan, kurang, serta lebih dari anjuran yang disarankan oleh dokter.

Khusus untuk kanker ovarium, menurut Yovita, biasanya obat kemoterapi harus diminum sebanyak dua kali dalam satu hari. 

"Perhatikan aturan minumnya. Dua kali sehari kalau untuk kanker ovarium oral yang ada di Indonesia. Jangan 'Ah biar cepat sembuh (langsung minum banyak)'. Kalau default obat biasa kan tiga kali sehari ya, 'Ah tiga kali saja'. Jangan," ujar Yovita.

"Kadang-kadang kan lupa nih dua kali sehari. Biasa kan (pasien) kanker ovarium ibu-ibu. Pagi sudah riweuh, nyiapin anak. Tiba-tiba siang sekaligus, enggak boleh ya," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.